Anda di halaman 1dari 29

1982

30 April 1982, di Montego Bay, Jamaica


Terbesar : dihadiri lebih 160 negara
Terpanjang : desember 1973 –
september 1982
Terpenting : hasil yang dicapai dan
adanya kemauan bersama untuk
berhasil
1. DI BAWAH YURISDIKSI NEGARA
a. Di bawah kedaulaatan negara
- Perairan Pedalaman (internal waters)
- perairan kepulauan (archipelagic waters)
- laut teritorial(territorial sea)
b. Hak – hak dan kewenangan khusus
- zona tambahan (contigous zone)
- ZEE (exlusif economic zone)
- Landas kontinen (continental shelf)
2. DI LUAR YURISDIKSI NEGARA
- laut lepas (high sea)
- kawasan (international seabed area)

hkm laut klasik hanya membagi wil laut yi : laut teritorial dan laut
lepas
The 8 Sea’s Regimes in the LOS-1982

Straits used for international navigation


Part III (Arts. 34 - 44)
High Seas
Internal Waters Part VII (Arts. 86-120)
Territorial Sea
Exclusive Economic Zone
(Arts. 2-32)
(Art 8)
Part V (Arts 55-75)

Contiguous Zone
(Arts. 5& 7)
Baselines

(Art. 33)

Archipelagic Waters
(Art 49) Continental Shelf
Part VI (Arts 76-85)

12 mil 24 mil 200 mil 350 mil


Perairan Pedalaman Perairan Kepulauan
Pasal 49 LOS 1982,
PASAL 8 LOS 1982 - Perairan kepulauan
 Perairan yang terletak yaitu perairan yang
pada sisi darat dari berada pada sisi dalam
garis pangkal yang garis pangkal untuk
digunakan untuk mengukur laut
teritorial, tanpa
mengukur laut teritorial
memperhatikan
 Termasuk : pelabuhan, kedalaman dan
muara, sungai, terusan, jaraknya pada pantai
dan teluk.
 Ayat 1 : Kedaulatan negara pantai, selain
wilayah daratan dan perairan pedalaman dan
dalam hal suatu negara kepulauan, perairan
kepulauannya, meliputi jalur laut yang
berbatasan dengannya yang disebut laut
teritorial
 Ayat 2 : kedaulatan negara pantai meliputi ruang
udara di atasnya dan dasar laut serta tanah di
bawahnya, termasuk ruang udara di atasnya dan
dasar laut serta tanah di bawahnya, termasuk
sumber daya alam yg terkandung di dalamnya,
khususnya sumber daya ikan.
 Kepulauan : ”kelompok pulau termasuk bagian
pulau, perairan yang menghubungkannya dan
bangunan alamiah lainnya yang saling erat
berhubungan sehingga pulau-pulau dan bangunan
alamiah lainnya itu membentuk satu kesatuan
geografi, ekonomi dan politik secara intrinsik atau
berdasarkan sejarah telah dipandang demikian”
 Penarikan garis dasar : straight
archipelagic baseline
 Negara kepulauan dapat
menetapkan alur pelayaran
 yg digunakan untuk navigasi
internasional, adanya lintas
transit (transit passage)
 Garis yang ditarik pada pantai pada waktu air laut surut.

Garis Pangkal Normal (Normal Baseline)


Garis pangkal yang ditarik pada pantai pada waktu air laut surut
dengan mengikuti lekukan-lekukan pantai.

Garis Pangkal Lurus (Straight Baseline)


Garis pangkal yang ditarik dari pantai pada waktu air laut surut
tidak mengikuti lekukan pantai tetapi menghubungkan titik-titik
atau ujung-ujung terluar dari pantai/straight base line from point to
point.

Garis Pangkal Kepulauan (Archipelagic Baseline)


Garis pangkal yang ditarik dengan menghubungkan titik-titik
terluar pulau-pulau atau karang kering terluar dari kepulauan
suatu negara.
1. Di tempat di mana pantai banyak liku – liku
tajam atau laut masuk jauh ke dalam
2. Apabila terdapat deretan pulau – pulau yang
letaknya tak jauh dari pantai
3. Apabila terdapat deretan pulau – pulau yg
letaknya tak jauh dari pantai dari pulau
utama/daratan utama
Perairan Pedalaman
Perairan yang terletak pada sisi darat dari garis pangkal yang digunakan untuk
mengukur laut teritorial.
• Full sovereignty.
Indonesia:
• UU No. 6/1996 ttg Perairan Indonesia.
• UU No. 17/1985 tentang Ratifikasi Indonesia atas Konvensi Hukum Laut 1982.
pada 31 December 1985.
• Pasal 8 LOS 1982 (Perairan pedalaman adl perairan pd sisi darat garis pangkal
laut teritorial)

Perairan Kepulauan
Pasal 49 LOS 1982, Perairan kepulauan yaitu perairan yang berada pada sisi
dalam garis pangkal untuk mengukur laut teritorial, tanpa memperhatikan
kedalaman dan jaraknya pada pantai
Indonesia, UU No 6/1996 ttg perairan Indonesia, PP No 36/2002 ttg hak dan
kwajiban kapal asing dalam melaks lintas damai di perairan Indonesia.
• Sovereignty;
• innocent passage;
• archipelagic sea lanes passage;
• transit passage;
• respect traditional fishing rights
 perairanyang ada di sisi
dalam garis pangkal.
Terdiri dari : pelabuhan,
muara, sungai, terusan,
dan teluk.
Laut Teritorial
Lebar laut teritorial adalah sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis
pangkal (baselines).
Diatur dalam Pasal 2 – 32 LOS 1982,
Indonesia, UU No 6/1996, UU No 17/1985
• sovereignty,
• innocent passage.

Syarat hak lintas damai di laut


territorial (right of innocent passage)
Melintasi laut tanpa memasuki perairan pedalaman atau singgah di
pelabuhan-pelabuhannya
Lintasan tersebut harus tidak terputus dan cepat, kecuali dalam
keadaan terpaksa (force majeure) atau kesulitan.
Lintasan tersebut harus damai.
 Lebar laut teritorial adalah sejauh 12
mil laut yang diukur dari garis pangkal
(baselines).
• Diatur dalam Pasal 2 – 3

• sovereignty,

• innocent passage.
Konsep laut teritorial muncul karena kebutuhan untuk menumpas
pembajakan dan untuk mempromosikan pelayaran dan perdagangan
antar negara.
Prinsip ini mengijinkan negara untuk memperluas yurisdiksinya melebihi
batas wilayah pantainya untuk alasan keamanan. Secara konseptual, laut
teritorial merupakan perluasan dari wilayah teritorial darat.

Adanya hak lintas damai telah meningkatkan perdagangan, hubungan dan


komunikasi antar negara.
Walaupun negara pantai dapat menikmati hak yurisdiksinya atas laut
teritorial, tetapi kapal negara asing juga dapat berlayar melalui wilayah
teritorial negara pantai selama pelayaran dengan syarat-syarat tertentu.
Hak lintas damai, kemudian eksis sebagai pembatasan dan pengecualian
kedaulatan absolut negara pantai atas laut teritorialnya.
 Melintasi laut tanpa memasuki perairan
pedalaman atau singgah di pelabuhan-
pelabuhannya
 Lintasan tersebut harus tidak terputus dan
cepat, kecuali dalam keadaan terpaksa
(force majeure) atau kesulitan.
 Lintasan tersebut harus damai.
 Zona Tambahan merupakan zona transisi antara laut
lepas dengan laut teritorial.
 Zona ini berfungsi untuk mengurangi kontras antara
laut wilayah yang rezimnya tunduk seluruhnya pada
kedaulatan negara pantai dan laut lepas dimana
terdapat rezim kebebasan.
 tidak boleh melebihi dari 24 mil laut garis pangkal dari
mana lebar laut teritorial diukur (Pasal 33 LOS 1982)
 pengawasan dan penegakan hukum thd : pabean, fiskal,
imigrasi dan karantina
 Pengawasan ini dapat dilengkapi dengan tindakan-
tindakan karantina
 Tidak boleh melebih 200 mil
 Hak berdaulat (souvereign rights) atas :
 eksplorasi dan eksploitasi, pelestariandan
pengelolaan sumber daya alam hayati
dan nabati di dasar laut, tanah di
bawahnya dll
Zona Ekonomi Eksklusif
Pasal 55-75 LOS 1982,
ZEE adalah suatu daerah di luar laut teritorial yang lebarnya tidak boleh melebihi
200 mil diukur dari garis pangkal yang digunakan untuk mengukur laut teritorial
(Ps 55 & 57)
•Hakberdaulat (sovereign rights)  Eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan
pengelolaan SDA
•Pendiriandan penggunaan pulau-pulau buatan, riset ilmiah dan perlindungan
lingkungan laut
•freedom of the sea.

Menghormati kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional, pemasangan


kabel atau pipa bawah laut menurut prinsip hukum internasional yang berlaku

Memberikan kesempatan pada negara tidak berpantai atau negara yang secara
geografis tidak beruntung untuk turut serta memanfaatkan surplus dari jumlah
tangkapan ikan yang diperbolehkan.
 Terbuka untuk semua negara
 Pengelolaan dan pelestarian sumber daya
hayati di laut bebas merupakan upaya
bersama semua negara
 Kewajiban dalam pencarian dan
penyelamatan
Laut Lepas
Pasal 86-120 LOS 1982
The General principle  freedom of the sea
Semua negara baik negara pantai atau yang tidak berpantai mempunyai
hak untuk menikmati kekebasan di laut lepas,  pelayaran, penerbangan
di atasnya, penangkapan ikan, melakukan riset ilmiah, meletakkan kabel
dan pipa di bawah laut.
• Common heritage of mankind Principle

Selat yang untuk pelayaran Int


Pasal 34-44 LOS 1982
Arti selat yang digunakan untuk pelayaran internasional tidak
mempengaruhi status hukum dari perairan. Status dari perairan tersebut
dapat laut teritorial, ZEE atau laut bebas atau pelaksanaan kedaulatan
atau yurisdiksi atas perairan tersebut yang berada disisi selat
• innocent passage;
• transit passage).
Contoh: Selat Malaka, Selat Makasar, Selat Sunda, Selat Bali, Selat
Lombok (Asia Tenggara).
 Yaitu dasar laut dan tanah di bawahnya yang
merupakan kelanjutan daratan wilayahnya
sampai jarak 200 mil laut dari garis dasar dan
dalam hal tertentu* dapat sampai 350 mil,
tergantung jarak tepian kontinennya (continental
margin)
 Hak berdaulat atas eksplorasi dan eksploitasi
sumber daya alam di landas kontinen
Landas Kontinen
Landas kontinen adl daerah dasar laut dan tanah dibawahnya yang berada di luar
laut teritorial yang merupakan kelanjutan alamiah dari daratan sampai ke batas
terluar tepian kontinen atau sampai jarak 200 mil laut diukur dari garis pangkal
yang digunakan untuk mengukur laut teritorial apabila sisi terluar tepian kontinen
tidak mencapai jarak tersebut.
Titik-titik untuk penarikan garis tidak boleh terletak lebih dari 350 mil laut dari
garis pangkal untuk mengukur laut teritorial atau tidak boleh terletak lebih dari 100
mil laut dari kedalaman 2500 meter isobath (Pasal 76).
sovereign rights, artificial islands, installations and structures, freedom of the sea.
Pasal 76-85 LOS 1982,

Anda mungkin juga menyukai