DIAGNOSTIK KESULITAN
BELAJAR
Disusun oleh:
1. Dina maharani nasution ( A1F017050 )
2. Salsabila aulia umami ( A1F0170 )
Defenisi diagnostik kesulitan belajar
Prosedur diagnostik kesulitan belajar
(c) underachiever;
2) Analytic diagnostic
Pada tahap ini biasanya digunakan tes
diagnositik. Sasarannya, untuk mengetahui
dimana letak kelemahan tersebut.
3) Psychological diagnosis
Pada tahap ini teknik pendekatan dan
instrument yang digunakan antara lain :
a) observasi
b) analisis karya tulis
c) analisis proses dan respons lisan
d) analisis berbagai catatan objektif
e) wawancara
f) pendekatan laboratories dan klinnis
g) studi kasus
Sasaran kegiatan diagnosis pada langkah ini
pada dasrnya ditujukan untuk memahami
karakteristik dan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesulitan.
Sedangkan menurut Ross dan Stanley
(1956:332-341) menggariskan tahapan-
tahapan diagnostic sebagai berikut :
1. Siapa siswa yang mengalami gangguan?
(who are the pupils having trouble?)
2. Dimanakah kelemahan-kelemahan itu
dapat dilokalisasikan? (where are the errors
located?)
3. Mengapa kelemahan-kelemahan itu
terjadi? (why are the errors occur?)
4. Penyembuhan-penyembuhan apakah yang
disarankan? (what remedies are suggested?)
5. Bagaimana kelemahan itu dapat dicegah?
(How can errors be prevented?)
Dari skema tersebut, tampak bahwa keempat
langkah yang pertama dari diagnosis itu
merupakan usaha perbaikan atau
penyembuhan. Sedangkan langkah yang
kelima merupakan usaha pencegahan.
LANGKAH- LANGKAH DIAGNOSTIK
KESULITAN BELAJAR
Sebelum adanya suatu pemecahan masalah
kesulitan belajar, perlu diadakannya identifikasi.
Upaya ini disebut dengan diagnostik. Ada banyak
langkah-langkah diagnostik, salah satunya adalah
prosedur Weerner dan Senf (Syah, 2008:187),
diantaranya: