Anda di halaman 1dari 21

Stroke

Stroke
DEFINISI
 Cedera otak terjadi ketika pembuluh darah ke otak menjadi tersumbat
atau pecah, menghambat aliran darah dan oksigen ke otak

TIPE TIPE STROKE


• Iskemik (penyumbatan) 87%
Disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah otak
• Terjadinya penyempitan pembuluh darah ke otak yang disebabkan oleh
lipid, lemak yang mengendap atau pecahnya plak-plak yang ada di
jantung
• Hemoragik (perdarahan) 13%
Disebabkan oleh semburan atau bocornya pembuluh darah di otak
• Pecahnya pembuluh darah akibat tersumbatnya pembuluh darah atau
tekanan darah yang meningkat secara tiba-tiba
ETIOLOGI
 Pembentukan trombus lokal atau
oleh fenomena emboli
kerusakan arteri cerebral.
 Aterosklerosis
 Emboli dapat terbentuk baik pada
arteri intrakranial ataupun
ekstrakranial
 Emboli kardiogenik clot (bekuan
darah/trombus)

 Hipertensi
 amyloid angiopathy
 trauma arteriovenous malformation (kelainan
bawaan yang dikarakterisasi oleh kecacatan pada
arteri dan vena)
 penggunaan obat antikoagulan dan trombolitik
 perdarahan pada tumor otak
 penggunaan obat-obat stimulan contohnya
amfetamin
Patofisiologi Stroke Hemoregik

 Patofisiologi dari stroke hemoragik tidak banyak diketahui seperti pada stroke iskemi,
namun memiliki proses yang lebih kompleks.
 Sebagian besar prosesnya berhubungan dengan adanya darah dalam jaringan otak.
 Adanya darah dalam parenkim otak menyebabkan kerusakan jaringan di sekitarnya
melalui efek mekanik yang dihasilkan (efek massa) dan neurotoksisitas dari komponen
darah dan produk degradasinya
 Mekanisme pendarahan yang biasanya terjadi pada stroke hemoragik adalah
terjadinya kebocoran/ pecahnya dari pembuluh darah arteri intraserebral akibat
hipertensi kronis.
 lainnya adalah pendarahan diatesis, amyloidosis otak, dan penyalahgunaan kokain
Patofisiologi Strok Iskemik

Ateroklerosis Lipid dan sel Plak


(sistem karotid) inflamatori

Aliran
Kardiak emboli
clot
darah

Pembuluh
darah otak

iskemik
Terapi diet stroke (rendah garam, lemak, purin dan
banyak makan makanan yang mengandung vitamin
A,B,C,E dan elektrolit seperti sayur dan buah-buahan)

Terapi obat (aspirin, triclopidine, clopidogrel, cilostazol,


dipiridamol)
Pilar pengendalian
Stroke terdiri dari 4
(empat) hal, yaitu :
Olah raga/latihan jasmani

Penyuluhan/edukasi
Pengaturan Diet
– Pemberian makanan pada penderita stroke disesuaikan dengan keadaan penderita

1. kesadaran penderita menurun atau tidak


2. ada tidaknya gangguan fungsi menelan.
Pada pasien stroke iskemik biasanya kesadaran tidak menurun dan tidak ada gangguan fungsi menelan. Sedangkan pada
stroke hemoragik kesadaran sering kali menurun sampai terjadi koma dan ditemukan disfagia (gangguan menelan).
Selain itu, pasien stroke juga mngalami gangguan mengunyah, dan saluran cerna lain seperti tukak stres. Sekitar 30 - 40%
pasien mengalami disfagia, dan sekitar 18% mengalami tukau stres pada penderita stroke iskemik, dan sekitar 48% pada
penderita stroke hemoragik.
– Untuk mencegah penurunan status gizi dan mencapai gizi yang optimal, diperlukan penatalaksanaan asupan gizi yang
tepat pada penderita stroke. Jalur pemberian zat gizi dapat melalui mulut (per oral), enteral (melalui sonde), melalui
pipa (NGT) maupun parenteral (dengan selang infus) berdasarkan kondisi penderita.
– Namun, terkadang penyulit yang timbul pada pemberian nutrisi melalui infus (parenteral) berkepanjangan
menimbulkan komplikasi phlebitis (radang pembuluh vena) sehingga juga menghambat kegiatan fisioterapi penderita.
Kesulitan menelan pada penderita, terutama yang berbentuk cairan, perlu latihan menelan dengan bantuan gel atau
guarcol. Guarcol ini tidak berbau dan tidak memiliki rasa, rendah kalori dan tinggi akan gum yang dapat digunakan
untuk mengentalkan cairan, makanan dan minuman.
Tahapan pemberian
makanan dan minuman

Pada tahap akut Pada tahap Kesulitan


(24-48 jam) pemulihan menelan

Sadar
Kesadaran ↓ &
disfagia Tidak
Disfagia
disfagai
parenteral (makanan mulut (oral) secara mulai parenteral →¼
IV) melalui selang bertahap seperti bagian (per oral) & ¾
infuS dan dilanjutkan makanan lunak, bagian melalui pipa
dengan makanan saring hingga berupa
lewat pipa (NGT) (NGT), → ½ bagian per
bentuk makanan
yang biasa dengan oral (semi padat dan semi
porsi kecil dan sering cair melalui NGT) dan diet
lengkap (makanan dan
minuman oral).
• Makanan dengan aroma dan rasa yang tajam atau dengan suhu hangat/dingin
a. Bila penderita mengalami
tujuan untuk merangsang dapat menelan semaksimal mungkin.
kesulitan menelan, diet yang
• Makanan yang semi padat untuk menghindari obstruksi (penyumbatan).
diberikan yaitu :
• Potongan makanan yang tidak terlalu besar untuk menghindari obstruksi.
• Makanan porsi kecil dan sering agar asupan makanan optimal.

b. Bila sensasi (rasa) di • Letakkan makanan di area paling sensitif, suhu makanan dingin, makanan dengan
mulut menurun, maka aroma dan rasa yang tajam agar penderita mendapatkan rasa yang maksimal.
sebaiknya dipertimbangkan : • Tidak mencampur makanan dengan berbagai tekstur agar memudahkan
menelan.

c. Bila koordinasi otot mulut • Makanan semi padat agar ke otot mulut minimal.
melemah, maka • Hindari makanan yang licin untuk menghindari masuk ke saluran nafas.
dipertimbangkan : • Makanan porsi kecil dan sering agar asupan makanan optimal.

• Makanan kental dan lembut untuk mencegah menempelnya makanan


d. Bila porsi elevasi laring pada laring.
menurun, sebaiknya : • Hindari potongan makanan yang besar untuk mencegah obstruksi.
e. Bila pita suara yang menutup
optimal, sebaiknya cairan yang
diberikan tidak terlalu encer untuk
mencegah cairan masuk ke saluran
pernafasan.
JENIS DIET UNTUK PASIEN STROKE
 DIET DRG , RLKT, DIET DM (TERGANTUNG FAKTOR RESIKO)

Yang perlu mendapat perhatian adalah asuapan hidratarang (glukosa) yang


tidak boleh melebihi 200 gram/ hari. Glukosa yang tinggi dalam darah dapat
mengakibatkan sembab pembuluh darah dan otak. Kenaikan glukosa darah ini
dapat terjadi karena dalam keadaan iskemia, otak tidak menggunakan glukosa
sebagai sumber energinya tapi memakai laktat.
Serangan strok yang merupakan keadaan stress berat dapat pula
meningkatkan resistensi insulin yang secara keseluruhan akan meningkatkan
kadar glukosa dalam darah.
NUTRIENT

NUTRISI PREVENTIV NUTRISI KURATIF

- Diet kalori seimbang untuk mempertahankan


- Kurangi penggunaan garam yang berat badan yang normal.
berlebihan baik dari garam dapur - Membatasi asupan hidratarang hingga
maupun dari bahan aditif seperti maksimal 200 g. Bahkan bagi pasien stroke
monisodium natrium benzoat, natrium dengan kejang terus-menerus yang tidak bisa
bikarbonat (soda kue) dll. dengan di atasi oleh pemberian obat-obat anti kejang
demikian orang yang beresiko untuk dapat diterapkan diet katogenik (diet yang
menderita stroke harus mengurangi tidak mengandung hidraterang). hanya diet ini
konsumsi telur asin, kecap asin, ikan dapat menimbulkan rasa mual
asin, taoco. - Anjurkan pula diet rendah natrium (garam
- Makan makanan dengan kandungan dapur 3 g/hari) khususnya bila terdapat
lemak yang rendah Hipertensi.
- Pertahankan berat badan yang normal - Bila mana terdapat disfagia, terapkan diet
- Lakukan olahraga sedikitnya 30 disfagia
menit/hari, min 3 kali/minggu - Lakukan penilaian kemampuan menelan,
sebelum memberikan nutrisi peroral
PRESKRIPSI DIET
 Coba makan sedikit-sedikit tetapi sering untuk menghindari keletihan
 Jangan menambahkan garam, kecap asin, saus tomat, dan bumbu lain yang banyak
mengandung Na ke dalam makanan pasien
 Hindari penambahan gula atau sirup kedlam minuman bila tidak diperlukan, khususnya jika
pasien juga menderita DM dan atai hypertrigliseridemia
 Gunakan susu skim atau susu kedelai untuk menambah kandung protein dalam sereal, sup,
dll. Jangan gunakan santan sebagai bahan untuk menggurihkan makanan
 Minum banyak air putih untuk mengencerkan darah misalnya 1 gelas air mineral setiap 2-3
jam sekli dan minum setiap kali terbangun untuk buang air kecil pada malam hari.
 Pilih bahan makanan yang mudah dilumatkan, seperti ikan sebagai sumber protein hewani,
tahu tempe sebgai protein nabati, sayuran dan buahan yang mudah dilumatkan sepeti
wortel, labu siam, lobak, pepaya, dll
 Lakukan penimbangan seminggu sekali. Beritahukan kepada dokter jika terjadi perubahan
berat yang cepat
 Lakukan olahraga jalan kaki sedikitnya 10 menit per hari bagi pasien stroke yang sudah di
bolekan mobilisasi. Bagi pasien stroke yang sudah berbaring, bantuan fisioterapi mungkin
diperlukan untuk menghindari kekakuan sendi dan pelisutan otot. Jika pasien sudah duduk,
lakukan olahraga dengan mengayunkan kaki dan tangan sedikitnya 10 menit per hari.
KEBUTUHAN
GIZI

Diberikan berdasarkan umur, berat badan (BB), tinggi badan (TB), jenis kelamin
dan aktivitas, atau sekitar 25-45 kkal BB/hari. Pada fase akut (< 48 jam) diberikan
sekitar 1.100 – 1.500 kkal/kg BB/hari. Setelah fase akut, pemberian makanan
disesuaikan dengan keadaan pasien dan penyakit penyerta yang ada, misalnya
diet rendaH garam (untuk penderithipertensi), rendah kolesterol dan lemak
(penderita dengan kolesterol tinggi), rendah gula (penderita diabetes mellitus),
atau rendah purin (penderita dengan asam urat tinggi).
Karbohidrat
Diberikan sekitar 60 – 65% dari total energi yang dibutuhkan. Bagi penderita
Diabetes mellitus, sebaiknya tidak diberikan gula murni dan membatasi pemberian
karbohidrat kompleks.

Protein
Diberikan sesuai kebutuhan, sekitar 0,8 – 1 g/kg BB/hari. Sedangkan penderita
dengan gizi kurang diberikan lebih banyak yaitu sekitar 1,2 – 1,5 g/kg BB/hari.
Untuk penderita dengan penyakit penyerta seperti gagal ginjal kronik, dibatasi
hanya 0,6 g/kg BB/hari.

Lemak
Asupan lemak sebaiknya diberikan sekitar 20-25 % dari total energi. Sebaiknya diberikan
lemak tidak jenuh ganda. Hindari makanan mengandung banyak lemak terutam lemak
jenuh, tinggi kolesterol, dan asam lemak trans (trans fatty acid), yang banyak terdapat pada
margarin, daging berlemak, makanan gorengan, dan juga makanan kemasan seperti chips.
Kolesterol sebaiknya dibatasi sekitar 30% dari total lemak. Pilih lemak yang tidak jenuh
dalam memasak terutama yang banyak mengandung vitamin E seperti minyak zaitun.
Menurut beberapa penelitian, pemberian asam lemak omega-3 (dari minyak ikan)
bermanfaat untuk mencegah atero sklerosis dan mengencerkan darah. Oleh karena itu,
konsumsi ikan laut yang banyak mengandung omega-3 dianjurkan.
Vitamin => Terutama vitamin C, vitamin B2 (riboflavin), vitamin B6, vitamin B12, asam folat, dan
vitamin E. Untuk penderita yang mendapat obat anti koagulan (warfarin) pemberian bahan
makanan sumber vitamin K harus dibatasi karena vitamin K merupakan antagonis dari obat
antikoagulan tersebut. Batasi sumber makanan yang mengandung vitamin K seperti kembang
kol, brokoli.
Mineral => Diberikan cukup mineral terutama kalium, seng, kalsium, magnesium. Batasi
asupan natrium, penggunaan garam dapur sekitar 5 g/hari atau 2 gram natrium (1 – 1,5
sendok teh). Pengggunaan garam dalam memasak sebaiknya diganti dengan bumbu-bumbu
lain untuk meningkatkan cita rasa seperti bawang putih. Hati-hati pada penderita hipertensi,
bila menggunakan obat anti hipertensi/diuresis dapat terjadi hipoatremi (kekurangan natrium
di dalam darah).
Serat => Konsumsi serat dari sayur-sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian (sereal, roti bergandum)
bermanfaat dalam menurunkan kolesterol darah, mencegah sembelit serta melancarkan buang air besar.
Cairan => Sebaiknya minum air puti 6-8 gelas/hari. Minuman sebaiknya diberikan setelah makan, agar porsi makan
dapat dihabiskan sesuai dengan takaran yang diberikan. Pemberian cairan pada penderita dengan disfagia
sebaiknya hati-hati karena beresiko masuk ke saluran pernafasan. Sebaiknya cairan dikentalkan dengan gel atau
guarcol.
Antioksidan => Pemberian antioksidan seperto flavonoid dilaporkan memberi banyak manfaat, contohnya banyak
terdapat pada teh, sayur-sayuran dan buah-buahan seperti apel, anggur.
Syarat Pemberian Nutrient Diet Stroke

Energi
• 25 – 45 kkal/kgBB

Protein
• 0,8 – 1 g/kgBB

Lemak
• 20 – 25% dari kebutuhan energi total

Karbohidrat
• 60 – 70% dari kebutuhan energi total

Vitamin
• terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C, dan E

Minerral
• kalsium, magnesium, dan kalium

Air
• 6 – 8 gelas/hari
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan dalam Diet Stroke
Golongan bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Beras, kentang, ubi, singkong, Produk olahan yang dibuat dengan
terigu, hunkwe, tapioka, sagu, garam dapur, soda/baking powder,
gula, madu, serta produk olahan kue-kue yang terlalu manis
yang dibuat tanpa garam dapur,
soda/baking powder, seperti
makaroni, mie, bihun, roti,
biskuat, dan kue kering

Sumber Protein Hewani Daging sapi dan ayam tidak Daging sapi dan ayam berlemak,
berlemak, ikan, telur, susu skim, jerohan, otak, hati, ikan banyak
dan susu penuh dalam jumlah duri, susu penuh, keju, es krim,
terbatas dan produk olahan protein hewani
yang diawet seperti daging asap
dan dendeng

Sumber Protein Semua kacang-kacangan dan Semua produk olahan kacang-


produk olahan yang dibuat dengan kacangan yang diawet dengan
garam dapur, dalam jumlah garam natrium atau digoreng
terbatas
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan
Tidak Dianjurkan dalam Diet Stroke
Golongan bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sayuran Sayuran berserat sedang dimasak, Sayuran menimbulkan gas (sawi,


seperti bayam, kangkung, kacang kol, kembang kol, lobak), sayuran
panjang, labu siam, tomat, taoge, berserat tinggi (daun singkong,
dan wortel katuk, melinjo, dan sayuran mentah

Buah-buahan Buah segar, dibuat jus atau disetup Buah yang menimbulkan gas seperti
seperti pisang, pepaya, jeruk, nangka dan durian, buah yang
mangga, nenas, dan jambu biji diawet dengan natrium seperti
(tanpa bahan pengawet) buah kaleng dan asin

Sumber Lemak Minyak jagung dan minyak kedelai, Minyak kelapa sawit, margarin dan
margarin dan mentega tanpa garam mentega biasa, santan kental, krim,
yang digunakan untuk menumis dan produk gorengan
atau setup, santan encer
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan
Tidak Dianjurkan dalam Diet Stroke
Golongan bahan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Makanan
Minuman Teh, kopi, cokelat dalam Teh, kopi, cokelat dalam
jumlah terbatas, encer jumlah terbatas, dan
susu skim dan sirup kental minuman bersoda
dan alkohol
Bumbu-bumbu Bumbu yang tidak tajam Bumbu yang tajam
seperti garam (terbatas), seperti cabe, merica, dan
gula, bawang merah, cuka, yang mengandung
bawang putih, laos, bahan pengawet garam
asam, kayu manis, dan natrium seperti kecap,
pala terasi, vetsin, soda, dan
baking powder

Anda mungkin juga menyukai