Anda di halaman 1dari 71

MIKOSIS

DEFENISI
Mikosis adalah infeksi yang disebabkan oleh
jamur

Terdiri dari :
1. Mikosis superfisial
2. Mikosis sub-kutan
3. Mikosis sistemik
MIKOSIS SUPERFISIAL
 Non – Dermatofit
Biasanya terjadi pada kulit yang paling luar
Jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang
dapat mencerna keratin kulit sehingga infeksi
jamur ini hanya menyerang lapisan kulit yang
paling luar.

 Dermatofit
Disebabkan oleh golongan jamur dermatofit
disebut " Dermatofitosis ".
Jenis jamur ini dapat mencerna keratin kulit
sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang
lapisan-lapisan kulit
MIKOSIS
SUPERFISIAL
NON-DERMATOFIT
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
A. PITYRIASIS VERSICOLOR

- infeksi yang disebabkan oleh


Malassezia furfur

- ditandai dengan bercak putih


sampai coklat yang bersisik

- umumnya menyerang badan


dan kadang- kadang terlihat di
ketiak, sela paha,tungkai atas,
leher, muka dan kulit kepala
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
- Malassezia sp adalah ragi yang
bersifat lipofil, sebagian besar
spesies ini memerlukan lipid
dalam medium
pertumbuhannya.

- Diagnosis ditegakkan dengan


pemeriksaan mikroskopik
langsung pada kerokan kulit yang
terinfeksi, diberikan KOH 10-20%.
Ditemukan adanya hifa pendek,
tidak bercabang dan sel bulat
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
 Pengobatan :
- pakaian, kain sprei, handuk harus dicuci
dengan air panas.

- selenium sulfid yang dioleskan tiap hari

- selenium sulfida 2% dalam shampo

- azol topikal atu oral juga efektif seperti


ketokonazol, isokonazol
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
B. OTOMIKOSIS

- Infeksi pada liang telinga bagian luar

- Jamur masuk melalui alat pengorek telinga yang


terkontaminasi atau melalui udara atau air

- Penderita merasa gatal atau sakit di dalam liang


telinga. Liang telinga akan berwarna merah, ditutupi oleh
skuama, dan dapat meluas sampai muara liang telinga
dan daun telinga sebelah dalam. Bila meluas sampai ke
dalam, daerah ini menjadi merah, dan mengeluarkan cairan

- Penderita akan mengalami gangguan pendengaran

- Penyebab Aspergillus, sp, Mucor dan Penicilium


MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
 Pengobatan

- Menjaga liang telinga tetap kering jangan


lembab dan jangan mengorek telinga dengan
benda yang kotor seperti korek

- Kotoran telinga harus selalu dibersihkan

- Larutan timol 2% dalam alkohol 70% atau


meneteskan larutan burowi 5% satu atau dua
tetes dan selanjutnya dibersihkan dengan
desinfektan.
- Neosporin dan larutan gentian violet 1-2%
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
c. TINEA NIGRA

- Penyebab Hortaea werneckii, banyak


menyerang anak-anak dengan higiene kurang baik
dan orang yang banyak berkeringat

- Infeksi biasanya pada kulit telapak kaki dan


tangan, memberikan warna hitam sampai coklat
pada kulit yang terserang. Dapat menyerang
sampai punggung kaki dan tangan, menyebar
sampai ke leher, dada dan muka
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
 Pemeriksaan
kerokan kulit dengan KOH 10 % dari tepi lesi
akan memperlihatkan adanya hypha bersepta,
bercabang
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
 Pengobatan

- Dengan cairan keratolitik

- Salep whitfield I dan II atau salep sulfur


salisil

- Preparat imidazol seperti isokotonasol,


bifonazol, klotrimazol
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
d. PIEDRA

 Piedra hitam adalah infeksi batang rambut yang


disebabkan oleh Piedra hortai
Terutama terdapat pada rambut kepala, kumis
atau jambang, dan dagu

 Piedra putih infeksi karena Trichosporon,


menimbulkan nodul kekuningan pada batang
rambut, lebih lunak dan lebih besar.
MIKOSIS SUPERFISIAL NON-
DERMATOFIT
Pengobatan

- Pemotongan rambut
- Pemberian antijamur topikal
MIKOSIS
SUPERFISIAL
DERMATOFIT
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
 Penyakit yang disebabkan oleh golongan
jamur dermatofit disebut " Dermatofitosis "

 Golongan jamur ini dapat mencerna keratin


kulit oleh karena mempunyai daya tarik
kepada keratin (keratinofilik) sehingga infeksi
jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan
kulit mulai dari stratum korneum sampai
dengan stratum basalis
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
 Dermatofitosis disebabkan jamur golongan
dermatofita yang terdiri dari tiga genus
yaitu :
 Mikrosporon
 Trikofiton
 Epidermofiton

 Dermatophyte didiagnosa dengan penemuan


septat hypha dan spora aseksual dari
kerokan jaringan yang terinfeksi

 Identifikasi spesifik dibuat dengan kulture


MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
 Dermatofit diidentifikasi melalui penampakan
koloni dan morfologinya setelah
pertumbuhan selama 2 minggu pada suhu
25oC dalam Sabouraud dekstrose

 Trichophython dapat menginfeksi rambut,


kulit atau kuku, membentuk makrokonidia
berdinding halus, silindris dan mikrokonidia
yang khas.

 Microsporum menghasilkan makrokonidia


multiseluler yang berbeda dengan dinding
yang tertutup duri-duri
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Ekologi dermatofita

 Anthropophilic (Hanya berhubungan dengan


manusia, transmisi orang ke orang melalui
objek yg terkontaminasi)

 Zoophilic (Berhubungan dengan hewan.


Transmisi ke manusia melalui kontak dengan
hewan)

 Geophilic (Biasanya ditemukan di tanah,


transmisi ke manusia dengan pemaparan
langsung
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
A. TINEA PEDIS

 Athlete's foot = "Ring worm of the


foot“

 Penyebab utamanya ialah : T .rubrum,


T.mentagrophytes, dan Epidermophyton
floccosum

 Infeksi pada sela jari. Penyakit ini sering


menyerang orang- dewasa yang banyak
bekerja di tempat basah seperti tukang
cuci, pekerja di sawah atau orang yang
setiap hari memakai sepatu yang
tertutup
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Gejala awalnya :

 rasa gatal diantara jari, kemudian


vesikel-vesikel kecil pecah
mengeluarkan cairan encer.

 Kulit di sela-sela jari mengalami


pengelupasan, karenanya tampak pecah-
pecah

 Pengelupasan dan pecah-pecah pada


kulit disertai nyeri
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Pencegahan
1. Menjaga jari kaki tetap bersih dan kering

2. Mengganti kaus kaki secara rutin

3. Menggunakan sepatu yang tidak terlalu ketat

4. Menghindari pemakaian sepatu yang sama


secara berturut-turut dalam beberapa hari
5. Menggunakan alas kaki di tempat umum

6. Hindari pemakaian sepatu secara bergantian


dengan orang lain
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
B. TINEA UNGUIUM/ Onychomycosis
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
 Penyebab utama adalah : T.rubrum, T.metagrophytes

 Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk


tergantung jamur penyebab dan permulaan dari
dekstruksi kuku
1. Sublinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal
kuku
2. Sublinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung
3. Leukonikia trikofita bila dimulai dari bawah kuku

 Infeksi kuku yang mengikuti tinea pedis yang


berkepanjangan. Kuku menjadi kuning, rapuh,
menebal dan lunak. Bisa mengenai lebih dari satu
kuku kaki atau tangan. Dibawah kuku banyak
mengandung jamur
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Pengobatan

 Pengobatan secara sistemik dengan griseofulvin


500 mg sehari selama 3-6 bulan untuk kuku jari
tangan dan 9-12 bulan untuk kuku jari kaki.
 Intrakonazol atau terbenafin per oral selama 3-6
bulan
 Pengobatan secara topikal, misalnya: kompress
asam salisilat 5%, asam benzoat 10%, atau
imidazol dalam bentuk cairan.
 Pengangkatan kuku
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Pencegahan :

1. Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan


sekitar.
2. Hindari terlalu sering kontak langsung dengan
air kotor.
3. Bersihkan tangan dan kaki dengan sabun setelah
beraktivitas.
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
c. TINEA CORPORIS

 Penyakit ini banyak diderita oleh orang-


orang yang kurang mengerti kebersihan
dan banyak bekerja ditempat panas, yang
banyak berkeringat serta kelembaban
kulit
yang lebih tinggi

 Ruam merah yang sirkuler atau melingkar


dengan warna kulit yang lebih terang di
tengah.

 Dapat menimbulkan rasa gatal


MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT

 Berkaitan erat dengan infeksi jamur lainnya.


Contohnya tinea pedis (infeksi jamur pada kulit
kaki), tinea cruris (infeksi jamur pada kulit
selangkangan), serta tinea capitis (infeksi jamur
pada kulit kepala).

 Umumnya menyebar melalui kontak kulit langsung


dengan manusia atau hewan yang terinfeksi
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
 Penyebab utamanya adalah : T.rubrum,T.metagrophytes. M.
gipseum, M.canis

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko tertular adalah:


1. Tinggal di pemukiman dengan cuaca panas
2. Kontak dekat dengan manusia atau hewan yang terinfeksi
3. Berbagi pakaian, seprai atau handuk dengan individu yang
terinfeksi
4. Olahraga yang melibatkan kontak kulit seperti gulat, bela
diri atau bola basket
5. Menggunakan pakaian yang ketat
6. Daya tahan tubuh yang lemah
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Penyakit ini dapat ditularkan melalui:

1. Manusia ke manusia. Sering kali ditularkan


melalui kontak kulit langsung dengan manusia
yang terinfeksi.

2. Hewan ke manusia. Dapat ditularkan melalui


sentuhan pada hewan yang terinfeksi oleh jamur
penyebab tinea korporis. Infeksi dapat
ditularkan saat menyentuh, mengelus, atau
memandikan anjing atau kucing. Penyakit ini juga
umum ditemui pada sapi.
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
3. Objek ke manusia. Dapat menular melalui kontak
dengan objek atau permukaan yang telah
disentuh oleh atau bersentuhan dengan manusia
atau hewan yang terinfeksi, seperti pakaian,
handuk, seprai, atau sisir.

4. Tanah ke manusia. Pada kasus yang lebih jarang,


Infeksi dapat terjadi setelah kontak yang
berkepanjangan dengan tanah yang terinfeksi.
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Gejala

 Umumnya diawali oleh timbulnya ruam yang datar


dan bersisik pada kulit, berwarna merah dan
disertai gatal.
 Ruam tersebut berkembang dengan tepi yang
meninggi dan berekspansi ke luar, membentuk
cincin yang berbentuk sirkuler.
 Bagian dalam dari cincin dapat jelas, bersisik,
atau terdapat bintik merah yang menyebar.
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Pencegahan
1. Mengedukasi diri sendiri dan orang lain. Kenali risiko
penularan tinea korporis dari manusia atau hewan yang
terinfeksi.
2. Jaga kebersihan. Cuci tangan secara rutin untuk mencegah
penyebaran infeksi.
3. Gunakan pakaian yang tepat. Hindari penggunaan pakaian yang
tebal untuk periode waktu yang lama. Terlebih bila tinggal di
pemukiman dengan cuaca yang hangat dan lembap.
4. Hindari terjadinya keringat yang berlebih.
5. Hindari hewan yang terinfeksi. Tanda infeksi pada hewan
dapat berupa pitak di kulit yang membentuk area tanpa bulu.
6. Hindari meminjamkan pakaian, handuk, sisir, atau barang
pribadi lainnya kepada orang lain.
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
d. TINEA CRURIS

 Penyebab jamur Trichophyton


rubrum
 Kondisi yang lembab dan hangat
pada area selangkangan tempat
yang paling baik berkembangnya
jamur ini.
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
 Infeksi ini umumnya terjadi pada pria, tetapi
wanita juga dapat mengalaminya.

 Faktor kebiasaan menggunakan pakaian ketat


yang kotor juga memicu terjadinya infeksi

 Yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah


juga memicu terjadinya infeksi
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
Gejala Tinea Cruris

 Ruam merah yang meluas seperti bentuk setengah bulan


yang mengarah ke pangkal paha, timbul garis-garis lecet
yang bersisik, rasa gatal dan panas seperti terbakar.
 Area yang terkena dapat mencapai anus dan alat kelamin
 Bekas luka yang mengering akan membentuk kerak, lalu pada
akhirnya ruam berwarna merah menjadi coklat dan
menghitam, kemudian timbul kerutan kulit pada area yang
pernah terinfeksi.
 Pada kondisi yang parah, ruam dapat terjadi pada kedua sisi
selangkangan dan timbul luka karena lepuhan yang berisi
cairan. Cairan yang keluar dari lepuhan bau busuk dan amis.
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
PENGOBATAN

 Paling efektif pemberian itraconazol dan


terbinafin

 Preparat topikal miconazol nitrat, tolnaftat dan


clotrimazol selama 2 – 4 minggu, dilanjutkan
selama 1-2 minggu setelah lesi bersih

 Pada kasus yang lebih berat diberikan


griseofulvin oral jangka pendek
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
e. TINEA CAPITIS

 Disebabkan Microsporum canis, Trichophyton


mentagrophytes

 Biasanya ditemukan pada anak-anak, menyerang


kulit kepala atau rambut

 Infeksi dimulai dengan invasi hifa pada kulit


kepala, dan penyebaran berikutnya di bawah
dinding berkeratin, Infeksi menghasilkan bercak
sirkular abu-abu muda, bersisik dan gatal
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
MIKOSIS SUPERFISIAL DERMATOFIT
f. TINEA BARBAE

 Disebabkan oleh T. mentagrophytes, T. rubrum, M. Canis


 Infeksi yang menyerang daerah yang berjanggut dan
kulit leher.
MIKOSIS SUB-KUTAN
MIKOSIS SUB-KUTAN
 Mikosis subkutan adalah infeksi jamur yang menyerang
bagian bawah kulit atau hipodermis, misalnya karena
masuknya jamur akibat adanya cedera atau luka.

 Seringkali reaksi peradangan pada jaringan subkutan


meluas hingga lapisan epidermis.

 Jamur penyebab mikosis terdapat pada tanah atau


tumbuhan

 Infeksi jamur yang termasuk mikosis subkutan meliputi :


 Kromoblastomikosis
 Misetoma
 Sporotrikosis
MIKOSIS SUB-KUTAN
a. KROMOBLASTOMIKOSIS

 Adalah mikotik subkutan yang disebabkan oleh


satu dari lima agen fungi yang dikenal yang
terdapat dalam tanah dan tumbuh tumbuhan
melalui inokulasi traumatik.

 Phialophora verrucosa, Fonsecaea pedrosoi,


Rhinocladiella aquaspersa, Fonsecaea
compacta dan Cladophialophora carrionii
MIKOSIS SUB-KUTAN

kromoblastomikosis.
MIKOSIS SUB-KUTAN
 Kromoblastomikosis terjadi terutama di
daerah tropis

 Penyakit terutama terjadi pada tungkai


pekerja pertanian yang bertelanjang kaki
setelah masuknya fungi melalui trauma

 Kromoblastomikosis tidak menular

 Penggunaan sepatu dan pekindung tungkai


capat mencegah infeksi
MIKOSIS SUB-KUTAN
Pengobatan :

 Eksisi bedah dengan tepi lebar adalah


pengobatan pilihan untuk lesi kecil

 Kemoterapi dengan flusitosin atau itrakonazol


dapat efektif untuk lesi yang lebih besar

 Pemberian panas secara lokal juga bermanfaat


MIKOSIS SUB-KUTAN
b. MISETOMA

 Misetoma terjadi setelah inokulasi traumatik


dengan tanah yang terkontaminasi salah satu
agen fungi

 Agen fungi misetoma antara lain :


Pseudallescheria boydii, Madurella
mycetomatis, Madurella grisea, Exophiala
jeanselmei dan Acremonium falciforme.
MIKOSIS SUB-KUTAN
Pengobatan

 P. boydii diobati dengan nistatin atau mikonazol


topikal
 Madurella sp diobati dengan itrakonazol,
ketokonazol, amfoterisin B
 E. jeanselmei diobati dengan flusitosin
 Obat harus diberikan jangka panjang agar dapat
berpenetrasi kedalam lesi secara adekuat
MIKOSIS SUB-KUTAN
c. SPOROTRIKOSIS

 Disebabkan oleh Sporothrix schenckii.

 Jamur ini sering ditemukan pada duri bunga


mawar, jerami, sphagnum moss (spesies lumut
atau gambut; biasanya digunakan untuk media
tanam anggrek atau tanaman hias lainnya),
ranting, dan tanah.
MIKOSIS SUB-KUTAN
 Infeksi ini umum menyerang orang yang suka
berkebun dan orang-orang yang memiliki usaha
kembang biak mawar dan lumut, produsen jerami,
dan orang-orang yang bekerja mengolah tanah.

 Jamur ini setelah menginfeksi dapat memakan


waktu harian hingga berbulan-bulan untuk
menampakkan gejala.
MIKOSIS SUB-KUTAN
GEJALA

Biasanya dimulai pada jari-jari tangan


dengan nodul (benjolan) kecil-kasar yang
secara perlahan membesar dan membentuk
sebuah luka.

PENGOBATAN

 Itraconazol oral atau azol lainnya


MIKOSIS SISTEMIK
MIKOSIS SISTEMIK
Organisme penyebab biasanya masuk
melalui pernapasan

Infeksi mungkin tersebar melalui darah ke


organ lain

Terdiri dari :
ASPERGILOSIS
BLASTOMIKOSIS
HISTOPLASMOSIS
KANDIDIASIS
KOKSIDIOIDOMIKOSIS
MIKOSIS SISTEMIK
a. ASPERGILOSIS

 Disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini tidak dapat


menular antar manusia.

 Umumnya mempengaruhi sistem pernapasan, namun juga


dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti kulit, mata
atau sinus.

 Dapat menimbulkan penyakit serius ketika sporanya terhirup


oleh penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, penyakit
paru atau asma.
MIKOSIS SISTEMIK
Gejala Aspergillosis

Tiga jenis utama penyakit aspergillosis adalah:


1. Allergic bronchopulmonary aspergillosis.
Ini adalah jenis aspergillosis yang disebabkan
oleh alergi ketika menghirup partikel aspergillus.
Allergic bronchopulmonary aspergillosis biasanya
menyerang penderita asma atau cystic fibrosis.
Gejala kondisi ini adalah demam, batuk berdahak
atau batuk darah.
MIKOSIS SISTEMIK
2. Chronic pulmonary aspergillosis.
Dikenal dengan aspergilloma. Merupakan infeksi
jangka panjang yang biasanya hanya berkembang
pada penderita penyakit yang memiliki masalah
pada paru-paru sebelumnya, seperti
tuberkulosis. Gejala umum dari penyakit ini
adalah sesak, mengi, berat badan turun,
kelelahan dan batuk darah.
MIKOSIS SISTEMIK
3. Invasive pulmonary aspergillosis.
Aspergillosis jenis ini hanya menyerang
penderita gangguan sistem kekebalan tubuh.
Jamur aspergillus dapat menyebar ke aliran
darah penderita, sehingga berisiko mematikan
jika tidak ditangani dengan cepat. Gejala
invasive pulmonary aspergillosis umumnya
berupa demam, menggigil, batuk darah, sesak,
nyeri dada atau nyeri sendi, mimisan, wajah
membengkak separuh.
MIKOSIS SISTEMIK
Di luar ruangan, jamur aspergillus dapat
ditemukan pada dedaunan yang membusuk,
tanaman, pohon dan padi-padian.

Sedangkan di dalam ruangan, spora jamur ini


dapat ditemukan di penyejuk ruangan, saluran
pemanas ruangan, beberapa makanan, serta
rempah-rempah.
MIKOSIS SISTEMIK
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena aspergillosis adalah:
1. Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh,
seperti HIV/AIDS.
2. Memiliki jumlah sel darah putih rendah.
3. Memiliki rongga udara di paru (kavitas) yang
terbentuk akibat radiasi atau penyakit paru
lainnya seperti tuberkulosis
4. Menderita asma atau cystic fibrosis.
5. Menjalani terapi kortikosteroid dalam jangka
panjang.
MIKOSIS SISTEMIK
PENGOBATAN

Aspergiloma biasanya diangkat melalui


pembedahan

Obat anti jamur, seperti amfoterisin B,


biasanya diberikan melalui infus.

Obat pilihan lainnya ketokonazol dan


itrakonazol yang diberikan per-oral
MIKOSIS SISTEMIK
b. BLASTOMIKOSIS

 Penyakit menular yang disebabkan Blastomyces


dermatitidis yang banyak ditemukan di tanah
yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan
kotoran hewan.

 Agen penyakit akan menyebar melalui sistem


limfa dan aliran darah.
MIKOSIS SISTEMIK
Gejala Penyakit

 Demam yang cukup tinggi bahkan hingga 


menggigil keringat yang cukup banyak. Bisa juga
di sertai batuk berdahak yang cukup parah
(tetapi masih dalam kondisi wajar) maupun kering,
nyeri dada dan kesulitan bernafas atau
pernapasan terganggu.
MIKOSIS SISTEMIK
PENGOBATAN

Amfoterisin B IV atau itrakonazol oral ,


perbaikan akan terjadi dalam waktu 1
minggu. Tanpa pengobatan, infeksi akan
memburuk dan menyebabkan kematian.
MIKOSIS SISTEMIK
c. HISTOPLASMOSIS

Disebabkan oleh jamur Histoplasma


capsulatum.

Jamur berkembang dalam tanah yang


tercemar kotoran burung, kelelawar dan
unggas, sehingga ditemukan dalam kandang
burung/unggas dan gua.

Infeksi menyebar melalui spora (debu kering)


jamur yang dihirup saat bernapas
MIKOSIS SISTEMIK

Tidak dapat menular dari orang yang


terinfeksi.

Mempengaruhi sumsum tulang,


menyebabkan anemia , leukopenia dan
trombositopenia (akibatnya darah sulit beku)

Gejala awal flu ringan, dan berkembang


dengan berbagai gejala, termasuk
kelelahan, demam,
MIKOSIS SISTEMIK
d. KANDIDIASIS

Disebabkan Candida, terutama Candida


albicans

Infeksi selaput lendir yang terjadi pada


mulut atau vagina

Infeksi pada mulut (thrush) merupakan


bercak keputihan yang terasa sakit. Bila
bercak timbul di kerongkongan akan
menimbulkan gangguan mengunyah atau
gangguan makan.
MIKOSIS SISTEMIK
Infeksi pada katup jantung menimbulkan
demam, dan pembesaran limpa. Infeksi pada
retina bisa menyebabkan kebutaan

Kandidemia dan infeksi pada ginjal bisa


menyebabkan demam, penurunan tekanan
darah (syok) dan berkurangnya
pembentukan air kemih.
MIKOSIS SISTEMIK
PENGOBATAN

Infeksi pada mulut atau vagina, diberikan


anti-jamur lokal atau flukonazol per oral

Kandidiasis yang sudah menyebar ke seluruh


tubuh, diberikan amfoterisin B intravena,
meskipun flukonazol efektif untuk beberapa
penderita.
MIKOSIS SISTEMIK
e. KOKSIDIOIDOMIKOSIS

Disebabkan Coccidioides immitis

Spora hidup di tanah, spora menginfeksi


petani dan pekerja lainnya yang
berhubungan dengan tanah

Gejala, diantaranya demam, nyeri dada dan


menggigil. Mungkin disertai batuk berdahak,
kadang-kadang batuk darah. Beberapa
penderita konjungtivitis (peradangan selaput
mata) dan artritis (peradangan sendi)
MIKOSIS SISTEMIK
PENGOBATAN

Infeksi akut biasanya tidak memerlukan


pengobatan khusus dan akan sembuh
sempurna

Infeksi progresif diobati dengan amfoterisin


B intravena atau flukonazol per-oral . Pilihan
lain adalah dengan itrakonazol dan
ketokonazol

Jenis infeksi progresif yang sering berakibat


fatal adalah meningitis (infeksi pada selaput
TERIMA KASIH

wassalam

Anda mungkin juga menyukai