(UNCLOS I) 24 Februari – 27 April 1958 Di Jenewa, Swiss. Peserta 86 Negara 4 Konvensi, 1 protokol fakultatif mengenai penyelesaian pertikaian, dan 9 buah resolusi. 4 Konvensi dari hasil konferensi : 1. Konvensi mengenai Laut Teritorial dan Zona Tambahan (Convention on the Territorial Sea and Contiguous Zone) 2. Konvensi mengenai Laut Lepas (Convention on the High Sea) 3. Konvensi mengenai Perikanan dan Perlindungan Kekayaan Hayati Laut Lepas (Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources of the High Seas) 4. Konvensi mengenai Landas Kontinen (Convention on the Continental Shelf) I. KONVENSI MENGENAI LAUT TERITORIAL DAN ZONA TAMBAHAN Pengertian Laut Teritorial (pasal 1) : * suatu jalur yang terletak di sepanjang pantai suatu negara berada dibawah kedaulatan suatu negara. Kedaulatan atas laut teritorial meliputi juga
ruang udara diatasnya dan dasar laut serta
tanah di bawahnya (pasal 2). Lanjutan : Garis pasang surut (low water mark) sebagai garis pangkal normal (normal base line) (pasal 3). Mengatur garis pangkal lurus dari ujung ke ujung (straight base line) sebagai cara penarikan garis pangkal yang dilakukan dalam keadaan tertentu (pasal 4) 1. di tempat dimana pantai banyak liku-liku tajam atau laut masuk jauh ke dalam. 2. apabila terdapat deretan pulau yang letaknya tak jauh dari pantai. Namun demikian penarikan garis lurus tersebut dipersyaratkan : 1. tidak boleh menyimpang terlalu banyak dari arah umum daripada pantai dan bahwa bagian laut yang terletak pada sisi dalam (sisi darat) dari garis-garis demikian harus cukup dekat pada wilayah daratan untuk dapat diatur oleh rezim perairan pedalaman. 2. garis-garis lurus tidak boleh ditarik di antara dua pulau atau bagian daratan yang hanya timbul di atas permukaan air di waktu pasang surut (low tide elevation), kecuali kalau diatasnya didirikan mercu suar atau instalasi yang serupa yang setiap waktu ada di permukaan air. 3. penarikan garis pangkal lurus tidak boleh dilakukan sedemikian rupa sehingga memutuskan hubungan laut wilayah negara lain dengan laut lepas. Hak Lintas Damai (innocent passage) pasal 14 – 17 tidak termasuk passage : berhentinya kapal, membuang sauh (karena force majeure/bencana) innocent passage : berlaku pada semua kapal :
- kapal nelayan : harus menyimpan alat
penangkapan ikan - kapal selam : muncul di permukaan air dan menunjukkan bendera kebangsaannya. tidak boleh merugikan perdamaian,
ketertiban, dan keamanan negara pantai
Hak-hak negara pantai :
mengatur lintas damai kapal asing
lalu lintas kapal asing yang tidak merugikan, tidak boleh dihalang-halangi dapat melarang lintas damai kapal asing dalam keadaan dan syarat-syarat tertentu (tidak boleh diskriminasi, waktu terbatas, tempat tertentu) melarang penangguhan hak lintas damai di selat yang merupakan tempat pelayaran internasional Lanjutan :
Konvensi tidak berhasil menentukan
tentang lebar laut teritorial dan hak lintas damai bagi kapal perang. II. KONVENSI MENGENAI LAUT LEPAS Pengertian laut lepas : segala bagian laut yang tidak termasuk laut teritorial atau perairan pedalaman suatu negara (pasal 1) Kebebasan di laut lepas (pasal 2) :
kebebasan pelayaran
kebebasan menangkap ikan
kebebasan untuk memasang kabel dan saluran
– saluran pipa di bawah permukaan laut
kebebasan untuk terbang di atas laut lepas Lanjutan : Dalam hubungannya dengan negara tak berpantai (land locked states) (pasal 3 dan 4) Ketentuan yang berhubungan dengan
kebangsaan, registrasi dan bendera kapal sesuai
dengan praktek yang berlaku (pasal 5). Pengaturan mengenai pemakaian bendera (pasal
6 dan 7), kekebalan kapal perang dan kapal
pemerintah bukan kapal niaga di laut lepas (pasal 8 dan 9), tindakan-tindakan untuk menjamin keselamatan di laut (pasal 10), tubrukan dan kecelakaan navigasi di laut lepas (pasal 11) dan pembeian pertolongan pada kecelakaan di laut lepas (pasal 12). Lanjutan : Kewajiban negara untuk mencegah dan menghukum pengangkutan budak belian (pasal 13) Pemberantasan perompakan di laut lepas (pasal 14 – 21). Alasan pembenaran penahanan kapal asing oleh kapal perang di laut lepas (pasal 22) terlibat dalam perompakan
terlibat dalam perdagangan budak
mempunyai kebangsaan yang sama dengan kapal
perang yang memeriksa.
Pengejaran seketika (hot pursuit) - dilakukan tidak hanya terhadap kejahatan yang dilakukan di laut teritorial tetapi juga di jalur tambahan yang melanggar ketentuan di jalur tambahan. III KONVENSI PERIKANAN DAN PERLINDUNGAN KEKAYAAN HAYATI DI LAUT LEPAS. Akibat perkembangan teknik penangkapan ikan modern mengakibatkan bahaya musnahnya sebagian kekayaan alam (merupakan hukum baru). Hak untuk kebebasan menangkap ikan di laut lepas dibatasi : perjanjian negaranya dg negara lain
kepentingan dan hak negara pantai
ketentuan perlindungan dalam konvensi
Lanjutan : kewajiban negara mengambil tindakan yang diperlukan untuk perlindungan kekayaan hayati laut baik sepihak maupun dengan kerjasama dengan negara lain. Konvensi tidak memberikan hak-hak
perikanan eksklusif kepada negara pantai
atas perikanan di laut lepas yang dekat dg pantainya, tetapi memberikan hak istimewa untuk melakukan tindakan konservasi dengan dasar : Lanjutan : 1. ada kebutuhan objektif untuk mengadakan konservasi berdasarkan pengetahuan (data) ttg perikanan di daerah tersebut. 2. didasarkan pada data ilmiah yang mantap 3. tidak dilakukan diskriminasi, baik formil maupun materiil terhadap nelayan asing. KONVENSI IV : LANDAS KONTINEN Pembedaan pengertian antara pengertian geologis dan hukum Dasar laut dan tanah yang berada di bawahnya
di luar laut teritorial dengan kedalaman 200
meter. Hak negara pantai atas landas kontinen
merupakan hak –hak kedaulatan untuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam. Tidak didasarkan atas okupasi
Kekayaan alami terdiri dari hayati dan non
hayati Lanjutan : Negara tidak boleh menghalangi pemasangan kabel dan pipa di atas landas kontinen. Tidak boleh mengakibatkan gangguan
terhadap pelayaran, penangkapan ikan atau
tindakan-tindakan perlindungan kekayaan hayati laut dan tidak boleh mengganggu penyelidikan ilmiah lainnya. Penelitian negara lain harus dg ijin negara