Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 3 (A 2017 1)

M. Arif Munadhil 1711110328


Rosa Prestika S 1711110468
M. Yunus 1711110995
Roza Misalia 1711110333
Novia Agustina M 1711110305
Sefti Akhwi Fanni 1711110873
Nurul Amirah 1711110372
Selvira Eviskha 1711110342
Nurul Azizah 1711110553
Siska Erni W.L1711110495
Oka Fatmanita1711110471
Siti Jamariah 1711110285
Rina Suprayanti 1711110272
Definisi
• Syok
Syok
merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat organ-organ vital. Syok
merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan
tindakan segera dan intensif untuk menyelamatkan jiwa klien
(BPPPKMN, 2010). Syok adalah suatu keadaan disebabkan
gangguan sirkulasi darah kedalam jaringan sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak
mampu mengeluarkan hasil metabolisme.
• Syok adalah sindroma yang ditandai dengan keadaan umum yang
lemah, pucat, kulit yang dingin dan basah, denyut nadi meningkat,
vena perifer yang tak tampak, tekanan darah menurun, produksi
urine menurun dan kesadaran menurun. Tekanan darah sistolik
lazimnya kurang dari 90 mmHg atau menurun dari 50 mmHg
dibawah tekanan darah semula.
Klasifikasi Syok
1. Syok Hipovolemik
2. Syok Hemoragik
3. Syok Anafilaktik (Shock Anafilactic)
4. Syok Septik
5. Syok Kardiogenik
1. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merujuk keada suatu keadaan di mana terjadi
kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple
organ failure akibat perfusi yang tidak adekuat. Syok hipovolemik ini
paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok
hemoragik).
Penyebab
• Dehidrasi karena berbagai sebab (muntah, diare yang
sering/frekuensi, peritonitis)
• Luka bakar (grade II-III & luas luka bakar >30%)
• Perdarahan (trauma dengan perdarahan, non-trauma (perdarahan
post partum / HPP massif, KET-kehamilan ekstra-uterina
terganggu)).
 Diagnosa
• Perubahan perfusi perifer: Ekstremitas: dingin, basah dan pucat,
Capillary refill time memanjang > 2 detik
• Tachikardia
• Pada keadaan lanjut: Takipneu, Penurunan tekanan darah,
Penurunan produksi urine dan Tampak pucat, lemah, apatis,
kesadaran menurun
Tindakan
• Pemasangan 2 jalur intravena dengan jarum besar dan berikan
infus cairan kristaloid, pada perdarahan diberikan sejumlah
kristaloid melebihi yang hilang.
2. Syok Hemoragik
Perdarahan dalam jumlah besar, melebihi 15 % volume darah yang beredar, akan
menyebabkan perubahan-perubahan fungsi tubuh seseorang. Makin banyak perdarahan,
makin berat kerusakan yang terjadi, maka makin besar risiko untuk meninggal. Perdarahan
yang banyak mengakibatkan syok. Makin berat syok yang terjadi dan makin lama syok
berlangsung, makin besar risiko mati. Satu jam pertama masa syok sering disebut “The
Golden Hour”. Dalam periode ini time Saving Is Life Saving. Pertolongan harus cepat
diberikan, yakni menghentikan sumber perdarahan dan mengganti kehilangan voleume
darah. Hipoksia sampai dengan anoksia di jaringan akibat syok menyebabkan kematian sel
jaringan. Jika sel mati mencapai jumlah kritis (Critical Mass Of Cell), maka akan terjadi
gagal organ dan kematian.
Perdarahan Menyebabkan :
• Kehilangan voleume intravaskuler sehingga aliran (perfusi darah dan jumlah oksigen
jaringan menurun
• Kehilangan eritrosit dan hemoglobin sehingga kapasitas transport oksigen per unit
volume darah menurun Tubuh memiliki Estimated Blood Volume (jumlah darah yang
beredar) 65-75 ml/kg, untuk mempermudah dibuat rata-rata EBV ; 70 ml/kg. jika
kehilangan darah 15 ml/kg (20% EBV), terjadilah perubahan hemodinamik.
3. Syok Anafilaktik (Shock Anafilactic)
Syok Anafilaktik (Shock Anafilactic) adalah reaksi anafilaksis yang disertai
hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Reaksi Anafilaktoid adalah
suatu reaksi anafilaksis yang terjadi tanpa melibatkan antigen-antibodi
kompleks. Karena kemiripan gejala dan tanda biasanya diterapi sebagai
anafilaksis. Penyebab dari syock anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi
ketika pasien yang sebelumnya sudah membentuk anti bodi terhadap benda
asing (anti gen) mengalami reaksi anti gen- anti bodi sistemik.

4. Syok septik
Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf dan disebabkan oleh
infeksi yang menyebar luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan
melakukan praktik pengendalian infeksi, melakukan teknijk aseptik yang
cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang jarinan nekrotik,
pemeliharaan dan pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan
secara menyeluruh.Penyebabnya adalah mikroorganisme penyebab syok
septik adalah bakteri gram negatif. Ketika mikroorganisme menyerang
jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu respon imun. Respon imun
ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi yang mempunyai
berbagai efek yang mengarah pada syok. Peningkatan permeabilitas kapiler,
pada perembesan cairan dari kapiler dan vasodilatasi adalah dua efek tersebut.
Gejala umumnya berupa demam, berkeringat, sakit kepala, nyeri otot.
5. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang
mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Syok yang
disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti pada infark miokard atau
obstruksi mekanik jantung; manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit
dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. Penyebabnya dapat terjadi
pada keadaan seperti Kontusio jantung, Tamponade jantung dan Tension
pneumothoraks. Pada versi lain pembagian jenis syok, ada yang membagi bahwa syock
kardiogenik hanya untuk gangguan yang disebabkan karena gangguan pada fungsi
myocard. Missal : decomp cordis, trauma langsung pada jantung, kontusio jantung.
Tamponad jantung dan tension pneumothoraks dikelompokkan dalam syok
obstructive (syok karena obstruksi mekanik).
ETIOLOGI

• Perdarahan (syok hipovelemik)


• Dehidrasi (syok hipovelemik)
• Serangan jantung (syok kardiogenik)
• Gagal jantung (syok kardiogenik)
• Trauma atau cedera berat
• Infeksi (syok septik)
• Reaksi alergi (syok anafilaktik)
• Cedera tulang belakang (syok neurogenik)
• Sindroma syok toksik.
 
MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda syok adalah :
• Kilit dingin,
• pucat, dan vena kulit koleps
• Takhikardi.
• Hipotensi
• Oliguria

Tanda– tanda syok secara umum adalah :


• Sistem kardiovaskuler
• Sistem respirasi
• Sistem saluran cerna
• Sistem saluran kemih
Patofisiologi
KOMPLIKASI

• Kegagalan multi organ.


• Sindrom distress pernapasan dewasa.
• DIC (Koagulasi intravascular diseminata)
• Terjadinya gangguan ginjal
DERAJAT SYOK
1. Syok ringan
Penurunan perfusi pada jaringan dan organ non vital seperti kulit, lemak, otot
rangka. Jaringan ini relatif dapat hidup lebih lama dengan perfusi rendah,
tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap (irreversible). Kesadaran
tidak terganggu, produksi urine normal/sedikit, asidosis metabolik tidak ada
atau ringan.

2. Syok sedang
Perfusi jaringan ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus,
ginjal). Organ-organ ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama
seperti pada lemak, kulit, otot. Pada keadaan ini terdapat oliguri < 0,5 ml/kg
BB/jam dan asisdosis metabolik. Kesadaran relatif masik baik.

3. Syok berat
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok
mulai beraksi untuk menyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok
lanjut terjadi vasokontriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi oliguri dan
syok berat, gangguan kesadaran, dan tanda-tanda hipoksia jantung (EKG
abnormal, curah jantung menurun).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. GDA
2. Elektrolit serum
3. JDL
4. Pemeriksaan koagulasi seperti PT dan PTT
5. EKG
6. Sinar X dada
PENCEGAHAN

1. Pencegahan syok kardiogemik


• Gaya hidup
• Mengendalikan panyakit-penyakit yang meningkatkan risiko
penyakit jantung seperti hipertensi, diabetes, kolestrol
• Obat-obatan : pengunaan obat-obatan seperti statin, statin merupakan
obat yang digunakan untuk menurunkan kolestrol. Selain statin ada
juga aspirin, aspirin digunakan untuk mencegah bahkan orang yang
belum pernah tetapi memiliki resiko yang tinggi penyakit jantung.
• Defibrilator dimana ini merupakan alat tanam dibawah kulit dan
berhubungan dengan jantung untuk mendeteksi aritmia faral dan
kemudian mengirimkan kejutan listrik untuk mendepolarisasi massa
penting pada otot jantung
2. Pencegahan Syok Hipovolemik
• Menghentikan perdarahan yang terjadi.
• Mengonsumsi cairan yang cukup.
• Dilakukan pemasangan infus untuk menggantikan cairan yang keluar.
• Menghindari terjadinya luka bakar.
• Minum air putih minimal 2 hingga 3 liter per hari

3. Pencegahan syok anafilaktik


• Pemberian obat harus benar-benar atas indikasi yang kuat dan tepat
• Individu yang mempunyai riwayat penyakit asma dan orang yang mempunyai riwayat
alergi terhadap banyak obat, mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kemungkinan
terjadinya syok anafilaktik.
• Penting menyadari bahwa tes kulit negatif, pada umumnya penderita dapat mentoleransi
pemberian obat-obat tersebut, tetapi tidak berarti pasti penderita tidak akan mengalami
reaksi anafilaktik. Orang dengan tes kulit negatif dan mempunyai riwayat alergi positif
mempunyai kemungkinan reaksi sebesar 1–3% dibandingkan dengan kemungkinan
terjadinya reaksi 60%, bila tes kulit positif.
• Yang paling utama adalah harus selalu tersedia obat penawar untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya reaksi anafilaktik atau anafilaktoid serta adanya alat-alat bantu
resusitasi kegawatan.
PENATALAKSANAAN
1. Airway dan Breathing
Bertujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2) dengan
mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 – 100 %, dengan cara :
• Jaga dan pertahankan jalan nafas tetap bebas
• Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7 mmHg
• Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan bila ada sekresi.
• Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas
(Gudel/oropharingeal airway).
• Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa
sungkup (Ambu bag) atau ETT.

2. Pertahankan Sirkulasi
Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi,
tekanan darah, warna kulit, isi vena, dan produksi urin.
3. Letakkan pasien dalan “posisi syok” yaitu mengangkat kedua tungkai
lebih tinggi dari jantung
4. Bila pasien syok karena perdarahan, lakukan penghentian sumber
perdarahan yang tampak dari luar dengan melakukan penekanan, di atas
sumber perdarahan (Mansjoer, 2000).
PENATALAKSANAAN SYOK BERDASARKAN
JENISNYA

1. Penatalaksanaan Syok Anafilaktik


a. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi
dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha
memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah.
b. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru.
• Airway (membuka jalan napas)
• Breathing support, segera memberikan bantuan napas
buatan bila tidak ada tanda-tanda bernapas
• Circulation support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri
besar (a. karotis, atau a. femoralis), segera lakukan kompresi
jantung luar.
2. Penatalaksanaan Syok Hipovolemik
a. Mempertahankan Suhu Tubuh Suhu tubuh dipertahankan dengan memakaikan selimut pada
penderita untuk mencegah kedinginan dan mencegah kehilangan panas. Jangan sekali-kali
memanaskan tubuh penderita karena akan sangat berbahaya.
b. Pemberian Cairan
• Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-mual, muntah, atau
kejang karena bahaya terjadinya aspirasi cairan ke dalam paru.
• Jangan memberi minum kepada penderita yang akan dioperasi atau dibius dan yang mendapat
trauma pada perut serta kepala (otak).
• Penderita hanya boleh minum bila penderita sadar betul dan tidak ada indikasi kontra.
Pemberian minum harus dihentikan bila penderita menjadi mual atau muntah.
• Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan pertama dalam
melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan volume intravaskuler, volume interstitial,
dan intra sel. Cairan plasma atau pengganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan
onkotik intravaskuler.
• Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang dengan jumlah cairan
yang hilang.
• Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian cairan yang berlebihan.
• Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian cairan berlebihan yang akan
membebani jantung. Harus diperhatikan oksigenasi darah dan tindakan untuk menghilangkan
nyeri.
 Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan ketat, mengingat pada syok septik
biasanya terdapat gangguan organ majemuk (Multiple Organ Disfunction).
3. Penatalaksanaan Syok Neurogenik
a. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).
b. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya dengan
menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi dan
hipotensi yang berat, penggunaan endotracheal tube dan ventilator
mekanik sangat dianjurkan. Langkah ini untuk menghindari pemasangan
endotracheal yang darurat jika terjadi distres respirasi yang berulang.
Ventilator mekanik juga dapat menolong menstabilkan hemodinamik
dengan menurunkan penggunaan oksigen dari otot-otot respirasi.
c. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan
resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
sebaiknya diberikan per infus secara cepat 250-500 cc bolus dengan
pengawasan yang cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan
urin output untuk menilai respon terhadap terapi.
d. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-
obat vasoaktif (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada
perdarahan seperti ruptur lien)
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian primer
 Airway
 Breathing
 Circulation
 Disability
b. Pengkajian sekunder
 Identitas pasien
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan terdahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien syok antara lain:
a. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke
volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
b. Perfusi jaringan tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen,
penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi,
gangguan transport O2, gangguan aliran arteri dan vena
c. Defisit Volume Cairan Berhubungan dengan:Kehilangan volume
cairan secara aktif, Kegagalan mekanisme pengaturan.
d. Gangguan pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru
e. Asietas / takut berhubungan dengan ancaman biologis yang aktu
al atau potensial
3. Intervensi

Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kolaborasi

Penurunan curah jantung b/d NOC : NIC :


gangguan
- Cardiac Pump effectiveness - Evaluasi adanya nyeri dada
irama jantung, stroke volume, pre load - Circulation Status - Catat adanya disritmia jantung
- Vital Sign Status - Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
dan afterload, kontraktilitas jantung.
- Tissue perfusion: perifer - Monitor status pernafasan
  - Monitor balance cairan
 
- Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
Setelah dilakukan asuhan
DO/DS: antiaritmia
- Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
Selama......penurunan kardiak
- Aritmia, takikardia,
Kelelahan
bradikardia
output klien teratasi dengan kriteria hasil: - Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
- Palpitasi, oedem
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Kelelahan - Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
- Peningkatan/penurunan JVP darah, Nadi,respirasi)
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
- Distensi vena jugularis - Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
aktivitas
- Kulit dingin dan lembab kelelahan
- Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
- Penurunan denyut nadi perifer - Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Oliguria, kaplari refill lambat ada asites
- Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Nafas pendek/ sesak nafas - Tidak ada penurunan kesadaran
- Monitor sianosis
- Perubahan warna kulit - AGD dalam batas normal
- Monitor adanya tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
- Batuk, bunyi jantung S3/S4 - Tidak ada distensi vena leher
peningkatan sistolik
- Kecemasan - Warna kulit normal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai