Anda di halaman 1dari 41

TUGAS KELOMPOK

PERPINDAHAN KALOR
[MEKANISME DAN PERHITUNGAN HEAT EXCHANGER]

Kelompok 7

Adam Haikal Sahadewo ( 1806199335 )


Anggia Pratita Harianto ( 1806148385 )
Felix ( 1806199801 )
Iva Ayu Ardiyanti ( 1806199575 )
Raihan Abdan Syakuran ( 1806199354 )
NO.1

Bagaimana mekanisme pertukaran kalor yang terjadi di


dalam sebuah alat penukar kalor?
Jawab
Pada dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor adalah memindahkan
panas dari dua fluida pada temperature yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung.

• Secara Kontak Langsung (Direct Contact Exchange)


Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding diantara kedua fluida. Contoh :
aliran pada 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur) seperti gas-
liquid, partikel padat – kombinasi fluida.
• Kontak Tidak Langsung
Fluida panas tidak berhubungan langsung (indirect contact) dengan fluida dingin, jadi perpindahan
panasnya itu mempunyai media perantara seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnya.
NO.2

Jelaskan bagian-bagian penting dari sebuah unit APK!


Jawab
• Tabung
Tabung digunakan untuk mentransfer cairan, dan mungkin
merupakan komponen terpenting penukar panas. Sebagian besar
penukar panas memiliki diameter tabung 5/8 inci, 3/4 inci atau 1 inci.
Pabrik yang ingin mencapai penurunan tekanan yang lebih rendah
mungkin menggunakan tabung dengan diameter lebih besar. Beberapa
tabung memiliki sisipan yang dikenal sebagai twisted tapes. Twisted tapes
dipasang untuk meningkatkan perpindahan panas saat cairan dalam
kondisi aliran laminar.
• Front and rear headers
Front and rear headers adalah tempat cairan masuk dan meninggalkan tabung.
Cairan memasuki header depan, kadang-kadang dikenal sebagai header stasioner,
dan kemudian meninggalkan penukar kalor melalui header belakang sebelum
masuk kembali ke header depan untuk melewati beberapa tabung lainnya.
• Transfer Line Exchangers (TLX)
Transfer Line Exchangers (TLX) digunakan untuk mendinginkan gas yang
sangat panas dengan sangat cepat. Desain TLX akan tergantung pada pengaturan
tabung di penukar panas, tetapi semua membutuhkan desain khusus untuk
memenuhi kebutuhan proses secara efisien. TLX terhubung ke outlet koil radiasi
dan membutuhkan insulasi internal untuk area yang terpapar gas panas tetapi
tidak didinginkan oleh air.
• The air cooling system
Sistem pendingin udara dalam penukar panas terdiri dari kipas sirip,
kondensor, dan pendingin. Kipas sirip dirancang untuk meniup ke tabung panas
agar secara efektif membuatnya tetap dingin. Kondensor mendinginkan zat
sampai berubah menjadi cairan dari gas. Pendingin menggunakan air sebagai
media pendingin dan menjaga suhu air cukup rendah untuk mendinginkan
peralatan tanpa membekukan air.
NO.3

Jelaskan pula jenis-jenis APK dan karakteristiknya yang


anda ketahui!
Jawab
• Double pipe heat exchanger
Counterflow (aliran berlawanan) maupun aliran paralel dapat digunakan dalam
jenis penukar kalor ini, dengan fluida panas atau dingin menempati ruang annular
dan fluida lain menempati ruang di dalam pipa bagian dalam. Double pipe heat
exchanger yang berukuran kecil juga dapat berbentuk melingkar.
Alat pemanas ini dapat dibuat dari pipa yang panjang dan dihubungkan satu
sama lain hingga membentuk U. Double pipe heat exchanger merupakan alat yang
cocok dikondisikan untuk aliran dengan laju aliran yang kecil (Geankoplis, 1983).
A Cold fluit in

B A’

Hot fluit out

Cold fluit out B’

Gambar 1. Aliran double pipe heat exchanger

Gambar 2. Hairpin heat exchanger


(source : Kern, “Process Heat Transfer”, 1983)
Gambar 3. Double-pipe heat exchangers in
series.

Gambar 4. Double-pipe heat exchangers in series–parallel


Keuntungan • Penggunaan longitudinal tinned tubes akan
penggunaan mengakibatkan suatu heat exchanger untuk
shell sides fluids yang mempunyai suatu low
double pipe heat transfer coefficient.
heat exchanger • Counter current flow mengakibatkan
penurunan kebutuhan surface area permukaan
untuk service yang mempunyai suatu
temperature cross.
• Potensi kebutuhan untuk ekspansi joint adalah
dihapuskan dalam kaitan dengan konstruksi
pipa-U.
• Konstruksi sederhana dalam penggantian
tabung dan pembersihan.
Kerugian • Desain penutup memerlukan gasket
penggunaan khusus
double pipe
heat exchanger
• Shell and tube heat exchanger
Shell and tube heat exchanger adalah jenis penukar panas yang banyak
digunakan dalam industri proses kimia. Shell and tube heat exchanger biasanya
digunakan dalam kondisi tekanan relatif tinggi. Dengan fluida mengalir di bagian
dalam tabung, sedangkan fluida lainnya dipaksa melalui shell dan melewati bagian
luar tabung. Untuk memastikan bahwa fluida yang berada di luar shell akan
mengalir melintasi tabung dan dengan demikian menginduksi perpindahan panas
yang lebih tinggi, baffle ditempatkan dalam shell. Shell and tube heat exchanger
juga sering dipakai di bidang bioteknologi.
Gambar 5. shell and tube heat exchanger

Gambar 6. shell and tube heat exchanger


Keuntungan dari shell and tube:
• Konfigurasi yang dibuat akan memberikan luas permukaan yang besar dengan bentuk atau volume yang
kecil.
• Mempunyai lay-out mekanik yang baik, bentuknya cukup baik untuk operasi bertekanan.
• Menggunakan teknik fabrikasi yang sudah mapan (well-astablished).
• Dapat dibuat dengan berbagai jenis material, dimana dapat dipilih jenis material yang digunakan sesuai
dengan temperatur dan tekanan operasi.
• Mudah membersihkannya.
• Prosedur perencanaannya sudah mapan (well-astablished).
• Konstruksinya sederhana, pemakaian ruangan relatif kecil.
• Pengoperasiannya tidak berbelit-belit, sangat mudah dimengerti (diketahui oleh para operator yang berlatar
belakang pendidikan rendah).
• Konstruksinya dapat dipisah-pisah satu sama lain, tidak merupakan satu kesatuan yang utuh, sehingga
pengangkutannya relatif gampang
Kerugian dari shell and tube:
Kerugian penggunaan shell and tube heat exchanger adalah semakin besar jumlah
lewatan maka semakin banyak panas yang diserap tetapi semakin sulit
perawatannya.
• Cross flow heat exchanger
Cross flow heat exchanger umumnya digunakan dalam aplikasi pemanasan dan
pendinginan udara atau gas. Dimana gas dapat dipaksa melintasi bundel tabung,
sementara fluida lain digunakan di dalam tabung sebagi pemanas atau pendingin.
Dalam penukar kalor ini, gas yang mengalir melintasi tabung disebut sebagai mixed
stream, sedangkan fluida dalam tabung disebut unmixed stream. Gas bercampur
karena dapat bergerak dengan bebas di penukar karena pertukaran panas. Fluida
lainnya terbatas pada saluran tubular terpisah saat berada di dalam penukar sehingga
tidak dapat bercampur dengan dirinya sendiri selama proses perpindahan panas.
Terdapat jenis cross flow heat exchanger lainnya, yaitu cross flow heat exchanger
yang menggunakan bundel tabung bersirip. Dalam hal ini gas mengalir melintasi
bundel tabung bersirip dan dengan demikian tidak tercampur karena terkurung dalam
saluran terpisah antara sirip saat melewati penukar. Penukar kalor jenis ini biasanya
digunakan dalam aplikasi pendinginan udara
Gambar 8. Cross-flow heat exchanger, both fluids unmixed.
Gambar 7. Cross-flow heat exchanger, one fluid mixed
and one unmixed.
Plate type Plate type heat exchanger terdiri dari bahan

heat konduktif tinggi seperti stainless steel atau


tembaga. Plate dibuat dengan design khusus
exchanger dimana tekstur permukaan plate saling
berpotongan satu sama lain dan membentuk
ruang sempit antara dua plate yang berdekatan.
Jika menggabungkan plate-plate menjadi
seperti berlapis-lapis, susunan plate-plate
tersebut tertekan dan bersama-sama
membentuk saluran alir untuk fluida. Area total
untuk perpindahan panas tergantung pada
jumlah plate yang dipasang bersama-sama.
Gambar 9. Plate type heat exchanger dengan aliran countercurrent
NO.4

Jelaskan salah satu jenis APK yang diaplikasikan di industry


(sebutkan jenis industrinya)!
Heat Exchanger Applications in
Industry
Biodiesel Plants
• Biodiesel is made from vegetable oils, such as soybean,
sunflower or palm oil or from animal fats, by a chemical
reaction with methanol. Heat exchangers are used in various
process stages for pre-heating, glycerine heater and cooler,
and in the methanol distillation, as economizers.
All welded construction of the XPS - Plate & Shell heat
exchangers is recommended for high temperatures or
pressures, or if chemical attack of ingredients excludes the
use of plate and frame heat exchangers with gaskets. XPS
Example:
High pressure - oil heater (Plate and Shell)units are currently operating as methanol - condenseors or
max. 120 bar, 300 ° C, multi-pass on both sides feed / effluent heat exchanger.
Bioethanol plants
• Bioethanol is produced by the fermentation of sugars, such
as sugar beat or cane, hydrolysed starch from cereals, or
cellulose. Heat exchangers are used in bioethanol plants as
mash heaters, reboilers, overhead condensers or as
economizers in distillation columns and heat recovery.
XPS - Plate & Shell heat exchangers are operating as
condensers, for condensing ethanol vapor after
distiallation or ethanol cooling.
Ethanol condenser (Plate and Shell)
to 200 ° C, -1 to 10 bar
XPT - Thermo Plate heat exchanger can be used as heating
plates in flooded reboilers to concentrate mash.
Starch production and
processing
• Starch is mainly produced from maize, wheat, potatoes and
cassava. After crushing and washing the raw material, heat
exchangers are used for heating and cooling starch solutions for
saccharifion of the starch, evaporatoring for concentrating the
hydrolyzed starch, or for cooling of concentrates.
XPT - Thermo Plate heat exchangers are used, if the product
contains solids, as with shredded raw materials, or if the product
is highly viscous, such as concentrates.
XPS - Plate & Shell heat exchangers are utlised for cleaner
media, such as pre-heating of process water, cooling of products
Thermal oil cooling in a plant or heat transfer fluids and for condensing exhaust steam.
for the production of sorbitol
(sugar alcohol)
Paper & pulp production
• Pulp is obtained from plant fibers, wood is shredded and in a
cooking process in reactors, chemically macerated, forming
pulp. For papermaking, the pulp is mixed with preheated
water. During the production process recycled white water is
preheated again for further use.
XPT - Thermo Plate heat exchangers have free flow channels
and can be used for heating the fibrous white water without
clogging.
XPS - Plate & Shell heat exchangers are used to heat up
Process water heater in a pulp mill
water for the milling process or in paper production.
Sugar production

• Sugar is produced from sugar beet or cane. The crushed raw


material is mixed with hot water to extract the sugar. The raw
juice is then concdentrated by evaporation, increasing the sugar
content before crystalisation. Heat exchangers are also used for
pasteurization, cooling syrup or heat recovery.
XPT - Thermo Plate heat exchangers are used in direct contact
with sugar solutions. Their design allows a good cleanability as
well good surface temperature control to avoid burning the
product.
XPS - Plate & Shell heat exchangers are often used as a steam-
Steam heater for heating process
water in a sugar factory heated preheaters of process water.
NO.5

Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kinerja


dari suatu APK? Mengapa luas area dan penurunan tekanan
terjadi pada APK diangap sebagai parameter penting?
1. Heat Transfer Efficiency
Heat Exchanger memiliki working fluid di dalamnya, dimana membutuhkan kapasitas
panas yang tinggi untuk memindahkan kalor antar satu fluid ke yang lain (applied
fluid). Working fluid di dalamnya kemudian ditambahkan partikel nano untuk
meningkatkan kapasitas thermal, sehingga disebut nanofluids. Heat transfer
efficiency dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, yaitu :
a. Specific heat capacity : memiliki hubungan berbanding terbalik konsentrasi
partikel-partikel yang terkandung di dalam nanofluids.
b. Viskositas working fluid : kemampuan memompa dan pressure drop dipengaruhi
oleh viskositas, karena viskositas membentuk resistansi terhadap sheer stress.
c. Thermal conductivity : kondiktivitas termal nanofluid lebih tinggi daripada base
working fluid, penambahan partikel pun dapat mengubah sifat termal nanofluid.
2. Koefisien overall perpindahan panas (U).
Menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida
dingin dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan proses
konduksi dan konveksi. Perhitungan koefisien overall melibatkan luas penampang
dan pressure drop, sehingga kedua faktor memiliki pengaruh yang besar terhadap
kinerja heat exchanger.
3. Fouling Factor (Rf,i & Rf,o )
Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di
permukaan heat exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk
permukaan heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pergerakan,
korosi, polimerisasi dan proses biologi. Maka fouling factor merupakan angka
yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang terbawa fluida yang
mengalir didalam heat exchanger.

untuk Undefined Shell and


Tube HE
4. Penurunan Tekanan (Pressure Drop)
Untuk menjaga pressure drop dan pumping power tetap rendah namun
dengan laju alir kalor sesuai yang diinginkan, luas area heat exchanger harus
diperbesar. Namun, untuk memperbesar ukuran masih banyak hal yang
dipertimbangkan, seperti biaya yang dikeluarkan. Maka dari itu, pressure drop
dan luas permukaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi kinerja
heat exchanger.
NO.6

Jelaskan hal-hal apa saja yang menentukan besarnya


nilai koefisien perpindahan kalor konveksi pada suatu
APK!
Jawab
Koefisien kalor konveksi atau yang biasa disimbolkan dengan huruf “h”, dapat
didapatkan menggunakan rumus :

Dimana:
• Nu : bil. Nusselt
• k : koefisien perpindahan kalor konduksi
• d : diameter penampang Alat Penukar Kalor
Bilangan Nusselt (Nu)
Berdasarkan bilangan Reynold yang telah dikalkulasi, akan dapat dapat ditentukan jenis aliran (laminar/turbulen).
• Untuk aliran laminar dalam dapat digunakan rumus:

• Untuk aliran turbulen digunakan rumus:

Dimana:
• D atau d : adalah diameter penampang dari tube (APK)
• Re : bilangan Reynold
• L : panjang dari tube (APK)
• Pr : bilangan Prandtl
Bilangan Prandtl (Pr) Bilangan Reynold (Re)

Dimana: Dimana:
• Cp : panas spesifik • v : laju alir fluida 
• λ : koef perpindahan panas konduksi • 𝛒 : densitas fluida
• 𝛍 : viskositas fluida • 𝛍 : viskositas fluida

Sehingga :
• Nilai koefisien kalor konveksi berbanding lurus dengan koefisien termal konduksi dan bilangan
Nusselt, semakin besar nilai kedua variabel tersebut maka semakin besar pula nilai koefisien kalor
konveksi.
• Nilai koefisien kalor konveksi berbanding terbalik dengan besar diameter penampang, dimana
semakin besar diameter maka semakin kecil nilai koefisien kalor konveksi.
Kesimpulan
Properti dan Suhu Fluida
Sifat-sifat fisik fluida mempengaruhi kemampuan perpindahan panasnya yang tergambarkan dalam
bilangan Re dan Pr.
Bentuk Geometris Heat Exchanger
Bentuk geometri suatu heat exchanger berperan dalam menentukan persamaan bilangan Nusselt
yang akan digunakan untuk menghitung koefisien konveksi.
Laju Alir Fluida
Laju alir fluida akan mempengaruhi nilai bilangan Re pada perpindahan panas.
Jenis Aliran
Jenis aliran mempengaruhi persamaan bilangan Nusselt yang digunakan dalam perhitungan.
Referensi

• Allan, D. Kraus. 1981. Heat Transfer Fundamental. Ohio: University of Akren.


• Coulson, JM. 1983. Chemical Engineering Volume 6. New York: Pergamon Press.
• Foust. 1980. Principles of Unit Operation. 2nd edition. New York: John Willey and Sons, Inc.
• Geankoplis, JC. 1983. Transport and Unit Operation. 2nd edition. Massachusset: Allyn and Brown, Inc.
• Holman, JP. 2010. Heat Transfer. 10th edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
• Holman, J. (2010). Heat transfer. Boston: McGraw Hill Higher Education.
• Incropera, F., Dewitt, D., Bergman, T. and Lavine, A. (2007). Fundamentals of Heat and Mass
Transfer. 6th ed. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.
Bukti Diskusi
Kelompok 7
PK 02

Anda mungkin juga menyukai