Anda di halaman 1dari 29

SENYAWA GOLONGAN

SALISILAT
KELOMPOK 1
2FA1
Adi Putra 11181001 M. Lutfi 11181027
(Mencari Materi) (Membuat Video)

Camilla Tirani 11181008 Rian Nugraha 11181038


(Mencari materi & Membuat ppt) (Mencari Materi)

Dera Ayu 11181010 Tegar M.N 11181046


(Mencari materi) (Membuat Video)

Galan Rizqi Y 11181017 Jajang Nurjaman 11181239


(Mencari Materi & Mengerjakan perhitungan) (Membuat Video)

Iwan Setiawan 11181022


(Mencari Materi)
1 Asam Salisilat
Golongan
Salisilat 2 Asam Asetil Salisilat

3 Metil Salisilat

4 Salisilamid
1. Asam Salisilat
Asam Salisilat mengandung tidak
kurang dari 99,5% dan tidak lebih
dari 101,0%, C7H6O3, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan

Kelarutan : Sukar larut dalam air


dan dalam benzen, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter; larut
dalam air mendidih; agak sukar larut
dalam kloroform.
Pemerian :Hablur ringan tidak
berwarna atau serbuk berwarna
putih; hampir tidak berbau; rasa
Asam salisilat [69-72-7] C7H6O3 agak manis dan tajam.
BM 138,12
Alat & Bahan
Alat Bahan

• Asam Salisilat
• Gelas Kimia • Asam Oksalat
• Gelas Ukur • FeCl3
• Erlenmeyer • HCl
• Buret dan Statif • Pereaksi Folin-Ciocalteu
• Pipet Volume • NaOH
• Alat Destilasi • fenoftalein LP
• Pipet Tetes • Etanol encer P
A Analisis Kualitatif Reagen

+ FeCl3

Endapan
+ HCl asam
salisilat

Sampel

Fenol yang bereaksi dengan FeCl3 memberikan warna ungu, karena asam salisilat adalah
senyawa yang mengandung Fenol maka ketika di + FeCl3 dengan akan bereaksi dengan
asam salisilat sehingga menghasilkan warna ungu).
Lanjutan...

+ 1 mL air
+ 1 tetes
FeCl3
+ pereaksi
Folin-
Ciocalteu

Sampel
Lanjutan...
+ Etanol
+ H2SO4

Menghasilkan
bau khas
Panaskan
seperti
balsem

Asam
Salisilat
(Sampel)

Terbentuknya bau khas seperti balsem ini karena terjadi reaksi dari oksigen karbonil pada
sampel deprotonasi kemudian etanol sebagai nukleofilik menyerang karbon positif pada
sampel kemudian terjadi eliminasi H2O sehingga menghasilkan efek ester
Lanjutan... Pembuatan Pereaksi

  FeCl3
Timbang Fecl3 sebanyak
Perhitungan FeCl3 0,5 g  masukan ke
0,5% dalam gelas ukur 100 mL
FeCl3 = 100  larutkan dengan
quadest ad sampai 100
= 0,5 g mL
Lanjutan... Pembuatan Pereaksi

Folin-ciocalteu
100 g sodium tungstate + 25 g sodium molibdate
+ 50 ml asam phosphate + 100 ml HCl 
dimasukkan ke dalam labu erlemeyer berukuran
500 ml + 700 ml akuades  direfluks selama 10
jam  + 150 ml lithium sulfat + 50 ml akuades +
beberapa tetes bromine (Br2).
Lanjutan……. Spektrofotometri
Prinsip dasar spektrofotometri yaitu metode analisa kimia berdasarkanserapan
molekul terhadap gelombang elektromagnetik (cahaya).

Asam salisilat dapat menyerap radiasi UV karena Sedangkan gugus auksokorm adalah


memiliki gugus kromofor atau ikatan rangkap
terkonjugasi dan auksokorm dalam strukturnya.
gugus fungsi dalam suatu molekul
Gugus kromofor adalah ikatan atau gugus fungsi yang dapat mempengaruhi absorpsi
spesifik dalam molekul yang bertanggung jawab radiasi gugus kromofor. Jika gugus
atas penyerapan cahaya pada panjang gelombang
auksokorm terdelokalisasi ke gugus
tertentu. Gugus kromofor pada asam salisilat adalah
gugus benzyl (memiliki ikatan rangkap kromofor, maka intensitas absorbansi
terkonjugasi). Panjang gelombang serapan akan meningkat dan terjadi
maksimum ( maks) dan λ koefisien ekstingsi molar pergeseran batokromik atau
akan bertambah dengan bertambahnya
jumlah ikatan rangkap terkonjugasi. hipsokromik. (Charke, 2005).
Lanjutan……. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi
dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran

1. Dimasukan toluen – asam asetat glasial (4:1) ke dalam chamber


2. Tutup dengan plat kaca, di jenuhkan selama 45 menit.
3. Di buat batas penotolan dan batas elusi 10 cm.
4. Larutan uji ditotolkan secara terpisah dengan menggunakan pipa
kapiler dengan jarak 1,5 cm dari bagian bawah lempeng.
5. Lempeng KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukan kedalam
bejana KLT yang terlebih dahulu dijenuhkan dengan fase gerak
berupa toluene dan asam asetat (4:1).
6. Dibiarkan fasa bergerak naik sampai mendekati batas elusi.
7. Lempeng KLT diangkat dan dibiarkan kering diudara.
8. Diamati di bawah sinar UV254 berfluoresensi memberikan bercak
gelap
B Analisis Kuantitatif Titrasi Asam Basa

Titrasi Asam Basa merupakan reaksi netralisasi yang dibagi menjadi dua yaitu :

 Asidimetri merupakan titrasi senyawa basa atau senyawa yang dibentuk dari
garam asam lemah dengan hidrolisis, dengan menggunakan larutan standar
asam.
 Alkalimetri merupakan titrasi larutan asam atau senyawa yang dibentuk dari
hidrolisis garam basa lemah, dengan larutan standar basa
Pada titrasi asam basa dapat
dipilih sebuah indicator yang
menunjukan perbedaan warna
pada pH yang mendekati titik
ekuivalen. Semua indicator pada
umumnya digunakan merupakan
asam atau basa organic sangat
lemah. phenol phonephtalein
memiliki rentang pH 6,8-8,4
(kuning-merah) (Vogel, 1951).
Syarat-Syarat Analisi Aside dan Alkali

1. Reaksinya berlangsung cepat


2. Reaksinya harus sederhana dan dapat dinyatakan
dengan persamaan reaksi
3. Harus ada perubahan yang terlihat saat ekuivalen
tercapai, baik secara fisika maupun kimia.
4. Harus ada indicator jika syarat ketiga tidak
dipenuhi.
Prinsip
Penetpan kadar asam salisilat berdasarkan reaksi
netralisasi dengan menggunakan metode asidimetri
dan meggunakan larutan baku NaOH sebagai titran
dan dengan penambahan indikator pp dimana titik
akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari
bening menjadi merah muda.
Lanjutan…

 
Pembakuan :
Timbang seksama200 mg Asamoksalat + 2 – 3 tetes indikator fenolftalein
dan titrasi dengan NaOH warna merah muda (pink)stabil.

Penetapan Kadar :
Timbang saksama 500 mg zat, larutkan dalam 25 ml etanol encer P yang
sudah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N + fenoftalein LP dan
titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.
Lanjutan… Perhitungan bahan
   

Perhitungan NaOH 0,1 N Perhitungan PP


N NaOH=
0,1 N = PP =
= =1g
=4g
Lanjutan… Pembuatan NaOH & PP

NaOH 0,1 N
Timbang NaOH sebanyak 4 g  masukan pada beaker
glass ukuran 1000 mL  larutkan dengan Aquadest ad
sampai 1000 mL

Phenolphthalein
(PP)
Timbang PP sebanyak 1 g  masukan pada beaker glass
ukuran 100 mL  larutkan dengan Aquadest ad sampai
100 mL
Lanjutan…
Pembakuan NaOH :

NaOH

(+) 200 mg Asam Oksalat


(+) 5 ml aquadest
(+) fenoftalein LP 2-3 tetes

TAT : Merah Muda / Pink


Lanjutan…
Penetapan kadar Asam Salisilat :

NaOH

(+) 500 mg Asam Salisilat


(+) 25 ml etanol encer P
(+) fenoftalein LP

TAT : Merah Muda / Pink


Lanjutan…
Reaksi Asam Salisilat dengan NaOH:
Contoh soal

Timbang seksama 200 mg asam Oksalat dengan BE = 63. kemudian


masukan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan tambah aquadest
secukupnya. Aduk sampai larut dan tambahkan 3 tetes indikator
fenoftalein. Larutan asam oksalat dititrasi dengan larutan NaOH yang
akan distandarisasi sampai warna merah jambu timbul secara menetap,
volume titrasi yang didapat yaitu 8,6 mL. Lalu timbang seksama lebih
kurang 500 mg serbuk yang mengandung asam salisilat, larutkan
dalam etanol 25 ml, kemudian tambahkan 3 tetes indikator fenoftalein
dan titrasi dengan NaOH dengan volume yang didapat yaitu 7,6 mL
Perhitungan Pembakuan NaOH

Diketahui : mg Asam Oksalat= 200 mg


BE Asam Oksalat = 63
Vol NaOH = 8,6 mL
Ditanyakan :N NaOH ?
N NaOH=
N NaOH=
N NaOH=
N NaOH= 0,3961 N
Perhitungan Penetapan Kadar Asam Salisilat

Diketahui : N NaOH = 0,3961 N


V NaOH = 7,6 mL
e NaOH =1
mg timbang = 500 mg
Ditanyakan: % kadar Asam Salisilat ?
Jawab :
mmol NaOH = V NaOH X N NaOH X e NaOH
= 7,6 mL X 0,3691 N X 1
= 2,8052 mmol
Perhitungan Penetapan Kadar Asam Salisilat

 
mmol Asam Salisilat = X 2,8052
= 2,8052
mg Asam Salisilat = mmol As.Salisilat X BM
As.Salisilat
= 2,8052 X 138,1
= 387,3981 mg
% Kadar Asam Salisilat = X 100 %
= X 100 %
= 77,4796 %
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia V. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
E.S Greenfield et.al. 1986. Clarke's Isolation and Identification of Drug 2nd edition.
London : The Pharmaceutical Press
Harry G. Brittain. 1994. Analytical Profiles of Drug Subtance and Excipients vol.
23. California: Academic Press

Klaus Florey. 1979. Analytical Profiles of Drug Subtance vol. 8. New York: Academic
Press
Ole Pedersen. 2006. Pharmaceutical Chemical Analysis Method for Identification and Limit
Tests. USA : CRC Press
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit EGC.
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai