RENDAH) BERDASARKAN SDKI, SLKI, DAN SIKI” Dosen Pembimbing : Ns. Hilma Yessi, S.Kep,M.Kep Kelompok 3, TK.II B: 1. Nelva Kurnia Putri 2. Mareski Chandra 3. Mutia Ilmi 4. Monica Asrivayani Definisi
BBLR (Berat badan lahir rendah) adalah
bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 2001). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, Klasifikasi Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) : Menurut harapan hidupnya Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500- 2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500 gram. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. Menurut masa gestasinya Prematuritas murni Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia kehamilan atau disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK) Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir
rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010). 1. Faktor ibu Yaitu Penyakit &Keadaan sosial ekonomi Seperti: Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung. Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol. Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang. Aktivitas fisik yang berlebihan 2. Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar. 3. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini. 4. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun. Patofisiologi Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori yang meningkat. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori. Penatalaksanaan Mempertahankan suhu tubuh bayi. Pengawasan Nutrisi atau ASI . Pencegahan Infeksi . Penimbangan Ketat Ikterus Pernapasan Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Hipoglikemi Komplikasi
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum,
sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC) Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal Asuhan keperawatan pada neonatus BBLR 1. Pengkajian Biodata Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu Keluhan utama Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah Riwayat penayakit sekarang Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal Riwayat penyakit dahulu Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion Riwayat penyakit keluarga Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi ADL Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,produksi urin rendah Pemeriksaan Umum Kesadaran compos mentis Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-140X/menit RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit Suhu : kurang dari 36,5 C Pemeriksaan Fisik Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik). Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau ronkhi Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan megisap yang lemah. Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH). Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak. Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan. Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas. 2. Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
maturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang. 3. Intervensi Keperawatan Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik. SLKI Tujuan: Kebutuhan O2 bayi terpenuhi Kriteria: Pernafasan normal 40-60 kali permenit. Pernafasan teratur. Tidak cyanosis. Wajah dan seluruh tubuh Berwarna kemerahan (pink variable). Gas darah normal PH = 7,35 – 7,45 PCO2 = 35 mm Hg PO2 = 50 – 90 mmHg SIKI Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam Letakkan bayi terlentang dengan alas yang data, kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu. Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar gas darah arteri Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan. SLKI Tujuan :Tidak terjadi hipotermia Kriteria Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C Akral hangat Warna seluruh tubuh kemerahan SIKI Observasi suhu bayi tiap 6 jam. Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas (infant warmer) Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk mengeringkan tubuh, letakkan bayi diatas tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan hangat. Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin diberikan. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas. SLKI Tujuan:Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria Bayi dapat minum pespeen / personde dengan baik. Berat badan tidak turun lebih dari 10%. Retensi tidak ada. SIKI observasi BAB dan BAK jumlah dan frekuensi serta konsistensi. Monitor turgor dan mukosa mulut. Monitor intake dan out put. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan. Lakukan control berat badan setiap hari Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang. SLKI Tujuan: Selama perawatan tidak terjadi komplikasi (infeksi) Kriteria Tidak ada tanda-tanda infeksi. Tidak ada gangguan fungsi tubuh. SIKI Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala kardinal Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam memberikan asuhan keperawatan Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi (kamar bayi) Lakukan perawatan tali pusat dengan triple dye 2 kali sehari Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan bayi Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian antibiotik. 4.Implementasi keperawatan Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan oleh perawat terhadap pasien. 5. Evaluasi keperawatan Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.