dan Pertumbuhan
GDP Terhadap
Pergerakan IHSG di
BEI Abubakar
By : Hismendi,
Hamzah, dan Said
Musnadi
(1)
● Metode analisis yang digunakan adalah persamaan
regresi linear berganda (Gujarati, 2006) dengan model:
(2)
Uji Asumsi
Berdasarkan uji heterokedastisitas, dapat diperhatikan
bahwa sebaran data ada di sekitar titik nol dan tidak
tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data
tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa untuk
Klasik
● Uji Multikolineritas
Berdasarkan data yang diolah
menunjukkan bahwa nilai tukar, suku
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji
gletsjer menunjukkan bahwa semua variabel bebas tidak
signifikan terhadap nilai absolute residual regresi. Hal ini
bunga SBI, inflasi, dan pertumbuhan GDP menandakan bahwa pada model regresi yang terbentuk
mempunyai nilai tolerance kurang dari bebas dari gejala heterokesdastisitas.
10% yang berarti tidak terdapat korelasi
antar variabel independen yang nilainya
lebih dari 90 persen. Hasil VIF juga
terlihat tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas.
● Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov ● Uji Autokoreksi
diketahui Kurs = 1.208 ; SBI = 1.135 ; INF Pada uji regresi menghasilkan nilai Durbin
= 1.190 ; GDP = 0.801 ; IHSG = 0.834. Watson sebesar 1.731. Dengan demikian,
Hasil ini menunjukkan nilai signifikansi uji nilai Durbin Watson tersebut berada pada
lebih besar dari 0,05. Hal ini menandakan interval 1,55 sampai dengan 2,46
data yang digunakan dalam regresi sehingga model regresi linier berganda
berdistribusi normal. tersebut tidak terjadi gejala autokorelasi.
● Perumusan Model Persamaan Regresi
IHSG = 3344,443- 0,363Kurs + 33,163Inf + 0,002GDP Persamaan regresi
menunjukkan bahwa konstanta sebesar 3344,443. Koefisien regresi untuk
nilai tukar (kurs) sebesar -0,363, suku bunga SBI sebesar -70,354 dan
pertumbuhan GDP sebesar 0,002.
● Uji F
Hasil uji signifikan simultan yaitu uji F sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari
derajat kesalahan yaitu sebesar 5 persen. Dari hasil uji F ini berarti nilai tukar, SBI,
inflasi dan pertumbuhan GDP (variabel bebas) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap pergerakan IHSG (variabel terikat).
● Kemampuan nilai tukar (Kurs) mempengaruhi ● Kemampuan SBI mempengaruhi IHSG
IHSG
Tingkat suku bunga SBI ↑, beban perusahaan ↑,
Pengaruh variabel kurs rupiah terhadap IHSG
laba ↓, harga saham ↓.
menunjukkan hasil yang negatif dan signifikan.
Kenaikan suku bunga SBI juga potensial mendorong
Mengindikasikan apabila nilai tukar rupiah
investor mengalihkan dananya ke pasar uang
meningkat (rupiah terdepresiasi), maka akan
(tabungan) maupun deposito.
menurunkan indeks harga saham, dan sebaliknya.
● Kemampuan Pertumbuhan GDP mempengaruhi
IHSG. ● Kemampuan Inflasi mempengaruhi IHSG
Dari hasil uji t disimpulkan bahwa pertumbuhan GDP Dari hasil uji t disimpulkan bahwa Inflasi tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pergerakan berpengaruh signifikan dalam terhadap pergerakan
IHSG. Pertumbuhan GDP ↑, pertumbuhan ekonomi↑, Indeks Harga Saham Gabungan.
daya beli ↑, penjualan ↑, laba perusahaan↑, daya Tarik
investor↑, IHSG ↑
Kesimpulan
● Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulannya
yaitu :