TNM Strok
TNM Strok
Stroke
DEFINISI
Cedera otak terjadi ketika pembuluh darah ke otak menjadi tersumbat
atau pecah, menghambat aliran darah dan oksigen ke otak
Hipertensi
amyloid angiopathy
trauma arteriovenous malformation (kelainan
bawaan yang dikarakterisasi oleh kecacatan pada
arteri dan vena)
penggunaan obat antikoagulan dan trombolitik
perdarahan pada tumor otak
penggunaan obat-obat stimulan contohnya
amfetamin
Patofisiologi Stroke Hemoregik
Patofisiologi dari stroke hemoragik tidak banyak diketahui seperti pada stroke iskemi,
namun memiliki proses yang lebih kompleks.
Sebagian besar prosesnya berhubungan dengan adanya darah dalam jaringan otak.
Adanya darah dalam parenkim otak menyebabkan kerusakan jaringan di sekitarnya
melalui efek mekanik yang dihasilkan (efek massa) dan neurotoksisitas dari komponen
darah dan produk degradasinya
Mekanisme pendarahan yang biasanya terjadi pada stroke hemoragik adalah
terjadinya kebocoran/ pecahnya dari pembuluh darah arteri intraserebral akibat
hipertensi kronis.
lainnya adalah pendarahan diatesis, amyloidosis otak, dan penyalahgunaan kokain
Patofisiologi Strok Iskemik
Aliran
Kardiak emboli
clot
darah
Pembuluh
darah otak
iskemik
Terapi diet stroke (rendah garam, lemak, purin dan
banyak makan makanan yang mengandung vitamin
A,B,C,E dan elektrolit seperti sayur dan buah-buahan)
Penyuluhan/edukasi
Pengaturan Diet
– Pemberian makanan pada penderita stroke disesuaikan dengan keadaan penderita
Sadar
Kesadaran ↓ &
disfagia Tidak
Disfagia
disfagai
parenteral (makanan mulut (oral) secara mulai parenteral →¼
IV) melalui selang bertahap seperti bagian (per oral) & ¾
infuS dan dilanjutkan makanan lunak, bagian melalui pipa
dengan makanan saring hingga berupa
lewat pipa (NGT) (NGT), → ½ bagian per
bentuk makanan
yang biasa dengan oral (semi padat dan semi
porsi kecil dan sering cair melalui NGT) dan diet
lengkap (makanan dan
minuman oral).
• Makanan dengan aroma dan rasa yang tajam atau dengan suhu hangat/dingin
a. Bila penderita mengalami
tujuan untuk merangsang dapat menelan semaksimal mungkin.
kesulitan menelan, diet yang
• Makanan yang semi padat untuk menghindari obstruksi (penyumbatan).
diberikan yaitu :
• Potongan makanan yang tidak terlalu besar untuk menghindari obstruksi.
• Makanan porsi kecil dan sering agar asupan makanan optimal.
b. Bila sensasi (rasa) di • Letakkan makanan di area paling sensitif, suhu makanan dingin, makanan dengan
mulut menurun, maka aroma dan rasa yang tajam agar penderita mendapatkan rasa yang maksimal.
sebaiknya dipertimbangkan : • Tidak mencampur makanan dengan berbagai tekstur agar memudahkan
menelan.
c. Bila koordinasi otot mulut • Makanan semi padat agar ke otot mulut minimal.
melemah, maka • Hindari makanan yang licin untuk menghindari masuk ke saluran nafas.
dipertimbangkan : • Makanan porsi kecil dan sering agar asupan makanan optimal.
Diberikan berdasarkan umur, berat badan (BB), tinggi badan (TB), jenis kelamin
dan aktivitas, atau sekitar 25-45 kkal BB/hari. Pada fase akut (< 48 jam) diberikan
sekitar 1.100 – 1.500 kkal/kg BB/hari. Setelah fase akut, pemberian makanan
disesuaikan dengan keadaan pasien dan penyakit penyerta yang ada, misalnya
diet rendaH garam (untuk penderithipertensi), rendah kolesterol dan lemak
(penderita dengan kolesterol tinggi), rendah gula (penderita diabetes mellitus),
atau rendah purin (penderita dengan asam urat tinggi).
Karbohidrat
Diberikan sekitar 60 – 65% dari total energi yang dibutuhkan. Bagi penderita
Diabetes mellitus, sebaiknya tidak diberikan gula murni dan membatasi pemberian
karbohidrat kompleks.
Protein
Diberikan sesuai kebutuhan, sekitar 0,8 – 1 g/kg BB/hari. Sedangkan penderita
dengan gizi kurang diberikan lebih banyak yaitu sekitar 1,2 – 1,5 g/kg BB/hari.
Untuk penderita dengan penyakit penyerta seperti gagal ginjal kronik, dibatasi
hanya 0,6 g/kg BB/hari.
Lemak
Asupan lemak sebaiknya diberikan sekitar 20-25 % dari total energi. Sebaiknya diberikan
lemak tidak jenuh ganda. Hindari makanan mengandung banyak lemak terutam lemak
jenuh, tinggi kolesterol, dan asam lemak trans (trans fatty acid), yang banyak terdapat pada
margarin, daging berlemak, makanan gorengan, dan juga makanan kemasan seperti chips.
Kolesterol sebaiknya dibatasi sekitar 30% dari total lemak. Pilih lemak yang tidak jenuh
dalam memasak terutama yang banyak mengandung vitamin E seperti minyak zaitun.
Menurut beberapa penelitian, pemberian asam lemak omega-3 (dari minyak ikan)
bermanfaat untuk mencegah atero sklerosis dan mengencerkan darah. Oleh karena itu,
konsumsi ikan laut yang banyak mengandung omega-3 dianjurkan.
Vitamin => Terutama vitamin C, vitamin B2 (riboflavin), vitamin B6, vitamin B12, asam folat, dan
vitamin E. Untuk penderita yang mendapat obat anti koagulan (warfarin) pemberian bahan
makanan sumber vitamin K harus dibatasi karena vitamin K merupakan antagonis dari obat
antikoagulan tersebut. Batasi sumber makanan yang mengandung vitamin K seperti kembang
kol, brokoli.
Mineral => Diberikan cukup mineral terutama kalium, seng, kalsium, magnesium. Batasi
asupan natrium, penggunaan garam dapur sekitar 5 g/hari atau 2 gram natrium (1 – 1,5
sendok teh). Pengggunaan garam dalam memasak sebaiknya diganti dengan bumbu-bumbu
lain untuk meningkatkan cita rasa seperti bawang putih. Hati-hati pada penderita hipertensi,
bila menggunakan obat anti hipertensi/diuresis dapat terjadi hipoatremi (kekurangan natrium
di dalam darah).
Serat => Konsumsi serat dari sayur-sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian (sereal, roti bergandum)
bermanfaat dalam menurunkan kolesterol darah, mencegah sembelit serta melancarkan buang air besar.
Cairan => Sebaiknya minum air puti 6-8 gelas/hari. Minuman sebaiknya diberikan setelah makan, agar porsi makan
dapat dihabiskan sesuai dengan takaran yang diberikan. Pemberian cairan pada penderita dengan disfagia
sebaiknya hati-hati karena beresiko masuk ke saluran pernafasan. Sebaiknya cairan dikentalkan dengan gel atau
guarcol.
Antioksidan => Pemberian antioksidan seperto flavonoid dilaporkan memberi banyak manfaat, contohnya banyak
terdapat pada teh, sayur-sayuran dan buah-buahan seperti apel, anggur.
Syarat Pemberian Nutrient Diet Stroke
Energi
• 25 – 45 kkal/kgBB
Protein
• 0,8 – 1 g/kgBB
Lemak
• 20 – 25% dari kebutuhan energi total
Karbohidrat
• 60 – 70% dari kebutuhan energi total
Vitamin
• terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C, dan E
Minerral
• kalsium, magnesium, dan kalium
Air
• 6 – 8 gelas/hari
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan dalam Diet Stroke
Golongan bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Beras, kentang, ubi, singkong, Produk olahan yang dibuat dengan
terigu, hunkwe, tapioka, sagu, garam dapur, soda/baking powder,
gula, madu, serta produk olahan kue-kue yang terlalu manis
yang dibuat tanpa garam dapur,
soda/baking powder, seperti
makaroni, mie, bihun, roti,
biskuat, dan kue kering
Sumber Protein Hewani Daging sapi dan ayam tidak Daging sapi dan ayam berlemak,
berlemak, ikan, telur, susu skim, jerohan, otak, hati, ikan banyak
dan susu penuh dalam jumlah duri, susu penuh, keju, es krim,
terbatas dan produk olahan protein hewani
yang diawet seperti daging asap
dan dendeng
Buah-buahan Buah segar, dibuat jus atau disetup Buah yang menimbulkan gas seperti
seperti pisang, pepaya, jeruk, nangka dan durian, buah yang
mangga, nenas, dan jambu biji diawet dengan natrium seperti
(tanpa bahan pengawet) buah kaleng dan asin
Sumber Lemak Minyak jagung dan minyak kedelai, Minyak kelapa sawit, margarin dan
margarin dan mentega tanpa garam mentega biasa, santan kental, krim,
yang digunakan untuk menumis dan produk gorengan
atau setup, santan encer
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan
Tidak Dianjurkan dalam Diet Stroke
Golongan bahan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Makanan
Minuman Teh, kopi, cokelat dalam Teh, kopi, cokelat dalam
jumlah terbatas, encer jumlah terbatas, dan
susu skim dan sirup kental minuman bersoda
dan alkohol
Bumbu-bumbu Bumbu yang tidak tajam Bumbu yang tajam
seperti garam (terbatas), seperti cabe, merica, dan
gula, bawang merah, cuka, yang mengandung
bawang putih, laos, bahan pengawet garam
asam, kayu manis, dan natrium seperti kecap,
pala terasi, vetsin, soda, dan
baking powder