Anda di halaman 1dari 43

PEMBANGUNAN BERWAWASAN

KEPENDUDUKAN

Oleh
Oleh ::
Benny
Benny Benu
Benu
Dir.
Dir. Perencanaan
Perencanaan Pengendalian
Pengendalian Penduduk
Penduduk

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


REVISI UU NO.10
TAHUN 1992

UU NO.52 TAHUN 2009


tentang Perkembangan
Kependudukan & Pembangunan
Keluarga
PERPRES No. 62/2010

BKKBN =
Badan Kependudukan dan KB
Nasional

Tugas = melaksanakan pengendalian


penduduk & menyelenggarakan
keluarga berencana
 VISI :
–PENDUDUK TUMBUH
SEIMBANG 2015
 MISI :
–Mewujudkan Pembangunan yg
Berwawasan Kependudukan &
Mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera
APA ITU
PEMBANGUNAN
BERWAWASAN
KEPENDUDUKAN?
PEMBANGUNAN
BERWAWASAN
KEPENDUDUKAN
 Titik sentral pembangunan  sbg subyek &
obyek;
 Orientasi kesejahteraan penduduk secara
keseluruhan;
 Memihak (pro) rakyat (penduduk);
 Pembangunan berkelanjutan;
 Pemberdayaan penduduk/pembangunan SDM;
 Sesuai dg potensi & kondisi penduduk (lokal);
 Kebijakan pembangunan yg “population-
responsive” & “population-influencing”;
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN YG
“POPULATION-RESPONSIVE” &
“POPULATION-INFLUENCING”
 Pembangunan berwawasan kependudukan
adalah juga kebijakan pembangunan yg
senantiasa mengacu atau merujuk kpd
dinamika & tren perkembangan
kependudukan (population-responsive
policy);
 Tetapi sekaligus juga kebijakan
pembangunan yg diarahkan utk membentuk
dinamika & struktur penduduk seperti yg
diinginkan (population-influencing policy);
CONTOH
Kebijakan yg
Population-Responsive
Piramida Penduduk
Indonesia, 2010
2010
75+
70-74
65-69
Laki-laki 60-64 Perempuan
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4

12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan Jutaan
1

JUMLAH PENDUDUK Sangat besar


USIA KERJA

MENYEDIAKAN LAPANGAN KERJA


• MENARIK INVESTASI ASING;
• MENINGKATKAN EXPORT;
• MENJAGA DAYA BELI MASYARAKAT;
• OPTIMALISASI BELANJA PEMERINTAH;
• MENINGKATKAN PRODUKSI
2

JUMLAH USIA
DEMOGRAPHIC
KERJA YG
BONUS
SANGAT BESAR

MENGANTISIPASI “WINDOW OF OPPORTUNITY”:

• MENINGKATKAN KUALITAS SDM 


PENDIDIKAN;
• MENINGKATKAN LAPANGAN KERJA;
• PEMBERDAYAAN PEREMPUAN  MEMASUKI
PASAR KERJA;
3

JUMLAH
SANGAT BESAR
REMAJA

PENYIAPAN GENERASI MENDATANG


YG BERKUALITAS:
• PROGRAM PENDIDIKAN;
• KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA;
• DLL.
4
PENDUDUK MENINGKAT
LANJUT USIA SECARA SANGAT
(LANSIA) SIGNIFIKAN

SEHAT DAN TETAP AKTIF


SEJAHTERA & PRODUKTIF

Feminimization
of Ageing?
CONTOH
Kebijakan yg
Population-Influencing
JUMLAH DAN LPP MASIH TERLALU
TINGGI

KUALITAS PENDDK MASIH RENDAH

PERSEBARAN PDDK TIMPANG

GRAND DESIGN
PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN:
• Pengendalian Kuantitas
• Peningkatan Kualitas
• Pengarahan Mobilitas
Indeks
Pembangunan Berwawasan
Kependudukan
Dimensi IPBK
 Population responsive: integrasi
 Penduduk sbg subyek: partisipasi
 Penduduk sbg obyek: pro rakyat (pro-poor)
 Pembangunan berkelanjutan: keberlanjutan
 Prinsip penting dlm pembangunan: kesetaraan
People Centered Dev’t
Equity

Integration Participation

Pro Poor Sustainabili


ty
Prinsip dasar penyusunan indeks
Policy-relevant
Specific
Valid
Reliable
Sensitive
Measurable
User-friendly
Cost-effective
Pertanyaan pokok terkait dg dimensi
Partisipasi (participation):
• Apakah pembangunan di daerah sudah
melibatkan penduduk baik dlm
perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi
Keberlanjutan (sustainability):
• Apakah pembangunan yg dilaksanakan
telah menjamin keberlanjutan
(lingkungan, ekonomi, sosial)?
Integrasi (integration)
• Apakah pembangunan telah
mengintegrasikan aspek kependudukan
(demografi) dlm perencanaan
pembangunan?
Pro rakyat (pro poor people)
• Apakah alokasi anggaran pembangunan
telah mencapai nilai ideal utk ketiga sektor:
pendidikan, kesehatan, & penanggulangan
kemiskinan?
Equity :
• Apakah pembangunan sudah
mengakomodasi kesetaraan gender ?
pro people
Dimension Participation Sustainabili Integration
ty

People’s Budget Integration of


Budget allocation
participation in alocation for population
Indicator the future data in
for public
spending
development conservation development
process planning

Index Paticipation Sustainability Integration Pro Poor


Index index Index index

People Centered Development Index


IPBK sebagai proses :
 IPBK merupakan indikator yg menggambarkan
proses (dlm siklus kebijakan)
 Sejauh ini indikator pencapaian pembangunan
yg disepakati adalah IPM (Indeks
Pembangunan Manusia).
  IPBK seharusnya memiliki korelasi positif dg
IPM.
 IPBK akan memiliki nilai strateggis dlm
penyusunan rencana prioritas pembangunan
utk mencapai IPM yg tinggi
Paticipation Sustainability Integration Pro Poor
index Index index equity
Index

People Centered Development Index

Human Development Index


Economy
Education
Health
TERIMA KASIH
Penentuan Indikator
5 Dimensi

• Partisipasi (participation)
• Keberlanjutan (Sustainability)
• Integrasi penduduk dalam perencanaan
pembangunan (Population integration)
• Pemihakan kepada rakyat miskin (pro
poor people)
• Kesetaraan (Equity)
Pentahapan Penyusunan IPBK
Penyusunan Indeks
 Indeks Partisipasi (IR)
 Indeks Keberlanjutan (IK)
 Indeks Integrasi (IT)
 Indeks Pemihakan (IP)
 Indeks Kesetaraan (IK)

IPBK = 1/5 (IR+IK+IT+IP+IK)


Dimensi Partisipasi = 13 variabel
No Dimensi Indikator Metode Pengukuran Sumber Data Keterangan
1.   Partisipasi      
    • Rasio Posyandu Jumlah posyandu dibagi dengan BKKBN  skala rasio,
    terhadap penduduk jumlah penduduk BPPM Range 0 – 1
   
    • Rasio kader terhadap Jumlah kader terhadap jumlah BKKBN  skala rasio,
    penduduk penduduk BPPM range 0 – 1
    • Contraceptive Jumlah pengguna kontrasepsi BKKBN Persentase,
    Prevalence Rate dibagi dengan Pasangan usia range 0 - 100
    subur
    • Persentase bayi < 1 th Jumlah bayi (umur kurang dari Dinas  Persentase,
    yang memperoleh 1 tahun) yang mendapatkan Kesehatan range 0 – 100
    Imunisasi imunisasi sesuai umur BKKBN

• Angka Partisipasi Jumlah anak pada tingkat Dinas  Persentase,


Murni SD, SLTP, pendidikan SD, SLTP, dan Pendidikan Range 0 - 100
SLTA SLTA dibagi dengan jumlah
anak keseluruhan sesuai umur
pendidikan SD, SLTP, dan
SLTA
• Tingkat Partisipasi Jumlah penduduk yang bekerja Disnakertrans  Persentase, 0
Kerja (Employment dibagi penduduk usia kerja , Kabupaten – 100
rate) dalam angka
No Dimensi Indikator Metode Pengukuran Sumber Data Keterangan

• Rasio KSM (kelompok Jumlah kelompok Swadaya BKKBN Rasio,


swadaya masyarakat) Masyarakat dibagi jumlah penduduk range 0 - 1
terhadap penduduk miskin
miskin
    • Rasio UKM terhadap Jumlah Usaha Kecil Menengah dibagi Kabupaten Rasio,
    penduduk jumlah penduduk dalam angka, range 0 - 1
    BKKBN,
    Podes
   
• Rasio Pekerja Sosial Jumlah pekerja sosial dibagi dengan Dinas Sosial, Rasio,
   
jumlah penduduk BKKBN range 0 - 1 
   
    • Rasio NGOs terhadap Jumlah Lembaga Swadaya Dinas Sosial,  Rasio,
    penduduk Masyarakat (LSM) dibagi dengan BKKBN range 0 - 1
    jumlah penduduk
    • Persentase ibu bersalin Jumlah ibu bersalin yang ditolong Dinas Persentase,
yang ditolong oleh oleh tenaga kesehatan terlatih Kesehatan, range 0 –
BKKBN
tenaga kesehatan (dokter, bidan, mantra, dll) dibagi 100
terlatih jumlah persalinan total
 
• Persentase ibu hamil Jumlah ibu hamil yang mendapatkan Dinas   Persentas
yang mendapatkan pelayanan antenatal dibagi seluruh Kesehatan, e, range 0 –
BKKBN
pelayanan antenatal ibu hamil 100
• Rasio pengguna sarana Jumlah fasilitas kesehatan modern Dinas Rasio,
fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas/pustu, dll) Kesehatan, range 0 - 1  
BKKBN
modern dibagi jumlah penduduk
Dimensi Keberlanjutan = 9 variabel
No Dimensi Indikator Metode Pengukuran Sumber Data Keterangan

2 Keberlanjutan        
    • Persentase area Luas area hutan dibagi total luas Bappeda  Persentase,
    hutan terhadap total area range 0 - 100
    area
    • Persentase anggaran Besarnya anggaran untuk Bappeda  Persentase,
untuk konservasi konservasi lingkungan dibagi total range 0 - 100
lingkungan anggaran daerah
• Persentase desa Jumlah desa dengan pencemaran Bappeda, Persentase,
dengan pencemaran dibagi dengan jumlah total desa Podes range 0 - 100 

• Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk yang bekerja di Podes, Persentase,


yang bekerja di sektor pertanian dibagi luas lahan Kabupaten range 0 - 100 
sector pertanian pertanian dalam angka,
terhadap luas lahan
pertanian
    • Persentase luas Luas lahan pertanian dibagi luas Bappeda Persentase,
    lahan pertanian lahan total range 0 - 100 
    terhadap luas lahan
   
• Persentase kawasan Luas lahan konservasi dibagi luas Bappeda Persentase,
konservasi lahan total range 0 - 100 
No Dimensi Indikator Metode Pengukuran Sumber Data Keterangan

• Persentase penduduk Jumlah penduduk yang memiliki Bappeda Persentase,


yang memiliki akses akses terhadap air bersih dibagi range 0 - 100
terhadap air bersih total penduduk

• Persentase luas kawasan Luas kawasan tangkapan Bappeda Persentase,


tangkapan dan/atau hujan/cadangan air terhadap total range 0 - 100
luas lahan
cadangan air

• Persentase rumah Jumlah rumah tangga dengan Bappeda, Persentase,


tangga dengan pembuangan limbah tradisional Kabupaten range 0 - 100
Dalam Angka
pembuangan limbah dibagi dengan jumlah total rumah
tradisional tangga

3 Pemihakan = 3 variabel

    • Persentase APBD untuk Alokasi anggaran untuk Depkeu Persentase,


    pendidikan pendidikan dibagi dengan total Bappeda range 0 - 100
APBD

• Persentase APBD untuk Alokasi anggaran untuk kesehatan Depkeu Persentase,


kesehatan dibagi dengan total APBD Bappeda range 0 - 100

• Persentase APBD untuk Alokasi anggaran untuk Depkeu Persentase,


penanggulangan penanggulangan kemiskinan dibagi Bappeda range 0 - 100
kemiskinan dengan total APBD
No Dimensi Indikator Metode Pengukuran Sumber Keterangan
Data
4 Integrasi = 1 variabel
   
• Persentase sektor Sektor ekonomi yang Dokumen Persentase,
yang memanfaatkan memanfaatkan data hasil RPJMD, range 0 - 100
proyeksi penduduk proyeksi penduduk dalam Bappeda
dalam RPJMD RPJMD terhadap jumlah
keseluruhan sektor
5 Kesetaraan = 3 variabel
 
    • Partisipasi sekolah Jumlah perempuan yang Dinas Persentase,
bagi perempuan bersekolah dibagi dengan Pendidikan range 0 - 100
jumlah penduduk
• Alokasi anggaran Jumlah anggaran Bappeda Persentase,
untuk pemberdayaan pemberdayaan perempuan range 0 - 100
perempuan dibagi dengan total anggaran
  • Partisipasi kerja Jumlah perempuan yang Bappeda Persentase,
perempuan bekerja dibagi jumlah range 0 - 100
penduduk usia kerja
Indeks = (Nactual – NMinimum)/(Nmaksimum – Nminimum)

Contoh: Penyusunan Indeks Pro Rakyat , maka langkahnya adalah


1.Membuat Tabel dummy untuk dimensi Pro Rakyat;
 Jumlah kolom sesuai dengan jumlah variabel penyusun
 Jumlah baris sesuai dengan jumlah kabupaten/kota
 Sebaiknya dibuat dalam format excell
2.Menentukan batas maksimum dan minimum pada tiap variabel sebagai
dasar besarnya indeks
3.Melakukan reversing nilai variabel (untuk variabel yang arah nilainya
negatif)
4.Menjumlahkan ketiga variabel penyusun dimensi Pro Rakyat
5.Menentukan indeks Pro Rakyat

36
Pemanfaatan IPBK
 Sebagai indikator proses, maka IPBK dapat
diperlakukan sebagai alat untuk menentukan
prioritas pembangunan dengan cara melakukan
identifikasi terhadap dimensi dan variabel
penyusunnya:
• Diantara dimensi penyusun IPBK dimensi apa yang
memiliki kontribusi paling rendah terhadap IPBK. Dimensi
inilah yang harus memperoleh perhatian serius.
• Di dalam dimensi tersebut diidentifikasi variabel apa yang
memiliki kontribusi paling rendah terhadap indeks dimensi
penyusun IPBK. Variabel tersebut merupakan variabel
yang perlu memperoleh prioritas untuk di intervensi.
UU no.23 th. 20014 ttg. Pemerintahan Daerah
PERPRES NO. 153 TAHUN 2014: GRAND DESIGN
PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
1. Salah satu alat/metoda untuk melakukan penyerasian
kebijakan pengendalian penduduk;
2. Terdiri dari 5 (lima bidang):
- Pengendalian Kuantitas Penduduk;
- Peningkatan Kualitas Penduduk;
- Pembangunan Keluarga,
- Penataan Persebaran dan Pengaturan Mobilitas Penduduk,
- Pembangunan Database Kependudukan.
3. Sasaran yg termuat dalam Grand Design Kependudukan
tersebut dapat dijadikan sbg salah satu dasar
pengintegrasian parameter kependudukan kedalam
penyusunan RPJMD.
Rekap Data Kabupaten dan Kota per-Provinsi Yang Sudah Menyelesaikan GDPK
Oktober 2015
Kabupaten dan Kota
No Nama Provinsi Sudah buat Keterangan
Jumlah Belum
GDPK
1 Aceh 23 0 23 1 dalam proses
2 Sumatera Utara 33 0 33 1 dalam proses
3 Sumatera Barat 19 19 0 100% selesai
4 Riau 12 0 12 dalam proses
5 Jambi 11 6 5 dalam proses
6 Sumatera Selatan 17 10 7 dalam proses
7 Bengkulu 10 1 9 5 dalam proses
8 Lampung 15 0 15 2 draft final, lainnya
masih proses
9 Kep. Bangka Belitung 7 0 7 1 dlam proses (OR)
10 Kepulauan Riau 7 2 5 dalam proses
11 DKI Jakarta 6 1 5 Hanya Provinsi
12 Jawa Barat 27 0 27  
13 Jawa Tengah 35 27 8 dalam proses
14 DI Yogyakarta 5 4 1 dalam proses
15 Jawa Timur 38 15 23  
16 Banten 8 0 8  
Kabupaten dan Kota
No Nama Provinsi Sudah buat Keterangan
Jumlah Belum
GDPK
17 Bali 9 5 4 dalam proses
18 Nusa Tenggara Barat 10 9 1  
19 Nusa Tenggara Timur 22 1 21 2 dalam proses
20 Kalimantan Barat 14 7 7  
21 Kalimantan Tengah 14 0 14  
22 Kalimantan Selatan 13 0 13 Dalam proses
23 Kalimantan Timur 10 1 9 Dalam proses
24 Kalimantan Utara 5 0 5  
25 Sulawesi Utara 15 0 15  
26 Sulawesi Tengah 13 0 13  
27 Sulawesi Selatan 24 2 22 1 sdg proses final
28 Sulawesi Tenggara 17 0 17  
29 Gorontalo 6 0 6  
30 Sulawesi Barat 6 0 6  
31 Maluku 11 0 11  
32 Maluku Utara 10 0 10  
33 Papua 29 0 29 Tahap Sosialisasi Pembinaan
34 Papua Barat 13 0 13  
  Total Indonesia 514 110 404  
Databasis Perkembangan Grand Design Pembangunan Kependudukan
Provinsi/Kab/Kota di Jawa Timur Tahun 2015
Provinsi/ Status
NO Tindak Lanjut
Kab/ Kota Penyelesaian
Sosialisasi dan Integrasi dalam
1 Provinsi Jawa Timur Selesai
RPJMD Jatim
  Kab/ Kota    
1 Kab. Jombang, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
2 Kab. Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
3 Kab. Madiun, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
4 Kab. Nganjuk, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
Kab. Tulungagung, Provinsi Jawa
5 Selesai Sosialisasi
Timur
6 Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
7 Kab. Bondowoso, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
8 Kab. Situbondo, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
9 Kab. Jember, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
10 Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
11 Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
12 Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
13 Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
14 Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
15 Kota Malang, Provinsi Jawa Timur Selesai Sosialisasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai