Anda di halaman 1dari 50

D

I KLINIS
A
G
N ROENTGENOLOGIS
O
S LABORATORIS
A
diagnosa klinis penyakit periodontal

pemeriksaan kesehatan umum


pemeriksaan kesehatan rongga mulu

bau mulut mukosaradiografik deposit


kondisi umum riwayat medis
jar. period.kel. limfe gigi-gigi

fisiologis karies
penyakit sistemik
plak dan kalkulus vitalitas
perilaku gingiva
terapi dental stain
kebiasaan galpasi dan supurasi
obat2an malposisi
emosi poket migrasi
penggunaan indeks oklusi
kontak proksimal
wasting diseases
kegoyangan gigi
trauma oklusi
perawatan gigi
kebiasaan
cara menjaga OH
Pemeriksaan gigi-gigi
Karies
Vitalitas
Dental stain
Malposisi
Migrasi
Oklusi
Kontak proksimal
Wasting diseases
Kegoyangan gigi
Trauma from occlusion
Sensitifitas
Perawatan gigi yg sedang dijalani
Kebiasaan
Cara menjaga kebersihan mulut
ruang pulpa

jaringan pulpa
non-vital plak

periodontal space

vitalitas
dental stain
malposisi
migrasi
gigi goyang
trauma
pada gingiva
migrasi
protrusi

akibat palatal bite

oklusi
dak ada kontak proksi
proks
er
os
i/
at
ris
i
abrasi
egoyangan gig

bakteri (plak) periodontitis kehilangan gigi


gingivitis kegoyangan gigi
cara memeriksa kegoyangan gigi
Traum
from
occlusion
normal trauma
sensitifitas
perawatan gigi
yang sedang dijalani
restoration

overhanging restoration

gingival inflammation

bone loss
kebiasaa
ara menjaga kebersihan mulu
pemeriksaan jaringan periodontal

plak dan kalkulus


gingiva
palpasi dan supurasi
poket
penggunaan indeks periodontal
sonde

supragingiva

subgingiva

pemeriksaan plak dan kalkulus dengan sonde


kalkulus supragingiva
gingiva normal

pemeriksaan gingiva
A = proyeksi dasar poket ke permukaan luar (gingiva)
B = muco-gingival junction
G
I C = gingival margin
G
I A - B = attached gingiva
C - B = keratinized gingiva (garis putus-putus)

menentukan lebar attached gingiva


akumulasi plak dan kalkulus pada sulkus gingiva

keradangan pada daerah sulkus gingiva


A = Gingival enlargement

B = Normal Gingiva

C = Gingival recession
migrasi gingival margin ke koronal

poket
sulkus
migrasi dasar sulkus ke apikal

poket kombinasi
normal abnormal

bleeding
palpasi dan supurasi
abses periodontal
pemeriksaan poket
X X

pengukuran poket dengan periodontal probe


kedalaman poket

A = biologic / histologic pocket depth

B = probing / clinical depth


periodontal probe

deteksi
pola kerusakan tulang
dan
kedalaman poket
cemento
enamel
junction

A B C

gingival margin
dasar poket / epithelial attachment / junctional epithelium
A pseudo pocket
B,C true pocket
dasar poket

alveolar crest

supraboni infraboni
poket periodontal
principal difference
level of attachment
pocket depth
loss of attachment

the dictance between

pocket / sulcus base pocket / sulcus base

Cemento-enamel
Gingival margin
junction
gingival margin

cemento-enamel junction pocket / sulcus depth

pocket / sulcus base

level / loss of attachment

pocket/sulcus depth VS level/loss of attachment


apical

G
I
G
I

coronal

pocket depth – level of attachment – bone level


on gingival recession
probing (pocket) depth dan level of attachment
pada berbagai posisi gingival margin
kerusakan tulang
pada
daerah facial dan lingual
• Rasa sakit, tipe dan durasi
- konstan, sakit setelah makan
- sakitnya dalam, menyebar ke
rahang
- sakit berdenyut
- sensitif untuk mengunyah
- sensitif terhadap panas / dingin
Cont.

• Intraoral radiograph
- periapikal
- bite wing
- panoramic
- CBCT
Cont.
• Yang dapat dilihat dari rontgen :
– Tinggi dan kepadatan tulang alveolar
– Bentuk kerusakan tulang
– Lebar ruang ligamen period.
– Ratio mahkota - akar klinis
– Kalkulus yang besar, overhanging restoration
– Hub. kerusakan tulang dgn sinus maksilaris
– Perubahan patologis periapikal
Cont.
• Yang tidak dapat dilihat :
– Poket periodontal
– Sukses / kegagalan perawatan period.
– Jumlah / kontur dinding kerusakan tulang
– Tinggi / kontur tulang di fasial / lingual gigi
– Trauma oklusal
ANALISIS MIKROBIOLOGI
• Menggunakan kultur bakteri
• Sampel diambil pada poket (GCF) dengan
menggunakan paper point selama 10-15
detik
• Transfer ke media anaerob sblm dibawa ke
lab
• Pada Lab banyak metode yg digunakan
untuk melihat variasi jenis bakteri
• Saat ini metode yg paling sering digunakan
ELISA

Anda mungkin juga menyukai