Anda di halaman 1dari 42

COVID 19:

Gejala Klinis dan Pengobatannya

Fathiyah Isbaniah, Erlina Burhan


Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RSUP
Persahabatan
Definisi Pneumonia

Patogen Penyebab Pneumonia

• Klasifikasi: CAP; HAV; VAP


• Pneumonia dapat menyerang siapa aja:
anak-anak, remaja, dewasa muda dan Salah satunya: Coronavirus
lanjut usia
• lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
Sumber gambar:
- https://i.pinimg.com/236x/7c/10/c8/7c10c8a776e53a6cc5ed4d710c0da622--bronchitis-death.jpg
- https://wittysparks.com/pneumonia-causes-symptoms-treatment/]
- https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pneumonia-atau-bronkopneumonia/15438
Apa itu Coronavirus?
• Coronavirus merupakan virus Zoonotic  transmisi dari hewan
ke manusia
• Coronavirus merupakan RNA virus, bersirkulasi di hewan,
seperti
unta, kucing, dan kelelawar.
• Hewan dengan coronavirus dapat berkembang dan menginfeksi
manusia  kasus MERS dan SARS serta kasus outbreak
saatGambaran mikroskopik 2019-nCoV
ini (2019-nCoV)
• Epidemi dua betacoronavirus  SARS dan MERS  10.000
kasus (tingkat kematian 10 % untuk SARS dan 37% untuk
MERS)
• Kode genetik 2019-nCoV mirip Corona virus SARS-like
Kelelawar, dan mungkin bermutasi sebelum menginfeksi
manusia  setelah diteliti lebih lanjut  mirip coronavirus di ular
(Ular makan kelelawar). Ular di jual di Pasar Tradisional di
Sumber gambar: https://www.gisaid.org/fileadmin/_processed_/csm_betacoronavirus_Wuhan_Jan_2020_a80d7aa623.png
Huanan Wholesale Seafood Market
yang terletak di Wuhan, Hubei, China
Huanan Wholesale Seafood Market
yang terletak di Wuhan, Hubei, China
Lebih 100 varietas hewan, hewan-
hewan tak biasa seperti ular hingga
luwak, dan unggas hidup, serta
mulai dari rubah, musang, hingga
serigala diperjual belikan di pasar
tradisional

menurut Organisasi Kesehatan


Dunia (WHO), musang dianggap
sebagai perantara yang membawa
virus kelelawar yang menular ke
manusia yang berasal dari pasar
basah di Provinsi Guangdong dan
Hong Kong, menyebabkan wabah
sindrom pernapasan akut (SARS)
pada tahun 2002-2003. SARS telah
membunuh 774 orang di seluruh
dunia dan total orang yang terinfeksi
mencapai 8.098
Pneumonia 2019-nCoV
• Laporan kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China
31 • Awalnya per tgl 3 Januari hanya 44 pasien
/12/
19

• Outbreak dicurigai terkait dengan suatu pasar di Wuhan


1/1/20 • The Huanan Seafood wholesale di Wuhan di tutup

• Secara epidemiologi outbreak berkaitan dengan paparan satu pasar di Kota Wuhan
11-
 sampel isolat untuk diidentifikasi mikroorganisme penyebab  tipe baru Coronavirus (10/1/20)
12/1/20 • Transmisi hewan ke manusia

• 15 pekerja medis terinfeksi, 1 pasien dalam kondisi kritis,


 22/1/20 • Tim di China mengonfirmasi virus Wuhan dapat transmisi melalui manusia ke manusia

• Terkonfirmasi kasus terdapat di 29 dari 31 provinsi di China


• Teridentifikasi 15 staff rumah sakit terinfeksi
 Kondis
i • 14 kota di China di karantina
terkini
Tiap jam kasus terus bertambah dan semakin meluas ke berbagai negara
(kasusan > 89. 071, kematian > 3.039, sembuh > 45.064)
Sumber gambar: https://www.marketwatch.com/story/how-the-mysterious-coronavirus-from-china-has-spread-so-quickly-2020-01-21
Kematian terkait Pnemonia nCoV

• Tingkat kematian 2-3%

• Sebagian besar pasien yang meninggal adalah pasien usia tua

dan penyakit penyerta,

• Pasien termuda yang meninggal usia 48 tahun perempuan

dengan memiliki riwayat diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dan

stroke.
Sensitivitas Coronavirus

Coronavirus baru sensitive terhadap pemanasan 56℃ selama


30 menit, 75% alcohol, Disinfektan berisi chlorine, hydrogen
peroxide disinfectant, chloroform dan pelarut lipid dapat secara
efektif menginaktivasi virus.
The Effect of Temperature and Relative
Humidity on The Viability of The SARS
Coronavirus

• Corona virus dapat hidup lebih dari 5 hari pada suhu 22-25°C
dan dengan kelembaban relatif 40- 45 %
• SARS-CoV mati pada suhu 56 ° C dalam 15 menit
• Studi menunjukkan SARS-CoV dapat diinaktivasi oleh sinar
UV
, kondisi basa (pH > 12), atau kondisi asam (pH < 3)
Chan K, Peiris M, Lam S, Poon L, Yuen K, Seto W. The Effect of Temperature and Relative
Humidity on The Viability of The SARS Coronavirus. Advances in Virology 2011 ; 1-7.
• Stabilitas SARS-CoV yang lebih baik pada suhu dan
kelembaban rendah dapat meningkatkan
kemungkinan transmisi pada area subtropics selama
musim semi.
• Sedangkan beberapa negara di Asia seperti Malaysia,
Indonesia, Thailand) memiliki suhu dan kelembaban yang
relatif tinggi.
Patogenesis

Hewan Host
pembawa/ perantara:
natural host: Seperti: the
Kelelawar, civet
musang, (musang
ular luwak):
diduga
pada
Virus masuk ke saluran napasSARS
atas  bereplikasi di sel epitel saluran
napas atas  menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut
terjadi shedding virus dari saluran napas dan virus dapat  di
gastrointestinal
 Respon imun innate dan spesifik
Patogenesis
• Masuknya virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada
dipermukaan virus.
• Protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2
(angiotensin-converting enzyme 2). Sekuens dari RBD (Reseptor-
binding domain) termasuk RBM (receptor-binding motif) pada SARS-
CoV-2 kontak langsung dengan enzim ACE-2
• Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA
genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis
virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi
virus.
Patofisiologi
• Masuknya 2019-nCoV ke dalam sel menginduksi
keluarnya sitokin2
• ditemukan sitokin dalam jumlah tinggi: IL1B, IFNγ,
IP10, dan MCP1 serta kemungkinan
mengaktifkan T-helper-1 (Th1),
• Selain itu, meningkatkan T-helper-2 (Th2)
cytokines (eg, IL4 and IL10) yang mensupresi
inflamasi berbeda dari SARS-CoV
• Pada pasien 2019-nCoV di ICU  ditemukan
GCSF, IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα
konsentrasi lebih tinggi dibandingkan yang
tidak
membutuhkan ICU  cytokine storm
• cytokine storm  berkaitan dengan derajat
keparahan
Penularan CoV
• Tranmisi dari manusia ke manusia:

• Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin

• Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)

• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan ketika

menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan

• Kontaminasi feses

• Masih dalam penelitian

• Terdapat kasus, satu pasien,  “a suspected super-spreader” diduga


telah

menularkan ke 15 staff di satu rumah sakit (serang dokter meninggal)


Triase: Deteksi dan pemisahan pasien SARI curiga infeksi nCoV

Triase: kontak pertama pasien dengan fasyankes, biasanya IGD; kenali SARI dan tatalaksana sesuai prioritas

Infeksi saluran napas akut berat (Severe Acute Respiratory Infection-SARI):

Infeksi saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk; onset dalam 10 hari terakhir dan perlu
perawatan di RS. Tidak adan demam tidak mengeksklusi infeksi virus

Sumber gambar: https://www.worldaware.com/resources/blog/health-and-travel-implications-novel-coronavirus-activity


Pasien dalam pengawasan (1)
1. Seseorang mengalami:
a. Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,

b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,

c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis
Perlu waspada pasien immunocompromised gejala dan tanda tidak jelas.

DAN minimal satu berikut:

a. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai


dengan perkembangan penyakit) dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala; ATAU

b. merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat
pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berat yang tidak diketahui
penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat
bepergian; ATAU
Pasien dalam pengawasan (2)
• Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari
sebelum sakit, memiliki salah satu dari paparan berikut:
• a. Riwayat kontak erat kasus konfirmasi 2019-nCoV; ATAU
• b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang
berhubungan dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit); ATAU
• c. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai
dengan perkembangan penyakit); ATAU
• d. Riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki (demam ≥380C) atau
ada riwayat demam
Negara Terjangkit COVID-19 (Transmisi Lokal)
(Sumber WHO, Update 2 Maret 2020 )

No Nama Negara Kasus Konfirmasi Kematian


1 Cina 78.630 2747
2 Singapura 93 0
3 Jepang 186 3
4 Republik Korea 1766 13
5 Malaysia 22 0
6 Vietnam 16 0
7 Thailand 40 0
8 Amerika Serikat 59 0
9 Jerman 21 0
10 Perancis 18 2
11 UK 13 0
12 Uni Emirat Arab 13 0
13 Australia 23 0
14 Mesir 1 0
15 Iran 141 22
16 Italia 400 12
17 Kanada 11 0
18 Spanyol 12 0
19 Kroasia 3 0
20 Indonesia 2 0
Orang dalam pemantauan
• Seseorang yang mengalami gejala demam/riwayat demam tanpa
pneumonia riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang
terjangkit,
• DAN TIDAK memiliki satu atau lebih riwayat paparan (Riwayat
kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV;
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang
berhubungan dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit),
• Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular
sudah teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit);
r;

Saat ini, istilah suspek dikenal sebagai pasien dalam pengawasan


Sumber: Ditjen Pencegahn dan pengendalian penyakit, Kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV. Jan.2020.kemenkes
Diagnosis laboratorium: Pengumpulan spesimen
Kultur darah
• kultur darah untuk bakteri, idealnya sebelum terapi antibiotik (jangan menunda terapi antibiotik
dengan menunggu kultur darah)

Sampel spesimen saluran napas


• saluran napas atas (nasofaring dan orofaring)
• saluran napas bawah (sputum, aspirat endotrakeal, atau bilasan broncoalveolar)
• KEDUANYA diambil
• tes nCoV oleh RT-PCR
• mungkin hanya mengambil sampel dari saluran napas bawah jika tersedia segera seperti pasien
dengan ventilator

Serologi
• hanya jika RT-PCR tidak tersedia.

Kasus terkonfirmasi nCoV


• Ulangi pengambilan sampel dari saluran napas atas dan bawah untuk petunjuk klirens dari virus.
Frekuensi: 2-4 hari sampai 2 kali hasil negatif dari kedua sampel serta secara klinis perbaikan setidaknya
24 jam. spesimen di ambil sesering mungkin harian bila diperlukan untuk kepentingan PPI.
Kasus probable

Kasus suspek yang diperiksa untuk 2019-
nCoV tetapi inkonklusif (tidak dapat
disimpulkan) atau seseorang dengan hasil
konfirmasi positif pan- coronavirus atau beta
coronavirus

Kasus konfirmasi
• Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan
hasil pemeriksaan laboratorium positif
Kasus terkonfirmasi
• Individu dengan hasil tes 2019-nCoV positif
Kasus dengan onset muncul paling awal di
tempat
berbagaiseperti rumah, sekolah, dan rumah
primer sakit. Onset yang muncul kurang 24 jam dari
kasus primer diganggap sebagai kasus co-
onset
primer

Kasus • kontak yang menjadi kasus dengan onset gejala


24 jam atau lebih setelah onset terakhir dari
sekunder kasus primer dan/atau kasus co-primer

Kasus yang • kasus dengan riwayat perjalanan dari daerah


yang terdampak dalam 14 hari sebelum onset
didapat penyakit
Sindrom klinis berkaitan dengan infeksi nCoV
Uncomplicated Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, nyeri
illness otot. Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal

Pneumonia ringan Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia
berat Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu

Pneumonia berat Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah RR>30x/menit, distress napas berat, SpO2
<90% udara ruangan
Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%; distress
napas berat (co: grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau
minum, penurunan kesadaran, atau kejang; takipneu

ARDS Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps paru,
atau nodul
Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian objektif
seperti echocardigrafi.

Sepsis Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin output
berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling, hasil lab:
koagulopati, trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal atau leukosit abnormal

Syok Sepsis Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan vasopressor untuk
mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT meningkat; vasodilatasi hangat
dengan nadi bounding; takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hiper atau
hipotermia.
Demografik dan Klinis
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV)
Tanda dan gejala yang muncul:
• Demam (98%)
• Batuk (76%)
• Myalgia dan fatique (44%)
• RR>24 (29%)
• Sesak (55%)
• Sakit kepala (8%)
• Diare (3%)
• Dari ke 41 pasien, secara demografik rata rata
usia 49 tahun, tidak ada anak yang terinfeksi,
laki-laki 30 orang dan perempuan 11 orang
• 66% terpapar satu pasar di China
• Semua pasien datang hari ke-7 onset dengan
sesak hari ke-8 dan rata rata hari ke-10 ICU
• Sebaran komorbid terdapat 13 pasien, 8 orang
diabetes, 6 pasien CHF, dan 6 pasien hipertensi
Hasil penunjang (A) CT Toraks
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV) Transversal, laki-
laki 40 tahun,
menunjukkan
multiple lobular
bilateral dan
area
subsegmental
konsolidasi hari ke-
Pada pemeriksaan 15 setelah onset
penunjang: gejala.
- Leukosit dominan
(B) CT Toraks
normal (45%)
transversal,
- Dominan wanita 53 tahun,
neutropenia opasitas ground-
- D-dimer meningkat glass bilateral
dan area
pada pasien yang subsegmental
berat (ICU) konsolidasi, hari
- Procalsitonin ke-8 setelah onset
gejala.
dominan normal
- Laktat dominan (C) Dan bilateral
meningkat ground-glass
- Dari hasil rongten : opacity setelah
12 hari onset
Kedua paru gejala.
terinfeksi (98% atau
40 dari 41 orang)
Tatalaksana dan outcome
(laporan penelitian 41 pasien
pertama Pneumonia nCoV)

- Komplikasi yang muncul ARDS (29%)


 ICU (85%)

- Syok  7%

- Terapi yang diberikan: antibiotik


(100%), antiviral (93%), penggunaan
kortikosteroid (22%; WHO tidak
merekomendasikan)

- Pemakaian ventilator: 5% (2
kasus)

- Prognosis: Dirawat 17%; Pulang


68%,
Meninggal 15%
Implementasi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
• PPI : bagian vital dan terintegrasi dalam managemen klinis pasien dan harus dimulai
dititik pasien masuk ke rumah sakit (IGD)

Standar pencegahan

hand hygiene alat pelindung diri


Pembersihan/perawatan lingkungan
rumah sakit

pencegahan tertusuk jarum


atau benda tajam pencucian dan desinfektan
Sumber gambar: google.com
managemen pembuangan limbah medis peralatan medis
Implementasi PPI (2)
Triase - Masker medis untuk pasien suspek
- Ruang isolasi atau area terpisah
- Jarak minimal 1 meter dari pasien lain
- Ajari etika batuk dan bersin
- Hand hygiene

Pencegahan transmisi - Gunakan masker medis jika bekerja dalam 1-2 meter dari pasien
droplet - Satu ruang khusus atau disatukan dengan etiologi yang sama
- Jika etiologi tidak pasti, satu group pasien dengan diagnosis klinis sama dan risiko epidemiologi sama, dengan
pemisahan spasial
- Gunakan pelindung mata jika menangani pasien dari jarak dekat
- Batasi aktvitas pasien keluar ruangan

Pencegahan kontak Mencegah dari area atau peralatan yang terkontaminasi


- Gunakan APD lengkap, dan lepas jika keluar
- Jika memungkinkan gunakan alat sekali pakai contoh stetoskop, termometer,
- Hindari mengkontaminasi daerah yang tidak secara langsung terkait perawatan pasien seperti gagang pintu
- Ventilasi ruangan adekuat
- Hand Hygiene
- hindari pemindahan pasien

Penerapan pencegahan seperti: suction, intubasi, bronkoskopi, RJP.


airborne ketika - APD lengkap mencakup sarung tangan, jubah, pelindung mata, masker N95
melalkukan prosedur alat - Gunakan ruangan ventilasi tunggal jika memungkinkan , ruangan tekanan negatif,
saluran napas - Hindari keberadaan individu yang tidak dibutuhkan
- Setelah tindakan tatalaksana sesuai dengan tipe ruangannya
Penggunaan Robot
• Satu kasus terdiagnosis di Amerika serikat, Laki-laki 30 tahun
riwayat perjalanan ke Wuhan, ditangani oleh beberapa pekerja
medis dan robot.
• Robot dilengkapi dengan stetoskop memeriksa tanda vital
pasien dan berkomunikasi dengan pasien melalui layar besar.
• Di isolasi brankar khusus namanya “ISOPOD”.

Dokter menggunakan
robot untuk komunikasi
dengan pasien
Gambar: ISOPOD

Sumber gambar: https://edition.cnn.com/2020/01/23/health/us-wuhan-coronavirus-doctor-interview/index.html?utm_medium=social&utm_term=link&utm_content=2020-01-24T07%3A01%3A06&utm_source=twCNN


Terapi dan Monitoring
Isolasi • Semua kasus (ringan-berat)

• Hand hygiene, APD lengkap, Kewaspadaan tertusuk benda


Implementasi PPI tajam, pembersihan alat kesehatan dan lingkungan RS,
waspada pencegahan tindakan saluran napas

Serial foto toraks • Untuk melihat perjalanan atau perkembangan


penyakit

• Target saturasi SpO2≥90% (tidak hamil) ≥92-95% (hamil)


Suplementasi oksigen • Anak dengan tanda kegawatan target SpO2 ≥94%, jika tidak ≥90%
• Sesuai diagnosis klinis, berdasarkan epidemiologi lokal dan
panduan tatalaksana
Antimikroba empiris • Pemberian antibiotik dalam satu jam dari asesmen awal untuk
pasien dengan sepsis
kortikotiroid sistemik tidak • Belum terbukti manfaatnya, cenderung harm, kecuali ada
diberikan rutin untuk tatalaksana indikasi lain
pneumonia virus atau ARDS
Terapi dan Monitoring
Terapi simptomatik • Demam, batuk

Terapi cairan • Terapi cairan konservatif jika tidak ada bukti syok

Ventilasi Mekanis • Bila gagal napas

• Apabila syok sepsis


Penggunaan vasopressor • norepinefrin, epinefrin, vasopresin, dan dopamin

• Perburukan klinis: gagal napas cepat progresif dan


Observasi sepsis, dan penerapan tatalaksana suportif
segera
Pahami kondisi co-morbid • Pemilahan terapi penyakit penyerta.
pasien untuk menyesuaikan
tatalaksana kondisi kritis dan • Komunikasi dengan pasien dan keluarga: prognosis
Pencegahan komplikasi
Hasil antisipasi Intervensi
Mengurangi waktu pemakaian Penggunaan protocol penilaian setiap hari untuk menentukan kesiapan
- ventilasi mekanik invasif bernapas spontan
-
interupsi harian sedasi infus
Mengurangi insiden VAP M- Intubasi oral lebih baik
i- Posisi semi-recumbent
n- Penggunaan system penyedot tertutup
i- Penggunaan sirkuit ventilator baru untuk setiap pasiep
m- Ganti penukar penghangat kelembaban ketika tidak berfungsi setiap 5-7 hari
a
l
Mengurangi insiden s- Penggunaan profilaksis farmakologis (heparin 5000 unitSC 2x sehari); jika
tromboemboli ekontraindikasi gunakan profilaksis mekanik
Mengurangi insiden infeksi d- Pemasangan sesuai SOP standar PPI dan pengingat pencabutan jika tidak
terkait kateter adibutuhkan
Mengurangi insiden ulkus s- Balikkan pasien setiap 2 jam
dekubitus i
b
Mengurangi insiden ulkus e Pemberian nutrisi enteral dini (dalam 24-48 jam sejak masuk RS)
-
peptikum dan perdarahan GI r Pemberian H2RB atau PPI pada pasien dengan risiko GI bleeding
-
Mengurangi insiden kelemahan k- Mobilisasi aktif dini ketika sudah aman dilakukan
terkait ICU e
Tatalaksana spesifik anti-nCoV

• Belum ada!

• Dilaporkan pemakaian obat anti HIV, Chloroquine

• Ada institusi yang memberikan Oseltamivir

• Vaksin belum ada


Vaksin Pneumonia ini , bukan untuk
Coronavirus
• Vaksin Pneumokokus (PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine)
• merek dagang Prevnar®
• kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang
Vaksin PCV13 paling sering menyebabkan penyakit pneumokokus pada manusia.
• Masa perlindungan sekitar 3 tahun.
• Vaksin PCV13 utamanya ditujukan kepada bayi dan anak di bawah usia 2
tahun.
• Vaksin PPSV23 (nama dagang Pneumovax 23®)
• proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus
Vaksin PPSV23 • Vaksin PPSV23 ditujukan kepada kelompok umur yang lebih dewasa. usia
65 tahun ke atas, atau usia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi khusus
• Di negara berkembang, bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib)
merupakan penyebab pneumonia dan radang otak (meningitis) yang utama.
Vaksin Hib • Di Indonesia vaksinasi Hib telah masuk dalam program nasional imunisasi
untuk bayi.

BELUM ADA VAKSIN UNTUK KASUS PNEUMONIA YANG SEDANG OUTBREAK SAAT
INI KARENA DISEBABKAN CORONAVIRUS JENIS BARU.
Pencegahan infeksi novelCoronavirus
bagi pekerja di Pasar jual bahan makanan segar

• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah menangani hewan dan
produk hewan
• Bersihkan dan disinfeksi alat serta tempat kerja sedikitnya sekali
sehari
• Kenakan baju pelindung, sarung tangan dan pelindung wajah ketika
mengolah hewan atau produk hewan segar
• Buka baju pelindung setelah kerja, bersihkan setiap hari dan tinggal
ditempat kerja
• Jauhkan anggota keluarga dari perlengkapan dan sepatu yang belum
dibersihkan
Pencegahan infeksi Coronavirus baru
pengolahan makanan dari Pasar

• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah mengolah hewan


dan produk hewan
• Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
• Hindari kontak dengan hewan sakit dan daging berpenyakit
• Hindari kontak dengan kandang hewan dan limbah air di
pasar
Pencegahan
Menjaga Stamina
Perilaku hidup bersih dan sehat

Makanan sehat bergizi


Perbedaan ANTISEPTIK , ANTIBIOTIK, DAN DISINFEKTAN

ANTISEPTIK : senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat


pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran
mukosa.[1][2]

ANTIBIOTIK : digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh

DISINFEKTAN : digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati, [2]

Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit


karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.[5]

1. Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorgnisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
3. Jain M. 2004. Competition Science Vision. India: Pratiyogita Darpan.
4. Havard CMH. 1990. Black’s Medical Dictionary 36th Edition. USA: Barnes & Noble Books.
5. Kansas State Board of Health. 2008. Annual Report of The State Board of Health of The State of Kansas. USA: BiblioBazaar LLC.
• KLB 2019-nCoV Sebagai isyarat
agar manusia membatasi diri
untuk tidak mengkonsumsi
hewan liar, sebagai pencegahan
penyakit infeksi zoonosis.
谢谢你
Xièxiè nǐ

Anda mungkin juga menyukai