BAB II Induksi Magnetic DKEL
BAB II Induksi Magnetic DKEL
1
A. MEDAN MAGNET
Medan magnetik adalah ruang disekitar magnet
dimana tempat benda-benda tertentu mengalami gaya
magnetik.
Gaya magnetik dapat ditimbulkan oleh benda-benda
yang bersifat magnetik dan juga arus listrik/muatan
listrik yang bergerak.
Magnet mempunyai dua kutub, yaitu utara (U) dan
selatan (S). Medan magnetik dapat digambarkan
dengan garis-garis gaya magnetik yang disebut
spectrum magnetik.
Garis gaya magnetik didefinisikan sebagai garis
khayal yang merupakan lintasan kutub utara magnet-
magnet kecil apabila dapat bergerak dengan bebas.
Garis gaya magnetik selalu memancar dari kutub
utara ke kutub selatan dan tidak pernah memotong.
2
B. MEDAN MAGNETIK DI SEKITAR ARUS
LISTRIK
Percobaan Oersted menunjukkan bahwa :
a. Arus listrik menghasilkan gaya yang
dapat memutar
sebuah magnet yang ada didekatnya.
b. Besarnya gaya bergantung kepada
kedudukan
relatif antara arus dan magnet.
3
PERCOBAAN OERSTED
2. Induksi Magnetik
Induksi magnetik dibatasi sebagai gaya terhadap muatan
yang bergerak dengan persamaan :
8
5. Hukum Biot-Savart
9
10
BAB 3
KONSEP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
A. HUKUM FARADAY
11
Bila kita mendorong medan magnet batang ke
dalam coil tersebut, dengan kutub utaranya
menghadap coil tersebut, ketika batang magnet
sedang begerak, jarum galvanometer
memperlihatkan penyimpangan yang
menunjukkan bahwa sebuah arus telah dihasilkan
di dalam coil tersebut.
13
BAB 4
BATERAI ( ACCU )
A. KONSTRUKSI BATERAI
Baterai terdiri dari beberapa sel, dimana sel-sel ini
membangkitkan energi listrik. Tiap sel terdiri dari
beberapa plat (lempeng), pemisah (separator) dan
elektrolit.
a. Kotak baterai
Kotak baterai terdiri dari ebonit, berguna untuk
memegangi sel dan penampang elektrolit.
14
A. KONSTRUKSI BATERAI
c. Pemisah (separator)
Separator terbuat dari bahan non-konduktor
untuk memisahkan plat positif dan negatif agar
tidak terjadi hubungan singkat. Bahan separator
adalah kayu, ebonit, atau dari serat gelas.
d. Elektrolit
Elektrolit terbuat dari campuran air sulingan
(60,8%) dan asam belerang (39,2 %).
Mempunyai berat jenis 1,26 dalam keadaan
baterai terisi penuh pada suhu 20oC.
15
B. REAKSI KIMIA PADA BATERAI
16
C. JENIS-JENIS BATERAI
1. Elemen Primer
2. Elemen Volta
3. Elemen Daniell
4. Elemen Leclanche basah
5. Elemen Leclanche kering
6. Elemen Weston
7. Elemen Sekunder
8. Elemen Bahan Bakar
9. Elemen Hidrogen-Oksigen
17
18
KONVERSI ENERGI ELEKTROMEKANIK
Konversi energi baik dari energi listrik
menjadi energi mekanik (motor) maupun
sebaliknya dari mekanik menjadi listrik
(generator) berlangsung melalui media
medan magnet. Energi yang diubah dari satu
bentuk ke bentuk lainnya, sementara akan
tersimpan pada media medan magnet untuk
kemudian dilepaskan menjadi bentuk energi
lainnya. Dengan demikian medan magnet
selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan
energi juga sekaligus sebagai media untuk
menggandeng proses perubahan energi.
19
Energi yang diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain akan disimpan sementara pada
media medan magnet untuk kemudian
dilepaskan menjadi energi bentuk lainnya dan
secara matematika dinyatakan oleh
persamaan diferensial
20
GAYA GERAK LISTRIK
Apabila sebuah penghantar digerakkan
tegak lurus sejauh d, memotong suatu
medan magnet dengan kerapatan fluks
B, maka perubahan fluks pada
penghantar dengan panjang efektif l
ialah :
d = B l ds
Dari Hk. Faraday diketahui bahwa ggl :
e = d / dt.
Maka: e = B l ds / dt; ds/dt = v =
kecepatan
21
Persamaan e = B l v dapat diartikan
bahwa apabila dalam media medan
magnet diberikan energi mekanik
(untuk menghasilkan kecepatan v),
maka akan dibangkitkan energi listrik
(e); dan ini prinsip dasar dari sebuah
generator.
22
TORSI
Arus listrik I yg dihasilkan di dalam suatu
medan magnet dengan kerapatan fluks B
akan menghasilkan suatu gaya F sebesar :
F=BIl
Persamaan ini merupakan prinsip sebuah
motor, dimana terjadi proses perubahan
energi listrik menjadi energi mekanik. Bila jari-
jari rotor adalah r, torsi yg dibangkitkan :
T=Fxr=BIlr
23
Pd saat gaya F dibangkitkan, penghantar
bergerak di dalam medan magnet dan seperti
diketahui akan menimbulkan tegangan listrik
yg melawan tegangan penyebabnya. Agar
proses konversi energi listrik menjadi energi
mekanik (motor) dapat berlangsung, tegangan
sumber harus lebih besar drpd tegangan listrik
lawan. Arus listrik (I) yg mengalir pd
penghantar menyebabkan medan magnet akan
berinteraksi dg medan magnet yg telah ada
(B). Interaksi medan magnet merupakan gaya
reaksi terhadap gaya mekanik yg diberikan.
Agar konversi energi mekanik ke energi listrik
dapat berlangsung, gaya mekanik yg diberikan
haruslah lebih besar drpd gaya reaksi tadi.
24
Mesin Dinamik Elementer
Pd umumnya mesin dinamik terdiri atas bagian
yg berputar disbt rotor dan bagian yg diam
disebut stator dg celah udara diantaranya
25
Pd gambar (a) stator merupakan kumparan medan
yg berbentuk kutub sepatu dan rotor merupakan
kumparan jangkar (gambar (b)) yg saling
dihubungkan. Kumparan yg terletak pada alur-alur
rotor tsb perlu saling dihubungkan ujungnya untuk
mendapatkan tegangan induksi (ggl) yg lebih besar.
Kumparan a-a tersebut bila diputar dg arah
berlawanan jarum jam akan membangkitkan
tegangan yang arahnya mendekati pada
penghantar a dan menjauhi kita pada konduktor –a.
Dg demikian, tegangan yg dibangkitkan berubah-
ubah arahnya setiap setengah putaran sehingga
merupakan tegangan arus bolak-balik.
e = Emaks sin ωt
26
Untuk mendapatkan tegangan arus searah
diperlukan penyearah yg disebut komutator
dan sikat, (gambar (a) & (b) dibawah) :
27
Berbeda dg mesin arus searah, kumparan
medan mesin sinkron terdapat pd bgan yg
berputar (rotor), sedang kumparan
jangkarnya merupakan bagian yg diam
(stator). Kumparan medan mesin sinkron, dpt
berbentuk seperti kutub sepatu (salien) atau
berbentuk silinder. Mesin induksi (asinkron)
mempunyai kumparan medan pada stator,
dan karena mesin ini menggunakan prinsip
induksi elektromagnet maka kumparan rotor
akan dibangkitkan gaya gerak listrik (ggl)
28
29
INTERAKSI MEDAN MAGNET
Kerja suatu mesin dinamik dapat juga dilihat
dari segi adanya interaksi antar medan
magnet stator dan rotor yaitu :
F=BIl
Dari persamaan diatas, penghantar arus listrik
(I) akan menimbulkan fluks juga di sekitar
penghantar yang dilalui. Bila kerapatan fluks
akibat arus listrik (I) dinyatakan dengan B s,
sedang kerapatan fluks akibat kumparan
medan adalah Br, maka dapat dituliskan :
T = K Br Bs sin δ
δ = sudut antara kedua sumbu medan magnet
Br dan Bs, dan K = konstanta = l x r
30
Sudut δ dikenal sebagai sudut torsi atau sudut
daya dg nilai maksimumnya δ = 90º. Dengan
menganggap Br, dan Bs, sebagai fungsi arus
rotor dan arus stator persamaan torsi
menjadi :
T = K Ir Is sin δ
31
DISTRIBUSI FLUKS
Suatu mesin sinkron dg kuparan medan epat
kutub, kumparan jangkarnya terdiri atas 2
kumparan, yaitu a1 –a1 dan a2 –a2 (gambar
(a)). Kedua kumparan tersebut bila
dihubungkan secara seri akan berbentuk
seperti gambar (b).
32
Pd sistem proses dinamik, tenaga listrik yg
dibangkitkan diperoleh melalui adanya
gerakan mekanik, yaitu adanya suatu bagia
dari sistem yg bergerak (bgan yg berputar
rotor).
Kelemahan sistem ini adalah bahwa utk
membangkitkan tenaga listrik diperlukan
adanya tenaga mekanik. Keuntungannya,
pada kapasitas daya yg makin besar, makin
ekonomis.
Tenaga listrik yg dihasilkan dpt dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu : arus searah dan arus
bolak balik
33
Listrik arus searah adalah tenaga listrik
dimana aliran dan tegangannya adalah rata,
tidak ada perubahan. Arus searah (rata) murni
diperoleh dari proses statis, sedangkan arus
searah yg tdk murni masih mempunyai riak
(ripple) diperoleh dari arus bolak balik yg
diratakan oleh doda perata atau sikat-sikat
komutator.
Listrik arus bolak balik adalah tenaga listrik,
dimana aliran arus dan tegangannya
bervariasi, bergelombang, merupakan fungsi
dari waktu.
34