Anda di halaman 1dari 18

ISU LEGAL DAN ETIK DALAM

KEPERAWATAN KELUARGA

BY
KELOMPOK 5 :
 
 
JUWITA I. TELAUMBANUA
AGNES PUTRI SARI
DIAN SOUVENIR WARUWU
NOVY FAJARIANI
MONICA CLARA SIREGAR
RATNASARI N. DAELI
SEPTIYANDI H. SIPAYUNG
YONA SARASTIKA
PENDAHULUAN

Trend dalam keperawatan yang berkembang sekarang ini


adalah trend keperawatan yang bersifat holistik (menyeluruh)
yang berarti perawat melakukan perawatan kepada pasien
secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi
sehat maupun sakit serta interaksinya dengan keluarga dan
komunitas. Perkembangan tren praktik keperawatan meliputi
kemandirian yang diberikan oleh pemerintah kepada perawat
untuk membuka praktik keperawatan.
ASPEK LEGAL DAN ETIK HOME CARE

1.Pengertian Home Care

Keperawatan keluarga atau disebut juga dengan home care adalah perawatan

lanjutan pada klien yang telah dirawat di rumah sakit, keluarga masih

memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan di rumah.

Menurut Departemen Kesehatan (2012) menyebutkan bahwa home care adalah

pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan

kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk

meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau

memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit


2. Aspek legal keperawatan

  Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan keperawatan  dalam


memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya.
Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah
antara lain :
a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik
yang tinggi, seperti     pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV
di rumah.
b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti
pertanggungjawaban terhadap    kesalahan yang dilakukan oleh anggota
keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.
c. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang
perawatan di rumah.
Aspek legal keperawatan meliputi kewenangan
berkaitan dengan izin melaksanakan praktik profesi. Kewenangan
memiliki dua aspek, yakni kewenangan material dan kewenangan
formal. Kewenangan material diperoleh sejak seseorang memiliki
kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse) yang
disebut surat ijin perawat atau SIP. Aspek legal keperawatan pada
kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan
kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu
surat ijin kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan surat
ijin praktik perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau
berkelompok.
3. Dasar Hukum dalam Home Care

Dasar hukum dari praktik home care adalah praktik pelayanan


mandiri perawat yang diatur dalam beberapa undang-undang. Diantaranya
yaitu:
1. UU Kes. No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. PP. No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU. No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
4. UU. No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran.
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat.
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas.
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional
perawat.
9. PP. No. 32 tahun 1996 tentang pelayanan medik swasta.
10. Permenkes RI No. HK. 02.02/MENKES/148/2010 tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
4. Ruang Lingkup dalam Home Care

Menurut PPNI (2009) ruang lingkup dalam pelayanan home


care adalah:
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif dan
holistik (bio, psiko, sosio, spiritual, cultural).
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang
diberikan kepada klien.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain jika praktik
dilakukan secara berkelompok.
4. Sebagai pembela (advokat klien).
5. Menentukan frekuensi atau lamanya pelayanan keperawatan
pada klien.
6. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarganya.
7. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
5. Prinsip Pelayanan Home Care

Menurut PPNI (2009) prinsip pelayanan home care adalah:

• Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat


• Pelaksanaan home care terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan,
perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi lain).
• Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
• Mengumpulkan data secara akurat, sistematis, dan komperhensif.
• Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetakan
diagnosa.
• Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan dasar pasien.
• Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari preventif, kuratif, promotif, dan
rehabilitatif.
• Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik,
dan lainnya.
• Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen khusus.
• Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
• Mengembangkan kemampuan profesional.
• Berpartisipasi dalam kegiatan riset untuk pengembangan home care.
• Menggunakan kode etik profesi dalam pelaksanaan pelayanan home care.
6. Kode etik profesi perawat
Kode etik perawat menurut PPNI:

a. Perawat dan Klien

• Perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan menghargai


harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis, kelamin,
aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan social.
• Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menhormati nilai-nilai bidaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
• Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan
• Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
b. Perawat dan Praktik

• Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang


keperawatan melalui belajar terus menerus.
• Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan
yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan
pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan kilen.
• Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi
yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta
kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima
delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
• Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukan perilaku profesional.
c. Perawat dan masyarakat
• Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat dan teman sejawat


• Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya dan di dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
• Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis, dan illegal.

e. Perawat dan profesi


• Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
• Perawat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan profesi keperawatan
• Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.
PERIZINAN DAN AKREDITAS HOME CARE
1. Perizinan
Perijinan praktik keperawatan home care diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik. Hal tersebut
diatur dalam bab V tentang penyelenggaraan dengan isi pasal sebagai berikut:
Pasal 32
1. Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
2. Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif da rehabilitatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan,
rawan inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/ atau home care.
3. Pelayanan satu hari (one day care) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan pelayanan yang dilakukan oleh pasien yang sudah ditegakkan
diagnosa secara definitif dan perlu mendapatkan tindakan atau perawatan semi
intensif (observasi) setelah 6 (enam) jam sampai dengan 24 (dua puluh empat)
jam.
4. Home care sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian atau lanjutan
dari pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkn kesehatan
Adapun perizinan dalam home care yaitu :

1. Berbadan hukum (yayasan, badan hukum lainnya).


2. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten atau kota, dengan
melampirkan :
• Rekomendasi PPNI
• Ijin praktik perawat (SP, SIK, SIPP)
• Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi
dan transportasi
• Ijin lokasi bangunan
• Ijin lingkungan
• Ijin usaha
• Persyaratan tata ruang bangunan
2. Akreditasi Home Care

Akreditasi adalah pengakuan formal yang diberikan oleh badan


akreditasi terhadap kompetensi suatu lembaga atau organisasi
dalam melakukan kegiatan penilaian kesesuaian tertentu.
Tujuan proses akreditasi, agar seluruh komponen pelayanan
dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi penyalahgunaan
serta penyimpangan. Komponen evaluasi meliputi:
• Pelayanan masyarakat
• Organisasi dan admnistrasi
• Program
• Staf/personal
• Evaluasi
• Rencana yang akan datang
Standar penilaian akreditasi khusus home care
yang dikeluarkan oleh Komite Joint Commission
International (JCI) ini merupakan standar
penilaian penerapan home care berfokus pada
pasien. Penilaian tersebut meliputi keselamatan
pasien, akses dan asesmen pasien, hak dan
tanggung jawab pasien, perawatan pasien dan
kontinuitas pelayanan, manajemen obat pasien,
serta pendidikan pasien dan keluarga.
3. Kebijakan Home care di Indonesia

Kebijakan terkait home care di Indonesia secara


hukum diatur oleh Keputusan Menteri
Kesehatan No 1239/MENKES/SK/XI/2001
Tentang Registrasi dan Praktik Perawat dan yang
terbaru Peraturan Menteri Kesehatan Republik
 Indonesia  Nomor
 HK.02.02/MENKES/148/1/2010  Tentang izin
 dan yang menjalankan praktik dalam hal ini
praktik mandiri keperawatan wajib memiliki
Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin
Praktik Perawat (SIPP).
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam
bentuk kunjungan rumah harus membawa perlengkapan
perawatan sesuai kebutuhan. Perawat dalam menjalankan
praktik perorangan sekurang – kurangnya memenuhi
persyaratan, yang sesuai dengan standar perlengkapan asuhan
keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi:

– Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan.


– Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan.
– Keperawatan maupun kunjungan rumah.
– Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku
catatan kunjungan, formulir catatan tindakan asuhan
keperawatan, serta formulir rujukan.

Anda mungkin juga menyukai