Anda di halaman 1dari 27

KEGAWATDARURATAN

OBSTETRIK
KELOMPOK II
DEFENISI
Kasus kegawatdarurat obstetri
ialah kasus obstetri yang
apabila tidak segera ditangani
akan berakibat kesakitan yang
berat, bahkan kematian ibu
dan janinnya
DARI SISI OBSTETRI EMPAT PENYEBAB UTAMA
KEMATIAN IBU, JANIN, DAN BAYI BARU LAHIR IALAH

hipertensi
dan persalinan
infeksi dan
perdarahan preeklampsi macet
sepsis
a/eklampsia (distosia).
,
PENILAIAN AWAL
PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN UNTUK
PENILAIAN AWAL SEBAGAI BERIKUT:
Penilaian
Penilaian dengan
dengan periksa pandang
pandang (inspeksi):
•• Menilai
Menilai kesadaran
kesadaran penderita:
penderita: pingsan/koma,
pingsan/koma, kejang-kejang,
kejang-kejang,
gelisah,
gelisah, tampak
tampak kesakitan.
kesakitan.
•• Menilai
Menilai wajah
wajah penderita:
penderita: pucat,
pucat, kemerahan,
kemerahan, banyak
banyak berkeringat.
berkeringat.
•• Menilai
Menilai pernapasan:
pernapasan: cepat,
cepat, sesak
sesak napas.
napas.
•• Menilai
Menilai perdarahan
perdarahan dari
dari kemaluan
kemaluan

Penilaian
Penilaian dengan
dengan periksa raba
raba (palpasi):
•• Kulit:
Kulit: dingin,
dingin, demam.
demam.
•• Nadi:
Nadi: lemah/kuat,
lemah/kuat, cepat/normal.
cepat/normal.
•• Kaki/tungkai
Kaki/tungkai bawah:
bawah: bengkak.
bengkak.

Penilaian
Penilaian tanda vital:
vital:
•• Tekanan
Tekanan darah,
darah, nadi,
nadi, suhu,
suhu, dan
dan pernapasan.
pernapasan.
Hasil penilaian awal ini, berfokus pada apakah pasien mengalami
syok hipovolemik, syok septik, syok jenis lain, koma, kejang-
kejang atau koma disertai kejang-kejang, menjadi dasar
pemikiran apakah kasus mengalami penyulit perdarahan, infeksi,
hipertensi/ preeklampsia/ eklampsia, atau penyulit lain

Dasar pemikiran ini harus dilengkapi dan diperkuat dengan


melakukan pemeriksaan klinik lengkap

dilakukan, langkah-langkah untuk melakukan


pertolongan pertama sudah dapat dikerjakan sesuai hasil
penilaian awal
PENILAIAN KLINIK LENGKAP

Pemeriksaan klinik
lengkap meliputi

pemeriksaan
obstetri termasuk
pemeriksaan fisik
anamnesis pemeriksaan
umum,
panggul secara
sistematis
PRINSIP UMUM PENANGANAN SYOK
PERDARAHAN

Klasifikasi Perdarahan
Kelas Jumlah Perdarahan Gejala Klinik
I 15 % ·  Tekanan darah dan nadi normal
  (Ringan) ·  Tes Tilt (+)
II 20-25 % ·  Takikardi-takipnea
  (Sedang) ·  Tekanan nadi < 30 mmHg
    ·  Tekanan darah sistolik rendah
    ·  Pengisian darah kapilar lambat
III 30-35 % ·  Kulit dingin, berkerut, pucat
  (Berat) ·  Tekanan darah sangat rendah
    ·  Gelisah
    ·  Oliguria (< 30 ml/jam)
    ·  Asidosis metabolic (pH < 7,5)
IV 40-45 % ·  Hipotensi berat
  (Sangat berat) ·  Hanya nadi karotis yang teraba
·  Syok ireversibel
CATATAN :
Pada syok yang ringan gejala-gejala dan tanda tidak jelas,
tetapi adanya syok yang ringan dapat diketahui dengan “tilt
test” yaitu bila pasien didudukkan terjadi hipotensi dan/atau
takikardia, sedangkan dalam keadaan berbaring tekanan
darah dan frekuensi nadi masih normal.
 
FASE SYOK
Fase Kerusakan Jaringan dan
Fase Kompensasi Fase Dekompensasi
Bahaya Kematian
• Rangsangan/refleks simpatis: • Perdarahan lebih dari 1000 ml • Asidosis metabolik :
Respons pertama terhadap pada pasien normal atau disebabkan metabolisme
kehilangan darah adalah kurang karena faktor-faktor anaerob yang terjadi karena
vasokontriksi pembuluh yang ada. kekurangan oksigen.
darah perifer untuk • Gejala klinik: sesuai gejala • Dilatasi arteriol: akibat
mempertahankan pasokan klinik syok di atas penumpukan hasil
darah ke organ vital. • Terapi yang adekuat pada metabolism selanjutnya
• Gejala klinik: pucat, fase ini adalah memperbaiki menyebabkan penumpukan
takikardia, takipnea keadaan dengan cepat tanpa dan stagnasi darah di kapilar
meninggalkan efek samping. dan keluarnya cairan ke
dalam jaringan
ekstravaskular
• Koagulasi intravascular yang
luas (DIC) disebabkan
lepasnya tromboplastin dari
jaringan yang rusak.
• Kegagalan jantung akibat
berkurangnya airan darah
koroner.
• Dalam fase ini kematian
mengancam. Transfusi darah
saja tidak adekuat, lagi dan
jika penyembuhan (recovery)
dari fase akut terjadi, sisa-
sisa penyembuhan akibat
nekrosis ginjal dan/atau
hipofise akan timbul
PENANGANAN
1. Cari dan hentikan segera penyebab perdarahan.
2. Bersihkan saluran napas dan beri oksigen atau pasang
selang endotrakheal.
3. Naikkan kaki ke atas untuk meningkatkan aliran darah ke
sirkulasi sentral.
4. Pasang 2 set infus atau lebih untuk transfuse, cairan
infus dan obat-obat I.V. bagi pasien yang syok. Jika sulit
mencari vena, lakukan/pasang kanul intrafemoral.
5. Kembalikan volume darah dengan:
a. Darah segar (whole blood) dengan cross-matched dari
grup yang sama, kalau tidak tersedia berikan darah O
sebagai life-saving.
b. Larutan kristaloid: seperti ringer laktat, larutan garam
fisiologis atau glukosa 5 %. Larutan-larutan ini mempunyai
waktu paruh (half life) yang pendek dan pemberian yang
berlebihan dapat menyebabkan edema paru.
c. Larutan koloid: dekstran 40 atau 70, fraksi protein plasma
(plasma protein fraction), atau plasma segar.
6. Terapi obat-obatan
a. Analgesik: morfin 10-15 mg I.V. jika ada rasa sakit,
kerusakan jaringan atau gelisah.
b. Kortikosteroid: hidrokortison 1 g atau deksametason 20 mg
I.V. pelan-pelan. Cara kerjanya masih controversial: dapat
menurunkan resistensi perifer dan meningkatkan kerja
jantung dan meningkatkan perfusi jaringan.
c. Sodium bikarbonat: 100 mEq I.V. jika terdapat asidosis.
d. Vasopresor: untuk menaikkan tekanan darah dan
mempertahankan perfusi renal.
e. Dopamin: 2,5 mg/kg/menit I.V.. sebagai pilih utama.
f. Beta-adrenergik stimulan: isoprenalin 1 mg dalam 500 ml
glukosa 5 % I.V. infus pelan-pelan.
KOMPLIKASI
Syok yang tidak dapat segera diatasi akan merusak jaringan
diberbagai organ sehingga tidak dapat terjadi seperti
komplikasi-komplikasi seperti gagal ginjal akut, nekrosis,
hipofise (sindroma Sheehan), dan koagulasi intravaskular
diseminata (DIC).
KASUS PERDARAHAN DALAM OBSTETRI (KEHAMILAN,
PERSALINAN, DAN MASA NIFAS)

Perdarahan pada Kehamilan Muda


1. Mola Hidatidosa : Yang dimaksud
dengan mola hidatidosa adalah
suatu kehamilan yang
berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir
seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi
hidropik
Gejala-gejala dan Tanda
• mual, muntah, pusing, dan
lain-lain, hanya saja derajat
keluhannya sering lebih
hebat
• Selanjutnya perkembangan
lebih pesat, sehingga pada
umumnya besar uterus
lebih besar dari umur
kehamilan
• Perdarahan merupakan
gejala utama mola
KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan
yang pertumbuhan sel telur yang telah
dibuahi tidak menempel pada dinding
endometrium kavum uteri
Gambaran Klinis : Pada umumnya penderita
menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda,
dan mungkin merasa nyeri sedikit di bagian
bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada
pemeriksaan vaginal uterus membesar dan
lembek walaupun mungkin tidak sebesar
tuanya kehamilan. Tuba yang mengandung
hasil konsepsi karena lembeknya sukar
diraba pada pemeriksaan bimanual. Pada
pemeriksaan USG sangat membantu
menegakkan diagnosis kehamilan ini apakah
intrauterine atau kehamilan ektopik
ABORTUS
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai
batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT DAN PERSALINAN
PLASENTA PREVIA
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi
sebagian atau seluruh dari ostium uteri internum.
VASA PREVIA
   Adalah keadaan dimana pembuluh darah janin berada
didalam selaput ketuban   dan melewati ostium uteri
internum untuk kemudian sampai ke dalam insersinya di tali
pusat
SOLUSIO PLASENTA
          Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau
seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir
RUPTURA UTERI
Ruptura uteri komplit adalah keadaan robekan pada rahim
dimana telah terjadi hubungan langsung antara rongga
amnion dan rongga peritoneum
PERDARAHAN
PASCAPERSALINAN
Atonia uteri : adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi
rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup
perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah
bayi dan plasenta lahir
ROBEKAN JALAN
LAHIR
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan
dengan trauma. Pertolongan persalinan yang semakin
manipulatif dan traumatik akan memudahkan robekan jalan
lahir dan karena itu dihindarakan memimpin persalinan pada
saat pembukaan serviks belum lengkap
RETENSIO PLASENTA
Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam
setelah anak lahir disebut sebagai retensio plasenta
INVERSI UTERUS
Inversi uterus adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus
(endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri
eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit.
PERDARAHAN KARENA GANGGUAN
PEMBEKUAN DARAH
Kausal peerdarahan pascapersalinan karena gangguan
pembekuan darah baru dicurigai bila penyebab yang lain
dapat disingkirkan apabila disertai ada riwayat pernah
mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai