Anda di halaman 1dari 14

IDENTITAS NASIONAL

Pengertian Identitas Nasional

Sejarah Kelahiran Paham Nasionalisme Indonesia

Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa

Islam dan Nasionalisme

Globalisasi dan Tantangan Identitas Nasional


ARTI KATA :
IDENTITAS : Ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang
atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain
NASIONAL : merupakan identitas yang melekat pada kelompok yang lebih besar
yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama dan
bahasa, ataupun non fisik seperti keinginan dan cita-cita

IDENTITAS NASIONAL : “Manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan


berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-
ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya” (Wibisono Koento,
2005)
MENGAPA SUATU BANGSA MEMBUTUHKAN IDENTITAS NASIONAL?
 Identitas diperlukan dalam interaksi antar Bangsa (baik individu maupun kelompok/negara)
 Identitas nasional sebuah bangsa menentukan status dan peranan bangsa tersebut di
dunia internasional
 Pola interaksi antar identitas dalam suatu masyarakat bangsa menunjukkan struktur sosial
masyarakat tersebut
Muatan Unsur-Unsur
Identitas Nasional
(IN)
Pandangan Hidup DASAR NEGARA
Bangsa Kepribadian
IN Bangsa Filsafat
Pancasila Ideologi
: Negara
NORMA
PERATURAN

RULE OF LAW
Hak dan Kewajiban
WN Demokrasi dan
HAM

Geopolitik Indonesia,
ETIKA Geostrategi
POLITIK ketahanan Indonesia
1. Pola
Prilaku

2. Lambang-Lambang

3. Alat-alat perlengkapan

4. Tujuan yang ingin


dicapai.
UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS
NASIONAL

Bahasa Sejara
h

Agam Kebu-
dayaa
a n
Suku
Bangs
a
Sebagai falsafah
UNSUR FUNDAMENTAL
PANCASILA negara
Sebagai dasar negara
Sebagai ideologi negara
Bender
a
Bahasa
Lambang
Indonesia
Negara

UUD 1945 & UNSUR Lagu


tata INSTRUMENT kebangsaa
perundanganny AL n
a
Pluralisme Bahasa
dalam daerah
suku

Negara
Kepulauan Agam
(archipelag a
o) IDENTITA
S
ALAMIAH
TANTANGAN DI ERA
GLOBALISASI
GLOBALISASI
• GLOBALISASI : adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin
bertambahnya keterkitan antara masyarakat dengan faktor- faktor yang terjadi
akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi modern.
• Istilah globalisasi sering diidentikan dengan :
1. Internasionalisasi, yaitu hubungan antar negara, meluasnya arus perdagangan
dan penanaman modal
2. Liberalisasi, yaitu pencabutan pembatasan- pembatasan pemerintah untuk
membuka ekonomi tanpa pagar (boderless).
3. Universalisasi, yaitu ragam selera atau gaya hidup seperti pakaian, makanan,
kendaraan, di seluruh pelosok penjuru dunia
4. Westernisasi atau Amerikanisasi, yaitu ragam hidup model budaya Barat atau
Amerika
5. De-Teritorialisasi, yaitu perubahan-perubahan geografi dalam perbatasan,
tempat, dan jarak menjadi berubah
Apa yang harus
dilakukan ?
Membangun konsensus nasional
(common platform)
Membangun dialog antar kelompok
agama, etnis, dan kelas sosial
meneguhkan dan mengaktualisasikan
kembali nilai-nilai budaya bangsa
Meningkatkan rasa nasionalisme
dan patriotisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pembentukan Identitas Bersama :
1. PRIMODIAL, yaitu ikatan kekerabatan (darah & keluarga) serta kesamaan
suku bangsa, daerah, bahasa, adat istiadat.
2. SAKRAL, yaitu kesamaan agama yang dipeluk.
3. TOKOH, yaitu kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan
dihormati secara luas oleh masyarakat.

4. SEJARAH, yakni persepsi yang sama tentang asal- usul nenek moyang dan
atau persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu
5. Bhineka Tunggal Ika, yaitu prinsip bersatu dalam perbedaan.
6. Perkembangan Ekonomi,
7. Kelembagaan, yaitu lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti
birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik.
NASIONALISME
Beberapa prinsip umum, terbentuknya nasionalisme (Nurcholis Madjid, 1987) :
1. Kesatuan (unity),
2. Kebebasan (liberty),
3. Kesamaan (equlity),
4. Kepribadian (identity)
5. Prestasi
4 ELEMEN NASIONALISME
1. Semangat ketaan kepada suatu bangsa (semacam patriotisme)
2. Dalam aplikasinya menunjukkan kepada kecondongan untuk mengutamakan
kepentingan bangsa sendiri, khususnya jika kepentingan bangsa itu berlawanan
dengan kepentingan bangsa lain.
3. Sikap yang melihat amat pentingnya penonjolan cirri khusus suatu bangsa. Karena
itu, doktrin yang memandang perlunya kebudayaan bangsa dipertahankan.
4. Nasionalisme adalah teori politik atau teori antropologi yang menekankan bahwa
umat manusia secara alami terbagi-bagi menjadi berbagai bangsa, dan bahwa ada
kriteria yang jelas untuk mengenali suatu bangsa beserta para anggota bangsa itu.
Sejarah Kelahiran Paham Nasionalisme
Indonesia
 Nasionalisme Indonesia muncul dari adanya solidaritas yang tinggi yaitu rasa bahwa
bangsa Indonesia tidak lebih rendah dari bangsa penjajah. Seperti keyakinan bahwa
bangsa Indonesia memiliki peradaban besar yang pernah terjadi di nusantara yaitu
kerajaan Majapahit, Sriwijaya dan kerajaan-kerajaan yang lainnya telah
membuktikan bahwa bangsa Indonesia dahulu mampu bersaing dengan bangsa
asing. Perlu diingat bahwa paham nasionalisme di Indonesia berkembang pertama-
tama di kalangan kaum terdidik Hindia Belanda yang jumlahnya sedikit.
 Golongan terpelajar itu menyadari akan nasib bangsanya sehingga terbentuk
kepribadian, pola pikir dan etos juang yang tinggi untuk membebaskan diri dari
penjajahan yang mana mereka juga sadar bahwa tujuan tersebut tidak hanya
dicapai dalam perjuangan fisik akan tetapi juga perjuangan politik. Memang
nasionalisme di negeri jajahan berbeda dengan nasionalisme dan proses
terbentuknnya negara-bangsa di Eropa yang umumnya didasarkan pada kesamaan
ras atau bahasa.
Islam dan Nasionalisme
 kita bisa menjadi muslim taat, plus seorang nasionalis sejati.Para ilmuwan muslim
memberikan ruh Islam di dalamnya sehingga nasionalisme itu benar-benar dapat selaras
dengan Islam. Sebagaimana Dr. Zaid Abdul Karim dalam bukunya Hubbul Wathan, menulis:
“Nasionalisme adalah tanggung jawab individu terhadap negaranya yang bersesuaian
dengan ajaran Islam”. Definisi ini meniscayakan nasionalisme tidak boleh melampaui ikatan
agama. Dan nasionalisme harus dalam koridor dan bingkai agama . Seperti halnya dalil
dibawah ini :
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu
(saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan
memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh
dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung
halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan;…” (QS. al Baqarah: 84-85)
“Sungguh engkau, Makkah, adalah negeri paling indah dan paling aku cintai. Kalau bukan
karena kaumku mengusirku darimu niscaya aku tidak akan tinggal di tempat lain selainmu” (HR.
Tirmidzi dan al-Hakim).
 Dari beberapa ayat dan hadis di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa kecintaan dan loyalitas
terhadap agama haruslah berada di atas kecintaan dan loyalitas terhadap negara. Tetapi
pada tataran praktis, nasionalisme dan kecintaan terhadap negara tidak hanya selaras
dengan cita-cita agama, bahkan menjadi wujud serta implementasi dari loyalitas dan
kecintaan terhadap agama.

Anda mungkin juga menyukai