Anda di halaman 1dari 24

PROSES PENETASAN TELUR

Saluran Reproduksi Unggas


ORGAN PANJANG WAKTU FUNGSI
(Cm)
OVARIUM 7 10 hari -Penghasil gamet betina
-Pembentukan YOLK
INFUNDIBULUM 9 20 -Menangkap ovum (yolk)
MENIT -Terjadinya FERTILISASI

MAGNUM 33 3 JAM - Prod. Albumen kental


30” bagian dalam

ISTHMUS 10 1 J AM -Pembentukan kerabang


15” tipis
- Hidratasi Albumen
UTERUS 10 16-21 -Pembentukan kerabang
JAM telur
- Pewarnaan Kerabang

VAGINA 10 15 Pembentukan kutikula


MENIT
CLOAKA 10 SESAAT Oviposisi
Perkembangan Embrio Unggas
 Didalam Tubuh Ayam
 Pembentukan zygote setelah pembuahan
 5 jam setelah ovulasi (dlm istmus) pembelahan sel mulai
berlangsung
 1 jam setelah melewati istmus sel membelah menjadi 16.
kemudian masuk ke uterus
 4 jam berada dalam uterus telah terbentuk 256 sel sebagai
blastoderm
 Blastoderm menyebar keseluruh yolk melalui proses gastrulasi
yaitu pembentukan lapisan ektodermis dan endodermis
 Lapisan ektodermis berkembang membentuk kulit, bulu,
paruh, kuku, syaraf, lensa dan retina mata, lapisan mulut dan
vent.
 Lapisan endodermis berkembang menjadi saluran pencernaan
dan respirasi
 Lapisan Mesodermis berkembang menjadi tulang, darah serta
organ reproduksi dan organ ekskretori.
Gb. Perkembangan Embrio
Gastrulasi
 Diluar Tubuh Unggas
• Sebelum di tetaskan embrio dalam keadaan hidup tapi tidak berkembang (dalam
lingkungan yg kondusif)
• Selama Penetasan akan terjadi :

TAHAP
PERIODE PERIODE TAHAP PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN

HARI 1 HARI 3
16 Jam Awal perkemb embrio 50 Jam Mulai pembentukan Amnion
18 Jam Saluran pencernaan 60 Jam Mulai pembentukan nasal
20 Jam Vertebral 62 Jam Mulai pembentukan kaki
21 Jam Pembentukan syaraf 64 Jam Mulai pembentukan sayap
22 Jam Pembentukan kepala 70 Jam Mulai pembentukan allantois
23 Jam Butir darah dan sirkulasi
24 Jam Pembentukan mata

HARI 2 HARI 4 Mulai pembentukan Lidah


25 Jam Pembentukan hati
35 Jam Pembentukan telinga
42 Jam Jantung mulai berdenyut
PERIODE TAHAP PERKEMBANGAN
HARI Ke 5 Mulai Pembentukan organ reproduksi dan
dferensiasi sex
HARI Ke 6 Mulai pembentukan paruh
HARI Ke 8 Mulai pembentukan bulu
HARI Ke 10 Mulai pengerasan paruh
HARI Ke 13 Penampakan sisik dan kuku
HARI Ke 14 Embrio memutar dengan kepala mengarah ke
ujung tumpul
HARI Ke 16 Sisik, kuku dan paruh mulai halus dan keras
HARI Ke 17 Paruh memutar ke arah rongga udara
HARI Ke 19 Yolk sac mulai memasuki rongga tubuh
HARI Ke 20 Seluruh yolk sac masuk rongga tubuh
HARI Ke 21 Menetas
HARI Ke 22 Belajar berdiri dan jalan
Perkembangan embrio selama penetasan
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN EMBRIO DAPAT BERKEMBANG

I. Membran Ekstraembrional
A. Ammnion dan Chorion
Tumbuh mulai dari bagian kepala sampai
menyelimuti tubuh embrio. Bagian luar adalah
Chorion dan bagian dalam adalah Ammnion.
Fungsinya melindungi embrio dari benturan fisik
dan memberikan peluang embrio untuk bergerak.
B. Yolk Sac (kantong kuning telur)
Membran yang membungkus kuning telur.
Mensekresikan enzim yang merubah kandungan
kuning telur sehingga dapat diserap embrio. Dan
cadangan makanan bagi ayam yang baru menetas.
C. Allantois
Menyelimuti embrio, berfungsi sebagai sistem
sirkulasi seperti :
1. Respirasi : mengalirkan oksigen ke dalam darah
embrio dan mengeluarkan CO2
2. Digestif : membantu digesti albumin dan
absorbsi kalsium dari cangkang.
3. Ekskresi : membuang hasil ekskresi dari ginjal
embrio dan menampungnya di rongga allantois
II. Metabolisme Embrional
Pertumbuhan embrio selama dalam telur
membutuhkan protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, air dan O2.
a. Energi
- 4 hari pertama sumber energi dari KH
- Selanjutnya protein dan KH
- Terakhir berasal dari lemak kuning telur
- Untuk merubah KH, Protein dan Lemak
dibutuhkan O2.
b. Mineral. Yang utama adalan Ca yang berasal dari
cangkang dan dari sumber lain di dalam telur.
c. Vitamin. Berasal dari makanan induk selama
pemeliharaan
Perubahan posisi Embrio
Lama Waktu dan Temperatur Penetasan Unggas

Lama Suhu Kelem Jangan Suhu RH


Jenis Unggas putar 3 hari 3 hari
Menetas (oC/F) baban setelah terakhir terakhir

Ayam 21 37,6/99,75 85-87 19 37,2/99,0 90-94

Kalkun 28 37,4/99,25 83-85 25 36,9/98,5 90-94

Itik 28 37,5/99,5 84-86 25 37,1/98,75 90-94

Entog 35-37 37,5/99,5 84-86 31 37,1/98,75 90-94

Angsa 28-34 37,4/99,25 86-88 25 36,9/98,5 90-94

Ayam Mutiara 28 37,6/99,75 83-85 25 37,2/99,0 90-94

Puyuh 17 37,4/99,25 84-86 15 37,2/99,0 90-94


PENETASAN
1. Telur Tetas
Telur tetas atau telur fertil yaitu telur yang sudah dibuahi,
dihasilkan dari peternakan aym pembibit.
kualitas telur bibit ditentukan oleh fertilitas dan daya tetas.
Fertilitas adalah persentase telur yang fertil dari seluruh
telur yang digunakan.
∑ telur fertil
Fertilitas = x100
∑ telur masuk

∑telurfertil
DayaTetas
= x100
∑telurmenetas
Faktor yg mempengaruhi fertilitas :

1. Nisbah kelamin (sex ratio) yaitu perbandingan jantan dan betina


dalam satu pemeliharaan. Sex ratio terlalu padat berakibat
fertilitas semakin tinggi tapi produksi menurun, secara ekonomis
tidak menguntungkan. Sex ratio untuk type petelur 6-7 ekor per
100 betina, sedangkan ayam type pedaging 7-9 per 100 ekor
betina. Untuk itik 1 : 6, kalkun 1 : 15, untuk puyuh 1 : 2.
2. Umur ayam, semakin tua fertilitasnya semakin rendah. Umur
ideal untuk type petelur 24 – 70 mg, untuk ayam type pedaging
26 – 60 mg.
3. Lama waktu mulai kawin sampai ditetaskan maksimal 5 hari
4. Manajemen pemeliharaan, perkandangan dan pencahayaan.
Diperlukan tempat yang nyaman untuk melakukan perkawinan.
5. Pakan harus berkualitas sesuai kebutuhan.
6. Musim. Musim panas libido berkurang akibat stress
2. Seleksi telur tetas
Syarat telur tetas :
1. Berasal dari induk yang sehat, produksi
tinggi, sex ratio yang baik sesuai strain
2. Umur telur tidak boleh lebih dari 1 minggu
3. Bentuk telur normal, tidak terlalu lonjong
dan bulat. Perbandingan panjang-lebar 7 : 5
4. Besar dan warna kulit telur seragam
5. Kerabang telur tidak terlalu tipis dan tebal
6. Kulit telur halus, tidak kotor dan retak.
3. Penyimpanan Telur Tetas
a. Ruang penyimpanan harus bersih
b. Ruang harus sejuk (18o C), jangan panas
c. Tidak boleh terlalu kering atau lembab
( kelembaban ideal 75 – 80%)
d. Tidak boleh terkena angin langsung
e. Tidak boleh disimpan terlalu lama
f. Penyimpanan dengan ujung tumpul di atas. Apabila
disimpan lebih dari 1 minggu perlu diputar 90 o
g. Tidak diperkenankan sembarang orang memegang
telur
Pengaruh Lama penyimpanan Telur Terhadap Daya Tetas dan
Keterlambatan menetas
Lama Penyimpanan Daya Tetas (%) Lama keterlambatan
(hari) Penetasan (jam)

1 88 0
4 87 0.7
7 79 1,8
10 68 3,2
13 56 4,6
16 44 6,3
19 30 8,0
22 26 9,7
25 0 11,8
MESIN TETAS
• Fungsinya mengganti peran induk
• Cara kerjanya Meniru tingkah
laku induk pada waktu mengeram
• Meniru kondisi alami induk pada
waktu mengeram seperti
temperatur, kelembaban, sirkulasi
udara
Temperatur optimal perkembangan embrio
• Embrio istirahat (tidak berkembang) pada temperatur 23, 6oC (75oF) disebut
physiological zero. Di atas temperatur tersebut embrio akan berkembang.
• Embrio akan berkembang pada suhu 35-40,5oC (95-105oF), diluar temp.
tersebut anak ayam cacat dan daya tetas menurun.
• Faktor yang mempengaruhi kebutuhan suhu optimal adalah :
1. Besar telur
2. Kualitas kerabang
3. Genetik
4. Kelembaban udara selama penetasan
Tiga saat temperatur optimal perkembangan embrio
5. Saat di dalam tubuh induk 105-107oF (40,6-41,7oC)
6. Pada saat perkembangan embrio 19 hari penetasan 99,5oF atau 37,5oC
(mesin forces draff) sedangkan untuk still air ditambah 1 oF .
7. Perkembangan embrio pada saat 20-21 hari penetasan. Temperatur
optimal untuk mesin forced draff 36,7-37,2oC (98-99oF), sedangkan still
air tetap.
Kebutuhan Udara Selama Penetasan
 Komponen udara yang dibutuhkan adalah O 2, N2,
CO2 dan H2O.
 Dibutuhkan pertukaran udara yang lancar agar CO2
dan uap air dapat keluar dari mesin tetas
 CO2 dapat membunuh embrio , berkurangnya udara
segar dapat menurunkan daya tetas.
 Setiap pengurangan Kadar O2 sebanyak 1% dari 21%
akan mengakibatkan penurunan daya tetas 5%.
 Embrio akan mati pada kadar CO2 mencapai 5%.
 Mesin tetas yang baik harus menjamin kelancaran
sirkulasi udara.
MACAM-MACAM MESIN TETAS
1) Still Air Incubator (sistem pemanas udara diam)
 Mesin tetas yang menggunakan pemanas di luar mesin
tetas.
 Ppanas dialirkan melalui pipa ke dalam mesin tetas
 Kapasitas terbatas sehingga banyak digunakan peternak
kecil. Contohnya mesin dengan pemanas lampu pijar.

2) Forced Draff Incubator ( Sistem pemanas udara mengalir)


 Mesin tetas dengan mengalirkan udara panas keseluruh
ruangan dengan bantuan kipas.
 Praktis sehg banyak digunakan oleh perusahaan besar.
Struktur Dan Peralatan mesin Tetas
• Ruang/Kotak meisin
• Sumber pemanas
• Ventilasi
• Bak air
• Termoregulator
• Termometer
Tatalaksana Penetasan

• Persiapan = Pilih ruangan yang tidak lembab,


sirkulasi udara lancar, tidak terkena angin
langsung.
• Sebelum digunakan mesin harus
dibersihkan/cucihama
• Pengaturan temperatur mesin sesuai kebutuhan
(39,5oC), bak air hars selalu diisi, ventilasi ditutup.
• Memasukkan telur kedalam mesin, usahakan pagi
agar mudah pengontrolan temperatur.
TEMPERATUR
HARI KEGIATAN
( o C)
1 38,6
2 38,6 Telur tidak boleh diganggu
3 38,6
4 38,6
5 38,6
6 38,6 Pemutaran telur 3
7 38,6 kali/hari pada waktu Peneropongan
8 38,6 pagi, siang dan sore
9 38,6
10 38,6
11 38,6
12 38,6 Buka Ventilasi
13 38,6
14 38,6
15 38,6
16 38,6
17 38,6
18 38,6
19 38,6
20 38,6
21 38,6
22 38,6
23 38,6
23 38,6
25 38,2
26 38,2
27 38,2 Stop Pemutaran
28 38,2 Menetas

Anda mungkin juga menyukai