Anda di halaman 1dari 15

DIKROMATOMETR

I
• Dikromatometri adalah titrasi redoks yang
menggunakan senyawa dikromat sebagai
oksidator.

• Dikromatometri termasuk ke dalam titrasi redoks

• Dalam reaksinya terjadi perpindahan elektron


atau perubahan bilangan oksidasi. Seperti yang
diketahui bahwa kemungkinan terjadinya reaksi
redoks dapat dilihat dari 2 hal berikut :

1. Terjadi perubahan bilok (bilangan oksidasi).


2. Bila ada zat reduktor maupun oksidator (dalam hal
ini, kalium dikromat selain berfungsi sebagai bahan
baku juga sebagai oksidator).
KESETIMBANGAN KROMAT(VI)-
DIKROMAT(VI)

•• Ion
  dikromat(VI) yang berwarna jingga, Cr2O72-, sedangkan ion
kromat(VI) yang berwarna kuning, CrO42-.Perubahan antara
keduanya adalah sesuatu hal yang mudah.
• Jika menambahkan asam sulfat encer pada larutan yang
berwarna kuning maka larutan tersebut akan berubah menjadi
berwarna jingga. Dan jika menambahkan natrium hidroksida ke
dalam larutan jingga maka larutan tersebut berubah menjadi
kuning.

• Reaksi kesetimbangan pada pusat interkonversi adalah

2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O


• Jika
  menambahkan ion hidrogen berlebih,
kesetimbangan bergeser ke kanan. Hal ini sesuai
dengan prinsip Le Chatelier.
Adding hydrogen ions foroes the position of
equilibrium to the right.

2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O


• Jika
  menambahkan ion hidroksida, maka ion
hidroksida akan bereaksi dengan ion hidrogen.
Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk
menggantikannya.
Adding hydroxide ions
remove these hydrogen ions

2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O


 
 
 
 
And the equilibrium moves to the left to replace them
Prinsip kristal dikromat
• Pembuatan Larutan Kalium Dikromat 0,1N
Timbang dengan tepat sekitar 4,9g Kalium Dikromat murni yang
sudah dipanaskan dalam oven pada suhu 140 0 – 1500C. Larutkan
sampel dalam air di dalam beker 400ml dan pindahkan larutan
secara kuantitatif ke dalam labu volumetric 1 liter. Encerkan
sampai tanda dan campur baik-baik larutan itu.  

• Standarisasi Larutan Kalium Dikromat 0,1 N Terhadap Besi


Dalam jumlah tertentu larutan besi di asamkan dengan cara
mereduksikan ion besi(III) dengan timah(II) klorida lalu larutan di bilas
ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. sekarang tambahkaan 250ml air, 5ml
asam sulfat pekat, 5ml asan fosfat 85%, dan 8 tetes indicator Natrium
Difenilaminasulfonat atau asam N-Fenilantranilat. Titrasikan perlahan-
lahan dengan larutan dikromat dengan mengaduk labu tersebut
dengan konstan. Larutan menjadi hijau, karena reaksi menghasilkan
ion kromium(III). Bentuk teroksidasi indicator itu berwarna ungu atau
lembayung. Dengan dihampirinya titik akhir, yang ditandai olh warna
ungu sekejap, tambahkan dikromat itu setetes demi setetes sampai
warna berubah secara permanen menjadi ungu. Pada saat TE
mekanisme kawat besi sama dengan mekanisme Kalium Dikromat,
sehingga konsentrasi dapat di hitung.
• Penetapan Besi(II)
Sejumlah larutan yang mengandung besi (II) di asamkan,
kemudian di tetrasi oleh larutan Kalium Dikromat dengan
bantuan indicator Natrium Difenilaminasulfonat sampai
terjadi perubahan warna menjadi biru violet.

• Penetapan Kromium Dalam Suatu Garam Kromium(III)


Dalam jmlah tertentu garam Kromium (III) dioksidasikan oleh
Dikromat dengan bantuan indicator asam N-Fenilantranilat
sampai terjadi perubahan warna menjadi merah violet.

Catatan
• Bobot ekivalen adalah 294, 18/6, atau 49,03.
• Larutan indicator dibuat dengan melarutkan 0,3g garam natrium
dalam 100ml air. Jika digunakan garam barium, larutkan 0,3g
dalam 100ml air panas, tambahkan larutkan natrium sulfat 0,1 M
berlebih, dan biarkan larutan sampai barium sulfat mengendap ,
lalu di saring atau dekantasikan larutan.
Penggunaan Kalium Dikromat

• sebagai agen pengoksidasi pada kimia organic.


Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan
asam sulfat encer biasa digunakan sebagai agen
pengoksidasi pada kimia organik.

• Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan


asam sulfat encer digunakan untuk:
·         Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;
·         Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;
·         Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam
karboksilat;
Keuntungan :

 Kalium dikromat(VI) dapat digunakan sebagai


standar primer. Hal ini berarti bahwa kalium
dikromat(VI) dapat dijadikan sebagai larutan
stabil yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat dan ini tidak terjadi pada kalium
permanganat(VII).
 Kalium dikromat(VI) dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan ion klorida (selama ion
klorida tidak berada pada konsentrasi yang
sangat tinggi).
 kalium dikromat(VI) tidak cukup kuat sebagai
agen pengoksidasi, sehingga tidak akan
mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan
dengan larutan kalium dikromat(VI).
Kerugian :

 Kerugian yang paling utama adalah pada perubahan


warna.

 Larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau


pada saat dimasukkan ke dalam reaksi, dan tidak dapat
dideteksi perubahan warna ketika dituangkan larutan
jingga berlebih pada larutan berwarna hijau yang kuat.

 Dengan larutan kalium dikromat(VI) dapat


menggunakan indikator terpisah, dikenal dengan redox
indicator. Warna berubah melalui kehadiran agen
pengoksidasi.
Berikut beberapa contoh indikator – seperti difenil
sulfonat.
Sampel dan Contoh soal

• Zeolit adalah mineral dari alumina silikat


yang terstuktur 3 dimensi yang berbentuk
tetrahedron (sp3).
• Kandungan Zeolit             :
SiO2 66,49 %

Al2O3 13,44 %

Fe2O3 1,75 %

K2O 1,18 %

TiO2 1,40 %

MgO 1,67 %

CaO 2, 07 %

Na2O 0,87 %
 Data Pengamatan    :
Data Penimbangan Zeolit
Massa Alat + Zat 1,1540 gram

Massa Alat 0,4031 gram

Massa Zat 0,7509 gram

Tabel Titrasi       

Titrasi 1 2
Skala Akhir 3,50 ml 3,50 ml
Skala Awal 0,00 ml 0,00 ml
Volume 3,50 ml 3,50 ml
Warna Titik Akhir Ungu Ungu
• Persamaan Reaksi           :
o 2FeCl3 + SnCl2 --> 2FeCl2 + SnCl4
o SnCl2 + 2HgCl2 --> Hg2Cl2 + SnCl4
o K2Cr2O7 + 7H2SO4 + 6FeSO4 --> Cr2(SO4)3 + 7H2O +
3Fe2(SO4)3
o Fe3+ + H3PO4 --> [Fe(HPO4)]- + 2H+
• Perhitungan  kadar Fe                     

• Mek Fe = mek K2Cr2O7


              = [K2Cr2O7] x volume K2Cr2O7
                  = 0,05 N . 3,50 ml
                = 0,175 mek

• Massa Fe             = mek Fe x BE Fe x pengenceran


                                = 0,175 mek x 56 x 250/25
                               = 98 mg = 0,0980 gram
• % Fe      = massa Fe/massa sample x 100%
                = 0,0098 / 0,7509 x 100%
                = 13,05 %
• % Fe2O3                = Mr Fe2O3 / 2 Ar Fe x %Fe
               = 160 / 112 x 13,05%
           = 18,64 %
Kesimpulan
• K2Cr2O7 adalah zat yang stabil sehingga tidak perlu
perlakuan khusus dalam penyimpanannya.
Dikromatometri adalah analisis titrimetric dengan
menggunakan larutan standar K2Cr2O7 .
K2Cr2O7 bersifat oksidator akan tetapi lebih lemah
dari KMnO4, K2Cr2O7 bhanya bersifat oksidator dalam
suasana asam.

• Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ oleh SnCl2 berlebih,


kelebihan SnCl2 dioksidasi oleh HgCl2 membentuk
SnCl4dan endapan putih Hg2Cl2, lalu Fe2+ dititrasi
dengan K2Cr2O7 standar dengan menggunakan
indicator Na-difenilaminsulfonat sampai TA. Pada saat
Te, mek Fe2+ = mek K2Cr2O7 sehingga kadar Fe Total
dapat dihitung
 
Terimakasih
….

Anda mungkin juga menyukai