Anda di halaman 1dari 60

TEKNIK DASAR

MEMBACA DAN MEMAHAMI


LAPORAN KEUANGAN KOPERASI

Oleh :
Rosalina, SE., MAk
LINGKUP BAHASAN
PENGANTAR
◦ Alasan / pertimbangan
◦ Latar belakang
◦ Manfaat Laporan Keuangan
◦ Pengertian Laporan Keuangan
BENTUK LAPORAN KEUANGAN
◦ Neraca
◦ PHU
◦ Arus Kas
◦ Catatan Atas Laporan Keuangan
ANALISIS RASIO-RASIO KEUANGAN
STUDY KASUS
BAGIAN I

PENGANTAR
A. ALASAN / PERTIMBANGAN
• Banyak pengusaha / badan usaha termasuk koperasi
yang gagal bukan karena tidak cukup modal, tidak
mampu membuat produk berkualitas dan tidak
mampu menciptakan pasar tetapi karena
“Pengurus / pengelola tidak mampu mamahami
dan menyadari kondisi, aspek dan prospek
keuangan perusahaan / koperasinya sehingga tidak
bisa mengendalikan usaha dengan baik dan
melakukan pengembangan usaha yang membabi-
buta”
B. LATAR BELAKANG

1. Anggota umumnya kurang memahami substansi


LK. Koperasi, sehingga banyak yang apriori atau
tidak peduli terhadap kinerja Koperasi dan tidak
mempunyai rasa memiliki
2. Anggota umumnya kurang memahami manfaat LK.
Koperasi, sehingga tidak terjadi keseimbangan
antara hak dan kewajiban,
3. Keputusan dalam RAT kurang berbobot, karena
data yang disajikan dan dibahas hanya yang
bersifat kualitatif,
C. MANFAAT LAPORAN KEUANGAN
1. Manfaat secara umum
- Merupakan sumber informasi keuangan
- Media untuk melakukan analisis keuangan
- Memberi gambaran kondisi dan kemana arah
perusahaan dimasa yang akan datang
- Semua pihak yang memiliki kepentingan
dengan perusahaan harus dapat memahami
bentuk dan arti laporan keuangan, mampu
menggunakan rasio keuangan untuk
mengevaluasi dan mengendalikan perusahaan /
koperasi dan mengamankan investasi
2. Manfaat bagi anggota :
1. dapat mengetahui perubahan (pertumbuhan /
penurunan) aset, kewajiban dan modal
koperasi pada saat tertentu
2. dapat mengetahui pertumbuhan hasil usaha
(SHU) koperasi pada periode tertentu
3. dapat dijadikan alat penilaian kinerja terhadap
pengurus
dpt mengetahui pertumbuhan aset koperasi setiap
periode
4. dapat mengetahui hak dan kewajiban finan sialnya
secara periodik
5. dapat mengetahui kewajiban koperasi, baik
jangka pendek maupun jangka panjang
6. dapat mengetahui pertumbuhan modal
koperasi sebagai bagian dari kekayaan
koperasi.
3. Manfaat bagi Pengurus dan Pengawas
* Dapat mengetahui dan membanding
kondisi / posisi keuangan, kinerja Koperasi
ditinjau dari tingkat rasio-rasio; Likuiditas,
Aktivitas, Solvabilitas dan Profitabilitas, pada
saat tertentu dan tahun sebelumnya
* Dapat digunakan sebagai dasar / alat dalam
mengambil keputusan misalnya untuk
Perencanaan kegiatan organisasi, usaha dan
investasi tahun berikutnya,
* Dapat digunakan sebagai alat pengawasan
dan pengendalian operasional kegiatan
* Dapat dijadikan alat pertanggung jawaban
dalam RA.
* Dapat meningkatkan kepercayaan anggota
pada Pengurus/Pengawas.
4. Manfaat bagi Pemerintah :
- Dapat digunakan sebagai alat
pengawasan dan pengendalian
operasional kegiatan
- Mempermudah memperoleh
penilaian dan reward dari pemerintah
(penilaian kesehatan dan
pemeringkatan)
- Mempermudah pengurusan
regulasi (perijinan),
- Sebagai dasar dalam penetapan pajak
5. Manfaat bagi Kreditor / Investor :
* Dapat digunakan sebagai dasar
penetapan pinjaman,
* Dapat mempermudah penyelesaian
pembayaran angsuran (dari cash flow),
* Sebagai dasar untuk menetapkan
kerjasama usaha.
D. PENGERTIAN LAPORAN
KEUANGAN
• Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk
membuat laporan informasi keuangan
• Laporan keuangan harus disusun berdasarkan
standar akuntansi keuangan (SAK) yang
menetapkan aturan dasar untuk membuat laporan
keuangan
• Laporan keuangan harus memenuhi syarat antara
lain; dapat dipercaya dan diperbandingkan
Pengertian

“Laporan Keuangan adalah suatu pernyataan tertulis yang


menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
badan usaha pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”
(Sofyan Safri, 99).

Menurut Penganalis ;
LK merupakan media yg paling penting untuk menilai
prestasi dan kondisi ekonomis suatu badan usaha.

Dengan demikian maka LK dapat digunakan sebagai dasar


dalam proses pengambilan keputusan investasi.
Kendala Laporan Keuangan ;

1. Masih bersifat historis, sehingga bukan menggunakan


nilai pasar (market value),
2. Penatapan biaya dan pendapatan masih menggunakan
estimasi (taksiran) bukan actualnya.
3. Kebijakan akuntansi sbg dasar penetapan, baik
persediaan, aktiva tetap mapun metode pencatatan
4. Berbasis pada PSAK, berarti harus mengikuti birokrasi.
BAGIAN II

BENTUK LAPORAN KEUANGAN


BENTUK LAPORAN KEUANGAN KOPERASI

1. Neraca
2. Perhitungan Hasil Usaha (PHU)
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan dan
Penjelasan pos-pos neraca
I. NERACA
• Menggambarkan posisi / kondisi keuangan pada
waktu / saat tertentu
• Menggambarkan aset di sisi kiri (D) dan kewajiban
dan modal disisi kanan (K)
• Aset = segala sesuatu yang menjadi milik perusahaan
• Kewajiban = hutang perusahaaan
• Selisih antara aset dengan kewajiban adalah; modal
sendiri atau ekuitas
• Aset – kewajiban = ekuitas
• Aset = kewajiban + ekuitas
A. MENGAPA DISEBUT NERACA
• Kuncinya adalah keseimbangan yaitu : aset =
kewajiban + modal
• Menggunakan prinsip akuntansi dua jalur
(double entry) yaitu : setiap kejadian dalam
kegiatan usaha mempengaruhi dua atau lebih
catatan pembukuan (akun)
• Akun utang dan piutang disebut /
menggunakan akun akrual
B. ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN
DALAM NERACA

1. Aset
Aset lancar (current assets)
• Kas (cash)
• Bank
• Piutang dagang (account receivable)
• Persedian (inventory)
Aset tetap (fixed assets)
Penyusutan (depreciation)
lanjutan
2. Kewajiban (liabilities)
Kewajiban lancar (current liabilities)
• Tabungan Koperasi
• Simpanan Berjangka Koperasi
Utang jangka pendek (short term debt)
Utang dagang (account payable)
Akrual (accrual)
• Dana - dana
Hipotek (mortage)
Utang jangka panjang (long term debt)
3. Modal / ekuitas (net worth)
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Hibah / Donasi
Cadangan
SHU ditahan
Penyertaan
Penyetaraan Anggota Baru dan
anggota keluar
C. NILAI HISTORIS

• Nilai semua transaksi yang tercantum /


tercatat didalam neraca disepakati
sebesar nilai pada saat terjadi transaksi
dengan demikian tidak sama dengan nilai
pasar
• Mencatat seluruh transaksi secara historis
sudah merupakan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
II. PERHITUNGAN HASIL USAHA
• Laporan Perhitungan Hasil Usaha
PHU menunjukan kinerja suatu koperasi
selama jangka waktu tertentu
• Rumusnya adalah :
– (Penghasilan – biaya) = pendapatan
• Laporan PHU dimulai dengan penjualan (sales)
• Akun selanjutnya adalah harga pokok
penjualan (HPP)
Lanjutan PHU
• (Penjualan – HPP) = laba kotor (gross profit) /
disebut juga marjin kotor Yaitu; sejumlah uang
yang tersisa sebelum dikurangi biaya operasi
dan pajak
• Akun selanjutnya adalah biaya-biaya
(expenses) atau biaya operasi (operating
expenses)
• Biaya operasi dapat berupa tunai / kas
maupun akrual
• (Laba kotor – biaya) = pendapatan usaha
(operating income)
Lanjutan PHU
• Terkadang perusahaan / koperasi memiliki
sumber pendapatan bukan berasal dari usaha
pokok. Pendapatan itu disebut; pendapatan
lain-lain (other income)
• Pendapatan ini dicatat terpisah setelah akun
pendapatan usaha
• Pajak pendapatan umumnya dicatat secara
terpisah
• Istilah lain yang artinya sama : pendapatan
(income), laba (profit), penghasilan (earning)
A. ISTILAH-ISTILAH DALAM
LAPORAN PHU
• Penjualan bersih (net sales)
• HPP (cost of goods sold)
• Laba kotor (gross profit)
• Biaya operasi (operating expenses)
• Pendapatan usaha (operating income)
• Pendapatan sebelum pajak (income before
tax)
• Pendapatan bersih (net income) atau (net
profit) atau (net earning)
B. PENDAPATAN TIDAK SELALU SAMA
DENGAN (=) KAS
• Dalam metode akrual, dicatat berdasarkan
barang dikirim kepada pelanggan, HPP dicatat
bersamaan dengan pencatatan penjualan
tanpa memperhatikan apakah sudah dibayar
melalui kas
• Terdapat perbedaan waktu pencatatan antara
kas dan pendapatan.
• Perbedaan waktu ini sangat penting
diperhatikan oleh manajemen
• Uang tunai / kas merupakan “darah
kehidupan” bagi setiap perusahaan.
III. LAPORAN ARUS KAS
• Merupakan alat perencanaan untuk
membantu membuat keputusan di masa Yang
Akan Datang
• Hanya berhubungan dengan aktivitas kas
(masuk dan keluar)
• Dibagi ke dalam 3 jenis aktivitas:
- Operasi
- Investasi
- Pendanaan
Lanjutan
• Penyajian Arus Kas, ada 2 pilihan:
1. Metode Langsung, yaitu: penyajian
dengan mencantumkan angka penerimaan dan
pengeluaran bruto tahun berjalan dengan tahun
lalu.
2. Metode Tidak Langsung, yaitu: penyajian
dengan mencantumkan angka perkembangan
tahun berjalan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
L/R bersih disesuaikan dengan transaksi bukan
kas, penangguhan dan penyusutan
ISTILAH-ISTILAH
DALAM LAPORAN ARUS KAS
• Penjualan Kas (Cash Sales)
• Bunga diterima (interest received)
• Investasi
• Pinjaman uang (loans / borrowed money)
• Persediaan (inventory)
• Biaya operasi (operating expenses)
• Perlengkapan Kantor
• Peralatan
• Pajak Penghasilan (income taxes)
• SHU dibagi
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

• Adalah : laporan yang memperlihatkan


manfaat ekonomi yang diperoleh anggota
koperasi dari pembagian SHU selama satu
tahun tertentu.
• Mengungkapkan informasi tambahan yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang berisi
informasi narasi atau rincian jumlah atau
informasi yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan.
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

• Mengungkapkan dasar penyajian laporan


keuangan dan kebijakan akuntansi yang
digunakan termasuk dasar pengukuran.
• Mengungkapkan informasi yang disyaratkan
oleh SAK ETAP
• Memberikan informasi tambahan yang relevan,
namun tidak disyaratkan SAK ETAP.
• Informasi tentang sumber utama ketidakpastian
estimasi.
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan:


• pernyataan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan SAK ETAP
• ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang
diterapkan
• informasi yang mendukung pos-pos laporan
keuangan, sesuai dengan urutan penyajian
setiap komponen laporan keuangan dan urutan
penyajian pos-pos tersebut.
BAGIAN III

ANALISIS
RASIO-RASIO KEUANGAN
A. PENGERTIAN
“Analisa Laporan Keuangan adalah
menguraikan Pos-pos Laporan Keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil,
yang mempunyai makna antara yang
satu dengan lainnya, baik antara data
kuantitatif maupun non kuantitatif
dengan tujuan mengetahui kondisi
keuangan untuk proses pengambilan
keputusan yang tepat” (Sofyan Safri
Harahap, 1987)
lanjutan
HASIL ANALISIS DAPAT MEMBUKA
PERMASALAHAN :
1. Kesalahan proses akuntansi,
seperti kesalahan pencatatan, Jumlah,
perkiraan, posting maupun kesalahan
jurnal dll.
2. Kesalahan lain yang disengaja,
seperti ; mencatat dengan
harga yang Tidak wajar,
menghilangkan data, dll.
B. MEMAHAMI RASIO KEUANGAN &
PERSENTASE
• Memahami rasio-rasio agak rumit tapi kemampuan
ini sangat penting untuk mengukur perkembangan
usaha dan membandingkannya dengan satu usaha
lain.
• Bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana
jalannya perusahaan tetapi tidak otomatis
menyajikan keputusan melainkan menyajikan
informasi yang dapat digunakan untuk membuat
keputusan dengan lebih baik.
C. LIMA ATURAN DASAR DALAM
RASIO KEUANGAN
• Dalam menentukan persentase, kita harus
mengetahui basisnya
• Pada saat membandingkan suatu bagian dengan
keseluruhannya, bagian keseluruhan tersebut
selalu menjadi basis
• Persentase dapat meningkat lebih dari 100%, tetapi
tidak dapat menurun lebih dari 100%
• Rasio akan hilang makna dan ketepatannya apabila
diperinci terlalu mendetail
• Rasio akan membantu membuat keputusan, namun
tidak membuat keputusan untuk anda.
D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM
MENGGUNAKAN RASIO

• Bersikap obyektif
• Jangan menggunakan angka yang salah
• Jangan menggunakan angka-angka yang tidak
berguna
E. TUJUAN ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas,


2. Dapat menggali informasi yang tidak nampak
(explisit atau implisit),
3. Dapat mengetahui kesalahan,
4. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh
pengambil keputusan, seperti :
* menilai prestasi perusahaan / koperasi,
* memproyeksi keuangan perusahaan,
* menilai kondisi keuangan tertentu : likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas dan activity ratio, leverage
dan analisa cost and profit.
F. ANALISIS NERACA

Meliputi :
• Analisa Ratio ( current ratio, quick ratio, debt
to equity, debt to total aset),
• ROI, ROA, asset turn over, inventory turn over
dan growth analysis.
• Analisa Arus Kas (cash flow analysis);
• Cash in flow, cash out flow dan net cash flow.
a. Ratio Profit Margin :
Perbandingan Pendapatan bersih
dengan total penjualan.
b. ROE (return on equity) atau ROI.
ROE perbandingan antara Laba bersih
dengan Equitynya.
EMPAT JENIS RASIO KEUANGAN
• Rasio Likuiditas
Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio Cepat (Quick ratio)
Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)
• Rasio Profitabilitas
Rasio Tingkat Keuntungan dari Penjualan
Rasio Tingkat Keuntungan dari Aset
Rasio Tingkat Keuntungan dari Investasi
Rasio Efisiensi
Rasio Periode Pengumpulan Rata-rata (Average
Collection Period)
Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset
Turnover)
Rasio Solvabilitas
Rasio Aset atas kewajiban
Rasio Kekayaan bersih atas kewajiban
I. Rasio Lancar (Current Assets Ratio)

• Aset lancar x 100%


Kewajiban Lancar
• Tujuan; mengukur kemampuan melunasi
kewajiban jangka pendek
• Standar Umum: 150% - 200%
• Rasio rendah; tidak mampu melunasi
• Rasio Tinggi; uang tertahan dalam sekuritas
I. Rasio Cepat (Quick Ratio)

• Harta Lancar-Persediaan x 100%


Kewajiban Lancar
• Tujuan: mengukur perputaran kas atau modal
kerja dan memelihara kas agar tetap positif
• Standar umum; 100%
• Rasio rendah; uang tunai sedikit
• Rasio tinggi; rentan terhadap kreditur
I. Rasio Kas

• Kas+Bank+Surat Berharga x 100%


Kewajiban Lancar
• Standar umum: hutang lancar < 80% dan
Hutang jangka panjang <50%
• Rasio rendah; keamanan keuangan jangka
panjang
• Rasio tinggi; menanggung bunga tinggi atas
pinjaman
I. Rasio Perbandingan Modal Kerja atas
Total Harta

• Harta Lancar – Kewajiban Lancar x 100%


Total Harta
* Artinya setiap Rp 1,- total harta
mengandung Rp ...modal kerja bersih
II. Rasio Solvabilitas

• Total Kewajiban x 100%


Total Harta
• Standar umum: -
• Rasio rendah;
• Rasio tinggi; menunjukkan peningkatan dari
resiko pd kreditor
• Catatan: tergantung kepada jenis usaha
II. Rasio Kewajiban Jangka Panjang
atas Modal Sendiri

• Kewajiban Jangka Panjang x 100%


Total Modal Sendiri
• Semakin Kecil rasio ini berarti porsi
pemegang saham akan semakin besar,
sehingga kinerjanya semakin baik
III. Rasio Tingkat keuntungan terhadap aset
(Rentabilitas)

• Laba x 100%
Aset
• Standar Umum; tergantung pada
industrinya
• Rasio rendah; Kinerja buruk
• Rasio tinggi; kinerja baik
• Catatan; rasio ini mudah dipengaruhi
II. Rasio tingkat keuntungan thd modal sendiri

• Laba x 100%
Modal sendiri
• Standar umum: 15%
• Rasio rendah; kinerja manajemen tidak
efisien
• Rasio tinggi; kinerja baik atau sedikit
utang jangka panjang
III. Rasio SHU atas Penjualan

• SHU x 100%
Penjualan
• Standar umum; tergantung pada industrinya
III. Rasio Aktifitas

• Penjualan Bersih x 100%


Harta Lancar – Kewajiban Lancar
• Standar umum; tergantung industri
III. Rasio perputaran aktiva tetap

• Penjualan bersih
Aktiva tetap
• Tujuan: mengukur efektifitas mnj dalam
memperoleh hasil dari invest di AT
• Standar umum; 3 – 5 kali
• Rasio rendah; tidak maksimum
• Rasio tinggi; semakin besar profitabilitas
IV. Rasio Aset atas kewajiban

• Total aset x 100%


Total kewajiban
• Tujuan; mengukur sejauhmana harta dapat
menutup kewajiban
• Standar umum; > 100%
• Rasio rendah;
• Rasio tinggi;
IV. Rasio kekayaan bersih atas kewajiban

• Ekuitas x 100%
Total Kewajiban
• Tujuan; mengukur sejauhmana ekuitas dapat
menutupi kewajiban
• Standar umum; > 100%
• Rasio rendah; biaya bunga tinggi
Lampiran I.2
ILUSTRASI PERHITUNGAN HASIL USAHA
KOPERASI 'XYZ'
PERHITUNGAN HASIL USAHA
Posisi : 31 Desember 20X1 dan 20X0

          
  Uraian 20X1 20X0
           
     
  Penjualan pada anggota xxxxx  
  Penjualan pada non Anggota xxxxx  
  Total Penjualan   xxxxx

  Beban Pokok Penjualan   (xxxx)


  SHU Kotor   xxxxx
  Beban Operasional    
  Beban Usaha xxxxx  

  Beban Perkoperasian xxxxx  


  Total Beban Operasional   (xxxxx)
  SHU Operasional   xxxxx
  Pendapatan dan Beban Lain    
  Pendapatan Lain   xxxxx
  Beban Lain   (xxxxx)
  SHU Sebelum Pajak   xxxxx

  Pajak Penghasilan   (xxxx)


  SHU setelah Pajak   xxxxx
          
BAGIAN IV

STUDY KASUS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai