Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANG

AN
KURIKULUM
KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

A.    Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum mengacu kearah pencapaian
tujuan pendidikan nasional, ditetapkan dalam
UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Kurikulum menyediakan kesempatan
yang luas bagi peserta didik untuk mengalami
proses pendidikan dan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya
dan menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas umumnya.
Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan
perwujudan domain-domain anak didik
diupayakan melalui suatu proses pendidikan,
yang kalau dibuat secara berurutan tujuan
pendidikan sebagai berikut:
1) Tujuan Pendidikan Nasional
2) Tujuan Institusional
3) Tujuan Kurikuler
4) Tujuan Instruksional
B.     Komponen Materi
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi
kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1)Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri
dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang
dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
2)Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan
pelajaran.
3)Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
4) Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua
kegiatan dan pengalaman  yang dikembangkan dan
disusun untuk mencapai tujuan pendidikan.
C.    Komponen Proses
Dalam kaitannya dalam kemampuan guru
dalam menciptakan suasana pengajaran
yang kondusif agar aktivitas tercipta dalam
peroses pengajaran. Subandijah (1993)
mengemukakan, bahwa guru perlu
memusatkan pada kepribadian dalam
mengajar, menerapkan metode
mengajarnya, memusatkan pada proses
yang produknya dan memusatkan pada
manager dan fasilitator merupakan suatu
tuntunan dalam memperlancar proses
belajar mengajar ini.
D.    Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai
pencapaian tujuan kurikulum dan menilai
proses implementasi kurikulum
secara keseluruhan. Hasil evaluasi
sebagai umpan balik guna
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum,
sebagai masukan dalam penentuan
kebijakan pengambilan keputusan tentang
kurikulum pendidikan dapat dilihat
dari komponen program, pelaksanaan dan
hasil yang dicapai.
E.     Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur
program kurikulum yang berupa kerangka
umum program-pengajaran pengajaran
yang akan disampaikan kepada peserta
didik (Nurgiantoro, 1988: 111). Adapun S.
Nasution (1989: 80) menyebutkan dilihat
dari organisasi kurikulum terdapat 3 tipe
atau bentuk kurikulum, yakni:
(1) Separated Subject Curriculum;
(2) Correlated Curriculum;
(3) Integrated Curriculum.
TEORI DAN KONSEP KURIKULUM

1. Konsep kurikulum
Konsep terpenting yang perlu
mendapatkan penjelasan dalam teori
kurikulum adalah konsep kurikulum.
Ada tiga konsep tentang kurikulum, yaitu
:
a. Kurikulum sebagai substansi
b. Kurikulum sebagai sistem
c. Kurikulum sebagai bidang studi.
2. Perkembangan Teori Kurikulum
Perkembangan teori kurikulum tidak dapat
dilepaskan dari sejarah perkembangannya.
Perkembangan kurikulum telah dimulai pada
tahun 1890 dengan tulisan Charles dan
McMurry, tetapi secara definitif berawal pada
hasil karya Franklin Babbit tahun 1918.
Ada dua hal yang sama dari teori kurikulum,
teori Bobbit dan Charters:
1.Keduanya setuju atas penggunaan teknik
ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah
kurikulum.
2.      Keduanya bertolak pada asumsi bahwa
sekolah berfungsi mempersiapkan anak bagi
kehidupan sebagai orang dewasa.
3.   Desain dan Rekayasa
Kurikulum
Desain kurikulum merupakan suatu
pengorganisasian tujuan, isi, serta
proses belajar yang akan diikuti
siswa pada berbagai tahap
perkembangan pendidikan. Dalam
desain kurikulum akan tergambar
unsur-unsur dari kurikulum,
hubungan antara satu unsur dengan
unsur lainnya, prinsipprinsip
pengorganisasian, serta hal-hal yang
diperlukan dalam pelaksanaannya.
Dalam desain kurikulum, ada dua
dimensi penting, yaitu:
(1)   Substansi, unsur-unsur serta
organisasi dari dokumen tertulis
kurikulum,
(2)   Model pengorganisasian dan
bagian-bagian kurikulum terutama
organisasi dan proses pengajaran.
LANGKAH- LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

a.      Sumber Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum pertama bertolak
dari kehidupan dan pekerjaan orang dewasa.
Karena sekolah mempersiapkan anak bagi
kehidupan orang dewasa, kurikulum
terutama isi kurikulum diambil dari
kehidupan orang dewasa. Para pengembang
kurikulum mendasarkan kurikulumnya atas
hasil analisis pekerjaan dan kehidupan orang
dewasa.
Dalam pengembangan selanjutnya, sumber
ini menjadi luas meliputi semua unsur
kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang
berbudaya, hidup dalam lingkungan
budaya, dan turut menciptakan budaya.
Sumber lain penyusunan kurikulum adalah
anak. Dalam pendidikan atau pengajaran,
yang belajar adalah anak. Pendidikan atau
pengajaran bukan memberikan sesuatu
pada anak, melainkan menumbuhkan
potensipotensi yang telah ada pada anak.
Anak menjadi sumber kegiatan pengajaran,
ia menjadi sumber kurikulum.
b.Langkah - Langkah Pengembangan
Kurikulum
Pengembangan kurikulum meliputi empat
langkah, yaitu
1.Merumuskan Tujuan Pembelajaran
(instructional objective)
2.Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-
Pengalaman Belajar (selection of learning
experiences)
3.      Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman
Belajar (organization of learning experiences)
4.      Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum
Banyak model dalam pengembangan
kurikulum yang dapat diterapkan dalam
pelaksanaannya. Namun ada hal yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam
menetapkan model pengembangan
kurikulum yang mungkin dapat diterapkan.
Hal tersebut adalah bahwa penerapan
model-model tersebut sebaiknya didasarkan
pada faktor-faktor yang konstan, sehingga
ulasan tentang model-model yang dibahas
dapat terungkapkan secara konsisten.
Model-model pengembangan kurikulum
tersebut diantaranya adalah :
a. The administrativ model
b. The grass-root model
c. The demonstration model
d. Beauchamps model
e. Taba inverted model
f. Model hubungan interpersonal dar Rogers
g. Model systematic action - recearch model
h. Model teknologis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai