Anda di halaman 1dari 11

PROSES KEPERAWATAN

KELUARGA

1. JUSRIL SINDRING
2. SRI HASTUTY DOTULONG
3. MELATII DAMOPOLII
4. SHERLY KU’E
1. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

 Proses keperawatan keluarga akan relatif ber
beda pada siapa yang menjadi focus perawat
an. Perbedaan focus tersebut tergantung pad
a keonseptualisasi keluarga dari perawat ters
ebut dalam prakteknya. 
2. PENGKAJIAN KELUARGA

 a. Analisa Tingkat Interaksi


 Wright dan Leahey (1984) menerangkan bahwa
variabel paling penting meningkatkan atau
merintangi perawatan yang berpusat keluarga
adalah bagaimana perawat mengkonseptualisasikan
masalah. Pengetahuan tentang teori keluarga dan
penelitian serta suatu kerangka kerja sistematis
untuk mengkaji dan bekerja dengan keluarga, benar-
benar membantu perawat dalam membuat transisi
dari persfektif familistis.
 b. Penkajian terhadap keluarga
 Mengidentifikasikan dan data sosiologi, lingkungan, struktur dan
fungsi
 c. Pengakajian anggota keluarga
 Secara individu :
 Mental, fisik, emosional, sosial dan spiritual Identifikasi masalah-
masalah keluarga dan individu (diagnosa
 d. Rencana Perawatan :
 Penyusunan tujuan Mengidentifikasikan sumbersumber,
Mendefinisikan pendekatan alternatif Memilih intervesi perawatan
Penyusunan prioritas
 e. Intervensi :
 Implementasi rencana pengarahan Sumber-sumber Evaluasi
Perawatan.
 f. Proses Pengkajian
 Proses pengkajian keperawatan diwarnai dengan pengumpulan
informasi secara terus menerus terhadap arti yang melekat
pada informasi yang sedang dikumpulkan tersebut.
 Pengumpulan data tentang keluarga didapat dari berbagai
sumber, yaitu :
 - Wawancara dengan klien dalam hubungannya dengan
kejadian-kejadian pada waktu lalu dan sekarang.
 - Temuan-temuan yang objektif, missal : observasi terhadap
rumah dan fasiliats-fasilitas yang ada didalamnya .
 - Informasi-informasi yang tertulis maupun lisan dan rujukan,
berbagi lembaga yang menangani keluarga dan anggota tim
lainnya.
 Salah satu peran penting dari perawat
keluarga adalah menjadi partisipan
pengamat dalam keluarga. Sementara
perawat bekerja secara aktif dengan
keluarga, ia juga harus memiliki kemampuan
melangkah mundur dan secara
mengobservasi kondisi dan situasi dirumah.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

 Pada tingkat keluarga, diagnosa keperawatan dapat diturunkan


dari pemakaian salah satu teori tentang keluarga atau
keperawatan.
 - Diagnosa-diagnosa tersebut tidak bersifat teoritis, yang mana
bisa jadi merupakan kakuatan dan kelemahan, tergantung pada
sudut pandang seseorang.
 - Sebagian besar keperawatan yang berorientasi pada keluarga
bersifat sangat luas dan tidak cukup untuk mengarahkan
intervensi.
 - Diagnosa-diagnosa tersebut lebih berorientasi pada penyakit.
 - Daftar yang ada sekarang tidak lengkap dan tidak mencakup
sebagian besar masalah/diagnosa yang potensial dan actual dari
keperawatan keluarga yang dilihat praktis.
4. PERENCANAAN

 a. Penyusunan Tujuan
 Peoses penyusunan tujuan bersama memiliki
efek positip terhadap interaksi keluarga
 Orang nampaknya lebih menentang bila
diberi tahu apa yang harus dilakukan
 Orang yang membuat keputusan cenderung
merasa bertanggung jawab terhadap
mereka.
 b. Membuat pendekatan alternatif dan
mengidentifikasi sumber – sumber
 Sebagaimana digambarkan bahwa sumber –
sumber yang dapat dipakai untuk menangani
kebutuhan – kabutuhan perlu diidentifikasi.
Sumber – sumber itu meliputi kekuatan –
kekuatan yang paling dalam , termasuk
sumber – sumber perawatan diri dari mereka ,
system pendukung dari mereka dan sumber –
sumber bantuan fisik serta komunitas.
 c. Penyusunan prioritas
 Penyusunan prioritas intervensi dalam suatu
perencanan yang bertahap dan terkoordinasi akan
membawa intervensi tersebut kepada
pengimplementasiannya.
 Pengurutan prioritas yang dibuat oleh keluarga
merupakan paling penting dalam penyusunan prioritas
secara bersama. Sejumlah perawat menetapkan
intervensi - intervensi terencana dengan urutan
prioritas rendah , menengah dan utama , dengan yang
termasuk prioritas utama perlu dilaksanakan segera.

Anda mungkin juga menyukai