Anda di halaman 1dari 15

AUDITING

PENGELOLAAN PERIKATAN ASURANS

Kelompok 5 :
Muhammad Andri Ashari C4C019015
Cepi Juniar Prayoga C4C019017
Diah HidayantiC4C019016
Yenny Ernitawati C4C019013

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2020
PENGELOLAAN PERIKATAN
A. Pengendalian Mutu
Prosedur pengendalian mutu penting untuk memastikan bahwa pekerjaan yang
dapat diterima dilakukan oleh perusahaan asurans dan risiko perikatan
asurans dikurangi sampai ke tingkatan yang dapat diterima. Sebuah
perikatan bisa salah karena masalah yang berasal dari klien, atau masalah
yang berasal dari perusahaan asurans.
Terdapat enam elemen kunci dari sistem pengendalian mutu:
1. Kepemimpinan
2. Persyaratan etika
3. Penerimaan dan kelanjutan atas hubungan klien/perikatan tertentu
4. Sumber daya manusia
5. Kinerja perikatan
6. Pengawasan
Alasan utama pengguna akhir ingin laporan asurans disusun, yakni untuk
mengurangi risiko membuat keputusan yang salah. Sebagai akibatnya
seseorang siap untuk membayar biaya bagi perusahaan asurans.
Jumlah pekerjaan yang dilakukan perusahaan didikte oleh kebutuhan
untuk mengurangi risiko perikatan asurans ke tingkatan yang dapat
diterima. Apabila perusahaan tidak melakukan ini, perusahaan tidak
melakukan sebuah pekerjaan yang dapat diterima ketika dinilai
terhadap standar profesional. Perusahaan harus memastikan bahwa
mutu atas pekerjaannya tidak gagal dengan mengimplementasikan
prosedur pengendalian mutunya sendiri.

1. Apa yang Dapat Berjalan Salah?


Contoh: Kebutuhan akan mutu
Pikirkan area risiko apa bagi perusahaan. Daftar yang Saudara buat
mungkin terlihat seperti ini. Istilah ‘auditor’ dan ‘audit’ digunakan di
sini, karena audit merupakan sebuah bentuk yang umum atas perikatan
asurans namun prinsip yang sama akanberlaku untuk perikatan asurans
apapun.
Klien: Mungkin tidak kompeten, mungkin lalai, mungkin menyesatkan tim audit

Auditor individu: Mungkin tidak memiliki pemahaman yang memadai atas bisnis
klien, mungkin tidak melakukan pekerjaan yang benar dengan standar yang
memadai, mungkin tidak mencatat pekerjaan yang dilakukannya secara memadai

Supervisor: Mungkin tidak memiliki pemahaman yang memadai atas bisnis klien,
mungkin tidak memberi pengarahan kepada staf dengan tepat, mungkin tidak
melakukan supervisi yang cukup sehingga pekerjaan yangsalah dilakukan oleh tim
auditnya, mungkin gagal untuk menangani isu yang timbul secara memadai,
mungkin gagal untuk mengkomunikasikan isu yang timbul kepada rekan
perikatannya

Rekan perikatan: Mungkin memiliki pengetahuan yang tidak cukup atas klien dan
lingkungannya, mungkin gagal untuk meneruskan pengetahuan atas bisnis
kepada tim auditnya, mungkin memilih tim yang salah untuk audit, mungkin tidak
memberi pengarahan dan melakukan supervisi kepada timnya secara memadai,
mungkin tidak berkonsultasi dengan cukup kepada kolega dan ahli, mungkin tidak
menelaah pekerjaan yang dilakukan oleh timnya dengan kehati-hatian yang
cukup, mungkin gagal untuk menangani isu yang timbul secara memadai,
mungkin tidak menarik kesimpulan yang tepat dari bukti yang tersedia.
2. Konsekuensi atas Kegagalan Mutu
Perikatan asurans, termasuk audit, tidak menawarkan pengguna
akhirnya asurans absolut mengenai pokok tugas dari laporan asurans.
Sebagai akibatnya, perusahaan perlu untuk memiliki sistem mutu dan
prosedur terutama untuk memastikan bahwa pekerjaannya cukup
berstandar tinggi sehingga kegagalan sama sekali tidak terjadi.

Dalam hal terjadi pengaduan, perusahaan akan memiliki sebuah


pembelaan, asalkan telah mengikuti prosedur yang sesuai. Jelas,
apabila praktik kerja sebuah perusahaan ditemukan tidak memadai,
terdapat konsekuensi disiplin.

Konsekuensi dari kegagalan dapat menjadi bencana besar seperti


Andersens ditemukan mengikuti perkara Enron, namun bahkan
sebuah pengaduan yang berhasil dipertahankan dapat menyerap
sejumlah besar waktu dan biaya. Benar-benar masuk akal untuk
menghindari masuk ke situasi tersebut sejak pertama kali.
B. PERLUNYA PENGENDALIAN MUTU

Perencanaan tindakan penanggulangan terhadap ancaman yang terdapat


di atas, tindakan ini dapat dicantumkan dalam sejumlah kecil kategori:
 Prosedur untuk memastikan hanya klien yang cocok yang diambil
 Prosedur untuk memastikan hanya klien yang cocok yang dipertahankan
 Prosedur untuk memastikan bahwa rekan dan staf perusahaan memiliki

pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan


 Pedoman atas etika
 Kemampuan komunikasi

 Kemampuan memberi pengarahan dan supervise


 Skeptisisme dan pertimbangan professional
 Pengawasan
ISQC 1 mencantumkan hal-hal berikut ini sebagai elemen atas sistem
pengendalian mutu sebuah perusahaan:
 Kepemimpinan

 Persyaratan etika

 Penerimaan dan kelanjutan atas hubungan klien/perikatan tertentu

 Sumber daya manusia

 Kinerja perikatan

 Pengawasan

ISQC 1 juga menyaratkan bahwa perusahaan mendokumentasikan


kebijakan dan prosedurnya serta mengkomunikasikannya kepada
personil perusahaan.
C. KEPEMIMPINAN

ISQC menunjukkan pentingnya mutu dibangun sebagai bagian dari budaya


Perusahaan. Ini harus didesak oleh pimpinan dari perusahaan, yakni para rekan.
Dalam praktik, orang-orang yang memimpin perusahaan dan sumber dayanya
harus memastikan bahwa:
Pertimbangan komersil tidak mengabaikan mutu dari pekerjaan yang dilakukan
Kebijakan perusahaan terkait dengan promosi, remunerasi dan penelaahan
kinerja staf memasukkan pentingnya pekerjaan yang bermutu
Sumber daya yang cukup dialokasikan untuk pengembangan, dokumentas an
dukungan atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

a. Etika
Etika penting bagi penyedia jasa asurans, karena etika mendukung
kepercayaan publik yang diperlukan untuk membuat jasa asurans dapat
berjalan. Perusahaan harus menyusun kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa perusahaan memenuhi persyaratan etika.
b. Penerimaan Perikatan
Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur yang dirancang
untukmemastikan bahwa hanya klien yang sesuai yang diterima dari saat
pertama dan dipertahankan. Rekan perikatan harus melaksanakan
pertimbangan yang serupa seperti yang ia lakukan ketika ia menerima klien
setiap tahunnya saat mengingat apakah akan mempertahankan klien.
c. Sumber Daya Manusia
Sebagai bagian dari budaya keseluruhan perusahaan atas pengendalian
mutu, perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa perusahaan mempekerjakan dan mempertahankan staf
dengan kapabilitas, kompetensi dan komitmen kepada prinsip etika yang
diperlukan untuk melakukan perikatan. Artinya perusahaan harus memiliki
kebijakan atas seluruh aspek dari mempekerjakan staf profesional.
Ini akan mencakup hal-hal seperti pendidikan profesional (untuk trainee),
pengembangan profesional yang berkelanjutan (untuk semuanya),
pengalamankerja praktik dan pembinaan oleh staf yang lebih
berpengalaman.
D. PELAKSANAAN PERIKATAN

Isu kunci yaitu supervisi, pengarahan, penelaahan, konsultasi dan resolusi atas perselisihan
a. Pengarahan
Ini sebagian besar merupakan tanggung jawab dari rekan perikatan yang mengendalikan bagaimana
perikatan asurans harus dilakukan, namun tugas ini akan didelegasikan kepada sebagian besar anggota
tim senior di tempat perikatan, yang akan mengarahkan perikatan sesuai dengan strategi keseluruhan.
Rekan perikatan bertanggung jawab untuk memastikan anggota tim tahu:
 Pekerjaan apa yang seharusnya mereka lakukan
 Sifat dari bisnis entitas
 Segala risiko yang relevan untuk perikatan
 Masalah yang mungkin timbul selama perikatan
 Pendekatan yang rinci untuk perikatan

b. Supervisi
SA 220 mencantumkan empat fitur dari supervisi:
1. Menelusuri kemajuan
2. Mempertimbangkan kompetensi dan kapabilitas dari anggota tim audit
3. Menangani hal-hal signifikan yang timbul selama audit
4. Mengidentifikasi hal-hal untuk konsultasi atau pertimbangan oleh anggota tim perikatan yang
lebih berpengalaman selama perikatan audit.
c. Penelaahan
Pekerjaan yang dilakukan oleh staf ditelaah oleh staf yang lebih
senior atau rekan perikatan. Tujuan dari penelaahan yakni untuk
mempertimbangkan apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan strategi audit .
 Penelaahan pengendalian mutu perikatan
Sebuah penelaahan pengendalian mutu perikatan dilakukan oleh
rekan yang berkualifikasi sesuai atau orang lain dalam perusahaan
yang tidak terlibat dalam perikatan atau oleh konsultan eksternal.
Tujuan dari penelaahan independen ini bukan untuk melakukan
kembali penelaahan lain dalam proses audit namun untuk
memberikan sebuah pemeriksaan keamanan tambahan mengenai
validitas dari opini perusahaan atas laporan keuangan.
 Hot review
Hot review adalah sebuah penelaahan yang dilakukan oleh seorang rekan
yang tidak terlibat dalam perikatan atau konsultan eksternal sebelum laporan
audit ditandatangani.

d. Dokumentasi dan Penelaahan


SA 230 menyaratkan bahwa dokumentasi audit harus berisi hal-hal berikut:
Apa yang diperlukan untuk memberikan auditor berpengalaman, tanpa
hubungan sebelumnya dengan audit tersebut, pemahaman atas sifat, waktu
dan cakupan dari prosedur audit, hasil dari prosedur audit, dan bukti audit
yang diperoleh, serta hal-hal signifikan yang timbul selama audit dan
kesimpulan yang dicapai setelah itu. Salah satu tujuan utama dari
dokumentasi atas prosedur audit yakni memungkinkan penelaahan untuk
dilakukan
e. Konsultasi
Ketika isu yang sulit atau kontroversial timbul, tim asurans harus
berkonsultasi dengan tepat atas hal ini dan kesimpulan yang ditarik sebagai
hasil dari konsultasi harus dicatat dengan sesuai.
E. PEMANTAUAN

ISQC menyampaikan bahwa perusahaan harus memiliki kebijakan untuk


memastikan bahwa prosedur pengendalian mereka memadai dan relevan,
bahwa prosedur tersebut beroperasi secara efektif dan dipatuhi. Perusahaan
mungkin memiliki departemen kepatuhan atau mutu yang melakukan
penelaahan tersebut.
Pengawasan mungkin terjadi melalui evaluasi atas sistem yang sedang
berlangsung dan juga melalui penelaahan berkala atas dokumen perikatan yang
dipilih untuk menilai apakah kebijakan dan prosedur ditempatkan selama
perikatan.
Orang yang memeriksa kepatuhan atas standar pengendalian mutu harus
berhubungan erat dengan departemen pelatihan atau rekan untuk memastikan
bahwasetiap kesalahpahaman atau permasalahan dengan pengendalian
diperbaiki selama pelatihan di tempat kerja.
Pengawasan (atau ‘Cold Review’)
Cold review dirancang sebagai sebuah bagian yang berkelanjutan atas proses
pengendalian mutu dan terjadi setelah penugasan asurans telah
diselesaikan.
F. SALAH OPINI ASURANS
a. Salah opini audit dapat menyebabkan:
o Dituntut atas kelalaian professional
o Penuntutan dan denda
o Kehilangan reputasi, klien, staf kunci
o Perusahaan asurans jatuh
b. Dalam konteks tersebut, prosedur pengendalian mutu penting
c. Risiko merupakan isu kunci lainnya yang terkait dengan salah opini – apakah
beberapa klien terlalu berisiko untuk diterima?

Jelas dalam konteks ini, kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, yang
membantu untuk memastikan bahwa opini yang salah tidak diberikan, sangat
penting. Namun, ini bukan sekedar sebuah pertanyaan atas mutu, ini sebuah
pertanyaan atas risiko.
Perusahaan asurans makin menyimpulkan bahwa terdapat beberapa klien
yang terlalu berisiko untuk diambil, menyebabkan perusahaan yang disyaratkan
oleh hukum untuk diaudit tidak dapat menunjuk auditor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai