Anda di halaman 1dari 36

TRIGGER CASE

BENIGN PROSTAT
HIPERPLASIA (BPH)

Christ, Jenadi, Rendy, Tita


IDENTITAS
 Nama :Tn. S
 Umur : 60 tahun
 Alamat : Cicaheum
 Pekerjaan : Sopir
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 MRS tanggal : 16-10-2016
a
n
a
Keluhan • BAK tidak
m
n utama lancar
e
s
i
s
Keluhan
• Kencing
Tambaha tidak
n
lampias
RPS Pasien mengatakan susah BAK
sejak 3 bln SMRS, dan terkadang
terasa nyeri saat BAK, Pasien
merasa tidak puas sesaat setelah
BAK dan BAK masih menetes.
Pasien juga mengeluh sering BAK
pada malam hari ( 7x/malam).
Pada saat Pasien BAK tiba-tiba
aliran urin terhenti dan kemudian
mengalir kembali, aliran urin tidak
kuat (lemah). Warna urin kuning
pekat, pasien sempat berobat di
puskesmas dan dipasangkan
selang kencing dan kencing
pasien menjadi lancar. Puskesman
menyarankan untuk berobat di RS
untuk tindakan lebih lanjut.
• Riwayat trauma disangkal
• Riwayat operasi sebelumnya disangkal

RPD •

Riwayat
Riwayat
HT disangkal
DM disangkal

• Anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang


sama disangkal

RPK
• Anggota keluarga yang menderita penyakit darah
tinggi disangkal
• Anggota keluarga yang menderita kencing manis
disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5
 Vital Sign
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Respirasi : 18 x/menit
 Suhu : 36,50 C
• Dalam batas normal
Status
generalis

• Inspeksi : Datar, darm


contour tidak ada, darm
steifung tidak ada,
venektasi tidak ada
Status lokalis • Palpasi :Tidak terdapat
(Regio nyeri tekan dan VU
tidak teraba penuh
Abdomen) • Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Terdengar
bising usus dan normal
Rectal toucher
• Teraba pembesaran prostat, Konsistensi
kenyal, permukaan rata tidak bernodul,
batas atas tidak dapat diraba, sulkus
medianus prostat teraba rata, ukuran lobus
dektra prostat ± 4cm, ukuran lobus sinistra 3
cm
• Sarung tangan : Feses tidak ada, darah tidak
ada, lendir tidak ada
IPSS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
  Hasil Nilai rujukan
Darah Lengkap :    
WBC 6,06 uL 4,30 uL
RBC 4,32 uL 4,00 – 5,50 uL
Hb 13,4 gr/ dl 12 - 16 gr/d
LED 8 mm/hour 0 – 15
HbsAg Non reaktif -  

Kimia Klinik    
Glukosa Sewaktu 95 mg/dl <180 mg/dl
Ureum 23,5 mg/dl 20-40 mg/dl
Creatinin 0,72 mg/dl 0,9-1,3mg/dl
SGOT 25,2 uL 0,0 _41,0 uL
SGPT 18,6 Ul 0,0 – 4,00 g/dl
PSA 3 ng/ml 0,0 – 4,5 ng/ml
USG
DIAGNOSIS KERJA

Suspek Benign Prostat


Hiperplasia (BPH)
TINJAUN PUSTAKA
PENDAHULUAN
 Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
Pembesaran prostat yang sering pada pria yang telah
lanjut usia.
 Prevalence
 20% in men aged 41–50
 50% in men aged 51–60
 >90% in men older than 80.
ANATOMI KELENJAR
PROSTAT
 Kelenjar prostat
adalah organ padat
yang mengelilingi
urethra antara
vesica urinaria dan
diaphragma
urogenitale
Prostat terdiri dari
jaringan ikat fibrosa,
otot polos, dan
kelenjar.
 Ukuran lebar lebih
besar dari pada
panjang, yaitu 4 cm
x 3 cm x 2,5 cm
dengan berat 20 gr
Prostat terdiri dari 5 lobus : McNeal (1972)
Lobus anterior  Zona Perifer
Lobus posterior  Zona sentral
Lobus lateral sinistra et  Zona transisitional
dextra  Zona preprostatik
Lobus median sfingter
 Zona anterior
VASKULARISASI PROSTAT
 arteri vesical inferior dan arteri rectalis media (arteri
haemorrhoidales)
 Plexus venosus prostatica di depan bergabung
vena dorsalis profunda penis. Vena-vena ini ke
belakang menuju perbatasan prostat dengan vesica
urinaria dan bergabung dengan sejumlah vena
vesicalis, berlanjut menuju ke belakang, terletak
sebelah lateral vesical seminalis dan di bawah
ureter, dan berakhir di vena iliaca interna.
 Pembuluh limfe berakhir pada kelenjar limfe iliaca
internal dan sacral
FISIOLOGI KELENJAR
PROSTAT
 Menghasilkan cairan yang kental, seperti susu, basa,
mengandung asam sitrat, kalsium, asam fosfat, fruktosa, zinc,
enzim, dan prostaglandin.
 Mempertahankan motilitas dan fertilitas spermatozoa.
 Mempersiapkan cervix untuk menerima sperma dengan cara
sedikit dilatasi dan membuat suasana menjadi basa yang
sangat penting untuk fertilisasi
DEFINISI….
 BPHBenign Prostate Hypertrofia (BPH)sebenarnya
adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral
prostat mengalami hiperplasia yang akan
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan
menjadi simpai bedah
PATOFISIOLOGI

Dekompens kompens
asi asi
GAMBARAN KLINIS
(GEJALA)

Voiding Storage
Hesistency Frequency

Poor stream Nokturia

Intermittency Urgency

Terminal Disuria
dribbling

Sensation of
incomplete bladder
emptying
PEMERIKSAAN FISIK
 Digital Rectal Eamination (DRE) atau pemeriksaan
colok dubur dapat memberikan gambaran tentang
keadaan tonus spingter ani, reflek bulbo
cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain
seperti benjolan pada di dalam rektum dan tentu
saja teraba prostat.
 Pada perabaan prostat harus diperhatikan:
 a. Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat
konsistensinya kenyal)
 b. Simetris/ asimetris
 c. Adakah nodul pada prostate
 d. Apakah batas atas dapat diraba
 e. Sulcus medianus prostate
 Colok dubur pada hiperplasia prostat
menunjukkan konsistensi prostat
kenyal seperti meraba ujung hidung,
lobus kanan dan kiri simetris dan tidak
didapatkan nodul.
 Sedangkan pada carcinoma prostat,
konsistensi prostat keras dan atau
teraba nodul dan diantara lobus prostat
tidak simetris.
3. Pemeriksaan pencitraan
2. Pemeriksaan
laboratorium a.Foto polos abdomen
(BNO)
b.Pielografi Intravena (IVP)
a. Darah :
 Ureum dan Kreatinins c.Sistogram retrograd
 Elektrolit d.Transrektal Ultrasonografi
 Blood urea nitrogen (TRUS)
 Prostate Specific Antigen e.MRI atau CT (jarang
(PSA) dilakukan)
 Gula darah

b. Urin :
 Kultur urin + sensitifitas
test
 Urinalisis dan pemeriksaan
mikroskopik
 Sedimen
IPSS
Anamnesis
 gejala
Storage dan
Voiding

Pemeriksaa
IPSS n fisik 
colok dubur

Diagnosi
s

Pemeriksaa
Pemeriksaa
n
n
laboratoriu
pencitraan
m
 USG
komplikasi ?
TERAPI
 Tujuan terapi :
 Memperbaiki keluhan miksi
 Meningkatkan kualitas hidup
 Mengurangi obstruksi infravesika
 Mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal
 Mengurangi volume residu urine setelah miksi
 Mencegah progresifitas penyakit
TERAPI
 Watchful Waiting (observasi)

Watchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan


ringan (skor IPSS <7).
1. Pasien diberi nasihat agar mengurangi minum setelah
makan malam agar mengurangi nokturia.
2.  Mengurangi kopi.
3. Melarang minum minuman alkohol agar tidak terlalu sering
buang air kecil. Penderita dianjurkan untuk kontrol setiap
tiga bulan untuk diperiksa: skoring, uroflowmetri, dan
TRUS.
4.  Bila terjadi kemunduran, segera diambil tindakan
TERAPI MEDIKAMENTOSA
 Penghambat adrenergik a-1
 Penghambat enzim 5a reduktase
 Kombinasi penghambat adrenergik a- 1 dan penghambat enzim 5a
reduktase
TINDAKAN PEMBEDAHAN
 Operatif
 Prostatektomi terbuka
 Trans urethral resection of the prostate (TURP)
TRANS URETHRAL RESECTION
(TUR)
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.iaui.or.id/ast/file/bph.pdf
2. Kirby RS, Christmas TJ. Benign prostatic hyperplasia, 2nd edition. Mosby Int, 1997.
3. Mansjoer A, Suprahaita, Wardhani. 2000. Pembesaran Prostat Jinak. Dalam: Kapita
selekta Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta ; 329-344.
4. Mulyono, A. 1995. Pengobatan BPH Pada Masa Kini. Dalam : Pembesaran Prostat Jinak.
Yayasan penerbit IDI, Jakarta ; 40-48.5.
5. Purnomo, Basuki B. Dasar – Dasar Urologi. Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto.
6. Rahardjo, J. 1996. Prostat Hipertropi. Dalam : Kumpulan Ilmu Bedah. Binarupa aksara,
Jakarta ; 161-703.
7. Ramon P, Setiono, Rona,Buku Ilmu Bedah, Fakultas KedokteranUniversitas Padjajaran ;
2002: 203-75.
8. Sabiston, David. Sabiston : Buku Ajar Bedah. Alih bahasa : Petrus. Timan. EGC. 1994.
9. Sjafei, M. 1995. Diagnosis Pembesaran Prostat Jinak. Dalam : Pembesaran Prostat Jinak.
Yayasan Penerbit IDI, Jakarta ; 6-17
10. Sjamsuhidajat R, De Jong W. 1997. Tumor Prostat. Dalam: Buku ajar Ilmu Bedah, EGC,
Jakarta, 1997; 1058-64.
11. Umbas, R. 1995. Patofisiologi dan Patogenesis Pembesaran Prostat Jinak. Yayasan
penerbit IDI, Jakarta ; 1-52.

Anda mungkin juga menyukai