Anda di halaman 1dari 18

SKENARIO 2

KELOMPOK 3
Dosen Tutorial : drg. Selviana Rizky Pramitha
Anggota :

 Fadel Muhammad Yasin


 Rahma Dania Arisa Jali  Salmah Erlita Hardiah
 Fitria Anwarini  Restia Marta’ul Jannah
 Ursula Valentina  Khairunnisa Amalia Pratami
 Maharani Dwi Aprilia  Norliana Afrianti
 Muhammad Aufar Rafif Adha
SKENARIO
“ Kenapa sakit setelah cabut gigi “
Pasien perempuan datang ke praktek dengan nyeri di rahang
bawah kiri sampai menjalar ke telinga. Pada anamnesa didapatkan
informasi bahwa 5 hari yang lalu pasien pernah mencabutkan gigi
geraham pertama kiri bawah di dokter gigi. Menurut informasi dari
pasien prosedur cabut gigi saat itu cukup lama kurang lbh 1 jam,
karena terjadi rembesan darah, beberapa kali drg yang mencabut,
mengganti gulungan kassa yang telah diteteskan dengan cairan
bius. Pasien sudah mengikuti instruksi drg untuk menggigit kassa
slm 30-60 menit, tidak menghisap luka pencabutan dan berkumur
terlalu keras.
Pd pemeriksaan klinis didapatkan tanda vital, tensi 150/90
mmHg, nadi 90x/mnt, rerata respirasi 24x/mnt, pada status lokalis
intra oral terlihat luka pasca ekstraksi 36 dengan soket berwarna
putih ke kuningan disertai warna sedikit kehitaman pada bagian
tengah soket, tepian gingiva terdapat hiperemi yang minimal.
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Hubungan pencabutan gigi yang lama dengan keluhan nyeri pasien?


2. Bagaimana penanganan pertama pd kasus di skenario?
3. Mekanisme nyeri di RB sampai ke telinga?
4. Apakah tekanan darah berpengaruh terhadap ekstraksi?
5. Pengaruh usia & jenis kelamin thd keparahan post ekstraksi?
6. Gambaran keadaan soket pd skenario apakah normal/tidak? Jika
tidak bgmn mekanismenya?
7. Apakah faktor sistemik berpengaruh terhadap ekstraksi gigi &
proses penyembuhan?
8. Syarat ekstraksi gigi?
9. Komplikasi pencabutan gigi?
10. Hubungan obat bius dengan kondisi intra oral pasien?
11. Apa diagnosa pada skenario kali ini?
12. Penatalaksanaan kasus pada skenario?
ANALISIS MASALAH

1. Adanya nyeri pd TMJ, karena spasme otot


2. Diberikan obat analgesik dan anti inflamasi
3. Terganggunya nervus V3
4. Berpengaruh, pasien mengalami vasokontriksi
5. Usia berpengaruh thd pencabutan gigi
6. Sasaran belajar
7. Berpengaruh thd proses penyembuhan
8. Karies yg dalam, penyakit sistemik terkontrol, kebutuhan
perawatan orto, impaksi, dll.
9. Perdarahan yg berlebihan, syok, gangguan pada proses mastikasi
10. Sasaran belajar
11. Komplikasi pasca ekstraksi gigi (SB)
12. Sasaran belajar
PROBLEM TREE
Px perempuan Ekstraksi Gigi

- Nyeri RB smp ke telinga


- Soket kuning kehitaman
Post Ekstraksi - Hiperemi

Komplikasi Post Ekstraksi

Dry Socket

Manifestasi Klinis
DefinisiC Epidemiologi DD Komplikasi

Etiologi Patofisiologi Tatalaksana Prognosis


OSTEITIS ALVEOLAR
( DRY SOCKET )
DEFINISI
 Gangguan dalam penyembuhan luka
berupa inflamasi yg meliputi salah
satu/seluruh bag lapisan tulang padat
pd soket gigi (lamina dura)
 Disertai nyeri sedang – hebat

 Sakit pasca operasi sekitar soket gigi


dpt me tiap waktu antara hari ke 1-3
stlh ekstraksi gigi.
 Frekuensi sering terserang yaitu pd
regio molar bawah
 Frekuensi dry socket sekitar 5-30 %
dari kasus impaksi M3 bawah

Dentino (Jur. Ked. Gigi) Vol. 1 No.1 Maret 2016


“Perbedaan angka kejadian dry socket pada pengguna kontrasepsi hormonal & yang tidak”
Etiologi

 Penggunaan analgesik
 Perokok
 Irigasi soket post ekstraksi
 Trauma operasi
 Kesulitan operator dan kurangnya pengalaman operator
 Pasien dengan penyakit sistemik (DM, hipertensi,
immunocompromised)
 Kebiasaan (menghisap pasca ekstraksi)
Epidemiologi

 Tingkat insidensi dry soket di laporkan di indonesia mencapai


0,5% pasca pencabutan gigi
 Pada pencabutan gigi lebih sering terjadi pada molar
mandibula sekitar 3-38%
 Pencabutan gigi secara bedah juga dilaporkan dapat
menimbulkan insidensi dry soket 10 kali lebih tinggi
 Angka kejadian dry soket pada wanita menunjukkan
peningkatan dari laki-laki sekitar 2:1
 W>P 4,1% lebih tinggi (lebih sering ditemukan diwanita yang
menstruasi, efek dari hormon estrogen yang dapat
menstimulasi fibrinolisis (pecahnya fibrin pada pembekuan
darah
MANIFESTASI KLINIS

Mikroskopis HPA

Ditandai adanya
infiltrasi sel Adanya degredasi
inflamasi, yaitu sel bekuan darah yg
fagosit & giant cell pd berhub dgn disolusi
bekuan darah yg eritrosit & fibrinolisis,
tersisa. Sel tsb deposit hemosiderin
berhub dgn bakteri & dan tdk ada jaringan
nekrosis pd lamina granulasi
dura

Cardoso et al. Clinical concepts of dry socket. J. Oral Maxillofacial Surgery. 68. 2010
 Dry soket muncul pada hari 1-3 setelah pencabutan
gigi dengan durasi biasanya hingga 5-10 hari
 Hilangnya bekuan darah pada soket bekas pencabutan
dan biasanya dipenuhi oleh debris.
 Soket kemerahan, bengkak, dan tidak ditemukannya
blood clot
 Halitosis
 Inflamasi margin gingiva di sekitar soket bekas
pencabutan
 Mukosa sekitar biasanya berubah warna menjadi
kemerahan
 Rasa sakit yang hebat dan berdenyut dimulai sejak 24-
72 jam setelah pencabutan gigi dan dapat menjalar
hingga ke arah telinga dan tulang temporal.
TATALAKSANA
 Irigasi = v/menghilangkan serpihan dan bakteri
 Medical dressing = disarankan sebagai kombinasi dengan
intervensi bedah karena terjadi komplikasi lokal.
Menghilangkan jahitan dan iritasi dengan saling hangat
dibawah anestesi lokal sebelum aplikasi dari medical dressing
mengandung zinc oxide dan eugenol dicampur kedalam
konsintensi semi padat taruh dikasa. ( setiap 2-3 hari kasa
diganti, setelah sakit reda.
 Analgesis = obat anti inflamasi non steroid jangka pendek.
Narkotik = kodein
Pencegahan
 Clorxidine (cftx) – antiseptic bisguanide yang bila
digunakan sebagai irirgasi pra operasi dan obat kumur
mengurangi jumlah mikrobiota oral.
 Antibiotik = antibiotik sistemik dan topikal
mempengaruhi kejadian soket kering
 Antitibronolytic= seperti asam trexanemic menganggu
pembentukan plasmin enzimfibrinolytic.
 Terapi laser tingkat random(LIIT) = meningkatkan
kecepatan penyembuhan luka dan mengurangi
peradangan .
Diagnosis Banding
 Osteomyelitis Supuratif
 Osteonekrosis karena penggunaan obat bisphosphonate
prognosis

 Prognosis baik karena biasanya tidak


berjangka panjang dan tidak ada lanjutan
permanen. Setelah jaringan mampu
menutupi tulang, penyembuhan akan
berkembang secara normal.
Komplikasi

 Myosphrulosis
 Osteomyelitis
 Neuritis

International Journal of Dentistry volume 2010. Case report : Late complication of a Dry Socket
Treatment. Navas, Mendoza.
DAFTAR PUSTAKA

1. Perbedaan angka kejadian dry socket pada pengguna kontrasepsi hormonal &
yang tidak. Dentino (Jur. Ked. Gigi) Vol. 1 No.1 Maret 2016.
2. Cardoso et al. Clinical concepts of dry socket. J. Oral Maxillofacial Surgery.
68. 2010
3. International Journal of Dentistry volume 2010. Case report : Late complication of a
Dry Socket Treatment. Navas, Mendoza.
4. Utari Tita Ratya. Bisphosphonate: Brief Review of Its Development for Usage in
Dentistry. Journal of Dentistry Indonesia 2011, Vol. 18, No. 1, 21-26
5. IOSR Journal Of dental and medical science. Vol.13 may 2014
6. Khitab, Umar, Akhmad khan dan S. Maqbool Shah. Clinical characteristics and
treatment of dry soket pakistan oral and dental journal vol 32 No.2 august 2012

Anda mungkin juga menyukai