KAMPUS MERDEKA DAN

MERDEKA BELAJAR
 EMPAT KEBIJAKAN POKOK
KEMENDIKBUD

BUKA PRODI AKREDITASI PTN BADAN MERDEKA

BARU PT DAN PS HUKUM BELAJAR

1 2 3 4
 PEMBUKAAN PRODI BARU
1. PT DENGAN AKREDITASI A DAN B DIBERI
OTONOM UNTUK MEMBUKA PRODI BARU,
KECUALI BIDANG KESEHATAN DAN
PENDIDIKAN.
2. DIAJUKAN JIKA ADA KERJASAMA DENGAN
MITRA PERUSAHAAN, ORGANISASI NIRLABA,
INSTITUSI MULTILATERAL ATAU UNIVERSITAS
TOP 100 RANKING QS.
 IMPLIKASI BAGI KAMPUS
1. PEMBUKAAN PRODI BUKAN HANYA MELALUI KAJIAN PASAR
TETAPI MELIBATKAN PERSETUJUAN SENAT UNIVERSITAS
2. KERJASAMA ANTAR LEMBAGA TERUTAMA DENGAN “DUDI” HARUS
MENJADI KEBUTUHAN UNTUK MAGANG DAN REVIU KURIKULUM
3. PENYUSUNAN ATAU REVIU KURIKULUM HARUS MELIBATKAN DUDI
DAN STAKEHOLDER LAIN AGAR RELEVAN DENGAN KEADAAN
JAMAN.
 AKREDITASI PROGRAM STUDI
1. PRODI YANG DIBUKA OTOMATIS MEMPEROLEH AKREDITASI C
2. AKREDITASI YANG SUDAH DITETAPKAN BAN PT TETAP BERLAKU
SELAMA 5 TAHUN DAN DIPERBAHARUI SECARA OTOMATIS
3. PT YANG MEMILIKI AKREDITASI B ATAU C DAPAT MENGAJUKAN
REAKREDITASI KAPANPUN SECARA SUKARELA
4. PENGAJUAN RE-AKREDITASI DIBATASI PALING CEPAT 2 TAHUN
SETELAH KEPEMILIKAN AKREDITASI TERAKHIR.
5. PENINJAUAN ULANG AKREDITASI AKAN DILAKUKAN JIKA ADA
INDIKASI PENURUNAN MUTU
AKREDITASI DIPAHAMI SEBAGAI REWARD
DARI PIHAK EKSTERNAL KARENA YANG
TERPENTING ADALAH PERTANGGUNGJA-
WABAN PROSES PENDIDIKAN PADA SUATU
PT DENGAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL
 PERATURAN BAN PT
1. BAGI PS YANG PADA TGL 28 JANUARI TELAH MEMENUHI
AKREDITASI MINIMAL, WAJIB MENGUSULKAN AKREDITASI
PALING LAMBAT 1 AGUSTUS 2020 ATAU DUA TAHUN
SETELAH IJIN OPERASIONAL DITERBITKAN.
2. BAGI PS ATAU PT YANG PADA TANGGAL 28 JANUARI SUDAH
MENGUSULKAN AKREDITASI TETAPI SAMPAI SAAT INI
BELUM MEMPEROLEH KEPUTUSAN, MAKA MEMPEROLEH
AKREDITASI PERINGKAT BAIK SAMPAI DENGAN
MUNCULNYA KEPUTUSAN BARU AKREDITASI, KARENA
USULANNYA TIDAK DAPAT DIBATALKAN
 HAK MHS BELAJAR DI LUAR
PERGURUAN TINGGI
1. PT WAJIB MEMBERIKAN HAK BAGI MHS BELAJAR DILUAR
PRODI 1 SEMESTER DAN DI LUAR PT SEBANYAK 2 SEMESTER
(40 SKS)
2. SKS BUKAN JAM BELAJAR TETAPI JAM KEGIATAN
3. KEGIATAN BISA SEBAGAI BELAJAR DI KELAS, MAGANG,
PERTUKARA PELAJAR, PROYEK DI DESA, WIRA USAHA, RISET,
DAN MENGAJAR DI DAERAH TERPENCIL,
4. KEGIATAN YANG DIAMBIL BOLEH YANG SUDAH DITENTUKAN
PEMERINTAH ATAU YANG DISETUJUI REKTOR.
MASING-MASING PRODI HARUS MEMETAKAN
MATAKULIAH YANG DAPAT DIAMBIL OLEH
MAHASISWA PRODI LAIN DAN MEMETAKAN
MATAKULIAH YANG DAPAT MEMPERKUAT
KOMPETENSI MAHASISWA PRODINYA
 BILA INGIN MEMBUKA VOKASI

(1)PENDIDIKAN VOKASI MERUPAKAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM DIPLOMA YANG MENYIAPKAN MAHASISWA
UNTUK PEKERJAAN DENGAN KEAHLIAN TERAPAN
TERTENTU SAMPAI PROGRAM SARJANA TERAPAN.

(2)VOKASI TERTERDIRI ATAS PROGRAM: DIPLOMA;

MAGISTER TERAPAN; DAN DOKTOR TERAPAN.
SISTEM MEME DALAM VOKASI
1. PENDIDIKAN VOKASI DAPAT DISELENGGARAKAN
DALAM SISTEM TERBUKA DENGAN FLEKSIBILITAS
PILIHAN DAN WAKTU PENYELESAIAN PENDIDIKAN
(MULTY ENTRY MULTY EXIT SYSTEM).
2. PROGRAM DIPLOMA MELIPUTI DIPLOMA DUA,
DIPLOMA TIGA, DAN DIPLOMA EMPAT/SARJANA
TERAPAN.
3. PENYELENGGARAAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
DAPAT DIUBAH MENJADI PROGRAM DIPLOMA
EMPAT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
LULUSAN.
SEKOLAH TINGGI YANG MENYELENGGARAKAN JENIS
PENDIDIKAN AKADEMIK, DAPAT MENYELENGGARAKAN
PENDIDIKAN VOKASI, DAN/ATAU PROFESI DALAM 1 (SATU)
RUMPUN ILMU, MELALUI: PROGRAM SARJANA; PROGRAM
MAGISTER; PROGRAM DOKTOR; PROGRAM DIPLOMA TIGA;
PROGRAM DIPLOMA EMPAT ATAU SARJANA TERAPAN;
PROGRAM MAGISTER TERAPAN; PROGRAM DOKTOR
TERAPAN; DAN/ATAU PROGRAM PROFESI;
YANG TERDIRI ATAS PALING SEDIKIT 1 (SATU) PROGRAM
STUDI PADA PROGRAM SARJANA.
1. PROGRAM DIPLOMA YANG DISELENGGARAKAN
SEKOLAH TINGGI PALING BANYAK 30 (TIGA PULUH)
PERSEN DARI JUMLAH PROGRAM SARJANA.
2. PROGRAM STUDI PADA PROGRAM MAGISTER ATAU
PROGRAM MAGISTER TERAPAN DAPAT
DISELENGGARAKAN SETELAH PROGRAM SARJANA
ATAU PROGRAM DIPLOMA EMPAT ATAU SARJANA
TERAPAN TELAH TERAKREDITASI BAIK SEKALI,
KECUALI DITENTUKAN LAIN OLEH PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
1. Standar Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi Standar
Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi yang
ditetapkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.

2. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi

Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Penelitian, dan
Standar Pengabdian kepada Masyarakat.

3. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap Perguruan Tinggi

adalah sejumlah standar dalam bidang akademik dan nonakademik
yang melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.