IN AGROMEDICINE
PENDAHULUAN
infeksi bakteri, virus, jamur, parasit, protozoa, maupun sengatan
atau gigitan hewan
Zoonosis paling banyak terjadi sekitar 40%
Zoonosis adalah infeksi yang dapat ditransmisikan antara hewan
vertebrata dan manusia
Berdasarkan pejamu utamanya, zoonosis diklasifikasikan menjadi
zooantrophonosis, antrophozoonosis, dan amphixenosis.
Sedangkan, klasifikasi berdasarkan cara utama transmisinya di
antaranya adalah direct zoonosis, cyclozoonosis, metazoonosis,
dan saprozoonosis
Contact
with
animals
and
biopreparat
ion
Biological
hazards
zooanthropon
oses
Zooantrophonosis adalah penyakit zoonosis yang pejamu alamiah dari
agen infeksinya adalah manusia. Hewan vertebrata dapat terinfeksi
dari manusia. Misalnya, peternak yang menderita M. tuberculosis
dapat menularkan penyakitnya ke hewan ternak sapi
Antrophozoonosis adalah penyakit zoonosis yang pejamu alamiah dari
agen infeksinya adalah hewan vertebrata. Misalnya, leptospirosis
utamanya merupakan penyakit pada babi, sapi perah, dan beberapa
spesies satwa liar manusia (kandang yang terkontaminasi)
Amphixenosis adalah penyakit zoonosis, baik pada manusia maupun
hewan vertebrata sama-sama bisa menjadi pejamu alamiah dari agen
infeksi, contoh: oleh stapilokokus, streptokokus, E. coli, salmonela,
dan lain-lain
Direct zoonosis, hanya membutuhkan satu spesies vertebrata
sebagai pejamu untuk menunjang agen infeksius. . Misalnya virus
rabies pada kelelawar, rakun, maupun anjing manusia (luka
bekas gigitan)
Cyclozoonosis adalah penyakit zoonosis yang membutuhkan dua
atau lebih pejamu vertebrata untuk menunjang perkembangan
agen infeksius. Misalnya pada penyakit echinococcosis, pejamu
intermediate (domba, kambing, babi, sapi atau kuda) dlm bentuk
protoscolices manusia (tertelan dari pengolahan daging yang
tidak bakik) maka dapat berkembang menjadi bentuk dewasa dan
menyebabkan penyakit bahkan kematian
ZOONOTIC
DISEASES/ZOONOSES
diseases that can be transmitted from vertebrate animals to
humans
caused by bacteria, protozoa, fungi, viruses, parasites or prions,
which are often part of an animal's natural flora (i.e.,
microorganisms that live in and on the animal) but are able to
cause disease in humans
Transmition:
1. direct contact with animals or their products such as manure or
placenta
2. through consumption of animal products (e.g., raw meat, raw
milk, etc.) or through an animal bite
zoonotic diseases include: Anthrax, Bovine Tuberculosis,
Brucellosis, Cryptosporidiosis, Giardiasis, Hantavirus diseases,
Leptospirosis, Ovine Chlamydiosis, Psittacosis and Rabies
Outbreaks of avian flu (normally produces a mild disease in aquatic
birds), Q fever (a disease common in cattle, sheep and goats), and
certain strains of methicillin-resistant Staphylococcus aureus
(MRSA)
Arboviruses are infectious agents that are transmitted to humans
by arthropods, such as ticks and mosquitos outbreaks zika and
west nile virus
POPULASI RISIKO
petani, peternak, maupun pekerja yang mengolah atau mengepak hasil
tani/ternak.
Populasi pekerja di bidang ternak babi berisiko untuk terkena penyakit
erysipeloid, flu babi, infeksi Streptococcus suis, kecacingan (nematodiasis,
Taenia soleum, Trichinella spiralis), salmonellosis, maupun E. coli.
Populasi pekerja di peternakan sapi perah dan sapi potong memiliki risiko
untuk terkena penyakit brucellosis, sapi gila (Bovine spongiform
encephalopathy), anthrax, leptospirosis, rabies, penyakit gigi dan mulut,
salmonellosis, E. coli, dan kecacingan (Taenia saginata)
Pekerja peternak unggas berisiko untuk terkena penyakit erysipeloid, flu
burung, salmonellosis, E. coli, infeksi virus newcastle, dan kecacingan.1
BAKTERI : ANTHRAX
Etiologi: Bacillus anthracis Pada manusia akan
menyebabkan lesi kulit pada
Dapat mengenai manusia dan tangan dan lengan,lesi berupa
hewan vesikel kecil berkelompok
pecah ulkus yang tidak nyeri
dan mnghitam ditengahnya
Bila kuman terhirup dapat menimbulkan gejala demam menggigil,
nyeri dada, sesak napas, batuk, linu-linu
Bila menginfeksi saluran cerna dapat menyebabkan demam
menggigil, nyeri tenggorokan, nyeri menelan, mual, muntah,
muntah dapat disertai darah, diare maupun diare berdarah, nyeri
perut, maupun perut kembung
Mekanisme transmisi melalui inhalasi maupun konsumsi dari
daging hewan yang terinfeksi dan dimasak kurang matang
Populasi yang berisiko pekerja pada peternakan hewan potong,
dokter hewan, maupun pekerja pemintal bulu domba
TATALAKSANA
antibiotik penisilin dan derivatnya, ciprofloxacin, doksisiklin,
maupun dari golongan flurokuinolon.
Pada infeksi sisemik yang berat dibutuhkan kombinasi antibiotik
intravena yang bersifat bakterisidal dan antimikroba penghambat
sintesis protein
Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi hewan, pemakaian
alat pelindung diri selama berkontak dengan hewan sakit,
melakukan penguburan terhadap hewan-hewan terinfeksi yang
mati, dan vaksinasi pada pekerja yang berisiko
BRUCELLOSIS
Etiologi: E coli
Pada manusia dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan
(gastroenteritis), dapat menginfeksi luka terbuka atau abses, dan
sistitis
Reservoir utama dapat hewan, manusia, maupun hewan dan
manusia, tergantung strain bakteri
Mekanisme transmisi secara direct zoonosis maupun tidak
langsung terhadap hewan terinfeksi dan limbahnya. Dapat melalui
rute tertelan via kontak tangan dan mulut ataupun konsumsi
makanan yang terkontaminasi
Populasi berisiko pada peternak terutama peternak ungags
. Pengobatan dengan antibiotik neomisin, chloromycetin, maupun
gentamisin
Pencegahan dengan peningkatan sanitasi lingkungan, mencegah
overpopulasi (padat) ternak, serta personal hygine
ERYSIPELOID