Anda di halaman 1dari 27

EMULGEL

Oleh: Kelompok 5 STIFA B 017


Alasan pemilihan bahan aktif OT

Kemampuan masyarakat terbatas


untuk memperoleh obat-obat
modern, sehingga menjadikan
obat tradisional mempunyai
makna yang sangat penting bagi
masyarkat karena lebih mudah Option B Option A Sementara ini banyak orang
diperoleh tanpa menggunakan beranggapan bahwa
resep dokter (Pudjarwoto et al., penggunaan tanaman obat atau
1992). obat tradisional relatif lebih aman
dibandingkan obat sintetis
(Pudjarwoto et al., 1992).
Option C Option D
Bahan baku obat alami ini dapat
berasal dari sumber daya alam
biotik maupun abiotik Indonesia memiliki kekayaan alam yang cukup
(Duryatmo, 2005). melimpah. Beraneka ragam tanaman obat
tumbuh subur di alam Indonesia (Fahey, 2005)
Definisi
Ekstrak

Ekstraksi merupakan
proses pemisahan bahan
dari campurannya dengan
menggunakan pelarut
yang sesuai.
Definisi
Emulgel

Emulgel adalah suatu


sediaan emulsi baik tipe
oil in water (O/W) maupun
water in oil (W/O) yang
dibuat dalam bentuk gel
dengan penambahan
gelling agent.
Klasifikasi (Tilong. 2012)

Klasifikasi Regnum
Subregnum
: Plantae
: Tracheobionta

Daun Kelor
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Species : Moringa oleifera Lamk.
Rancangan
Formula
Tiap 5 g mengandung
Ekstrak Daun kelor 5% Zat aktif
Carbopol 940 1% Gelling agent
HPMC 4% Gelling agent
Tween 80 3% Agen pengemulsi
Span 80 3% Agen pengemulsi
Methylparaben 0,3 % Pengawet
Propylparaben 0.06% Pengawet
TEA q.s Pengatur pH carbopol
Propilenglikol 6% Humketan
Parafin 5% Emolient
Aquadest Ad 100%
Dasar pemilihan sediaan

Pemilihan sediaan farmasi untuk penggunaan topikal memiliki kelebihan, mudah dibawa, penggunaannya
mudah, absorsi cepat dan memberikan perlindungan
pengobatan terhadap kulit (Mitsui, T. 1997).

Basis topikal, seperti salep, krim, dan lotion, memiliki beberapa kelemahan karena sifat lengket, dispersi yang
rendah dan stabilitas yang bermasalah sehingga pasien memilih untuk tidak menggunakannya. Emulsi lebih
unggul dalam penggunaan dan penerimaan pasien sementara gel memiliki komponen air yang lebih tinggi yang
memungkinkan penyebaran obat yang lebih luas daripada salep dan krim. Meskipun gel memiliki kelebihan
tetapi ada keterbatasan dalam pengiriman obat hidrofobik. Dengan demikian, bentuk emulgel digunakan untuk
mengatasi pengiriman obat hidrofobik. Emulgel digunakan untuk kulit karena memiliki karakteristik yang
bermanfaat, seperti mudah diaplikasikan, mudah melepaskan obat, melembabkan kulit, lebih stabil dan
berpenampilan baik (Panwar et al 2011).
Dasar pemilihan sediaan

Emulgel memiliki kelebihan untuk penggunaan dermatologi yaitu stabil secara termodinamik,
transparan, isotropik, kemudahan dalam preparasi dan tingkat absorpsi serta difusi yang tinggi (Jafar
et al, 2015).

Sediaan emulgel memungkinkan penghantaran obat yang bersifat hidrofobik dimana emulgel
membantu mencampurkan obat hidrofobik ke dalam fase minyak lalu globul minyak tersebut
didispersikan dalam fase air dengan mencampurkannya dalam basis gel. Sediaan emulgel juga
dapat menutupi ketidakstabilan seperti inversi fase atau higrokopisitas zat dalam sediaan
serbuk (Radhia, R. dkk. 2016).
Dasar pemilihan bahan aktif

Kelor diketahui mengandung lebih dari 90 jenis nutrisi berupa vitamin


esensial, mineral, asam amino, antipenuaan dan antiinflamasi. Kelor
mangandung 539 senyawa yang dikenal dalam pengobatan tradisional
Afrika dan India serta telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk
mencegah lebih dari 300 penyakit. Berbagai bagian dari tanaman kelor
bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, memiliki
antitumor, antipiretik, antiepilepsi, antiinflamasi, antiulser, diuretik,
antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan, antidiabetik, antibakteri
dan anti-jamur (Toripah et al., 2014).

Daun kelor merupakan sumber senyawa polifenol seperti


flavonoid dan asam fenolik. Flavonoid utama yang
ditemukan pada daun kelor adalah myrecytin, kuersetin, dan
kaempferol (Vergara-Jimenez et al, 2017).
Dasar pemilihan bahan aktif

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2009) disebutkan bahwa


daun kelor memiliki kandungan senyawa flavonol dan flavones total yang cukup
besar. Kandungan senyawa flavones yang terbesar ialah quercetin. Kuersetin
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya seperti
antioksidan dengan menangkal radikal bebas, sariawan, efek neurologis, aktivitas
antivirus, antiinflamasi, asma, aktivitas kardiovaskular, agen antikanker,
antialergi, dan antimelanogenesis (Choi dan Shin, 2016; Kumar et al, 2017).

Berdasarkan analisis fitokimia ekstrak tanaman kelor mengungkapkan adanya


kandungan senyawa flavonoid, saponin dan senyawa polifenol yang diketahui
memiliki aktivitas antiinflamasi. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
Lutfiana, 2013 (3), terhadap uji aktivitas antiinflamasi pada daun kelor dengan
metode stabilisasi membran sel darah merah menunjukkan aktivitas antiinflamasi
yang efektif dengan konsentrasi 1000 ppm (1mg/ml) dengan memberikan
perlindungan membran sel darah merah yang diinduksi larutan hipotonik
Mekanisme Kerja
Sebagai Antiinflamasi

Mekanisme kuersetin sebagai penurun


4
edema atau sebagai anti inflamasi
yaitu dengan menghambat enzim histidin
dekarboksilase sehingga sintesis histamin
01 melalui 4 mekanisme,
terhambat. Ketika histamin terhambat maka
efeknya terhadap vasodilatasi pembuluh darah 1
yang menyebabkan peningkatan aliran darah kuersetin dapat berikatan dengan active
dan terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler 05 02 site pada enzim COX-2 sehingga dapat
pada awal inflamasi akan terganggu (Choi dan mengganggu proses transkripsi (D'mello P,
Shin, 2016) et all. 2011)
2
3
kuersetin dapat menggganggu ekspresi
kuersetin dapat mencegah produksi inducible nitric oxide COX-2 melalui penghambat pengikatan
syntase (iNOS), ketika terjadi inflamasi produk bakteri transaktivator NF-κB dan pemblokiran
dan sitokin proinflamator akan menginduksi inducible 04 03 pemasukan koaktivator p300 yang berfungsi
nitric oxide syntase (iNOS) yang bisa memproduksi NO sebagai promotor COX-2. Prostaglandin
(Nitric Oxide) dalam jumlah besar. Nitric oxide memiliki disintesis oleh enzim COX-2 sehingga
efek vasodilator, sehingga ketika proses tersebut apabila terjadi gangguan proses transkripsi
dihambat oleh kuersetin maka edema akan berkurang dan ekspresi dari COX-2 maka produksinya
(Hamalainen M pun akan berkurang (Xiao X, et all. 2011)
, et all. 2007)
Sifat Fisika Kimia Quersetin

Nama Lain Panjang gelombang


3,4-dihidroksiflavonol dalam 258 dan 375

Log p Titik Lebur


1-81 Diatas 30°C

Kelarutan dan Kepolaran Golongan


Bersifat polar. Praktis tidak Senyawa hidrofob, BCS
larut dalam air, larut dalam Kelas 2
etanol absolut
Dasar pemilihan
EMULGEL
bahan tambahan
• Karbomer merupakan polimer sintetik dari asam akrilat, sangat baik

Karbomer untuk sediaan hidrofobik dan menghasilkan warna yang jernih


.Karbomer umumnya dianggap sebagai bahan dasar tidak beracun,
dan HPMC tidak mengiritasi dan tidak menunjukkan reaksi hipersensitivitas
pada manusia saat digunakan secara topikal (Rowe, et. al, 2009).
• Karbomer merupakan basis yang dapat menghasilkan gel yang
bening, mudah larut didalam air, dan mempunyai ketoksikan yang
rendah. Karbomer mempunyai sifat yang lebih baik dalam hal
pelepasan zat aktif dibandingkan dengan basis gel lainnya.
Karbomer merupakan basis gel hidrofobik, mempunyai daya sebar
baik pada kulit, efeknya mendinginkan, tidak menyumbat pori-pori
kulit, mudah dicuci dengan air dan pelepasan obatnya baik (Madan
dan Singh, 2010).
• Karbomer juga memiliki toleransi tinggi terhadap alkohol
dan dapat digunakan untuk mengentalkan dalam sistem
Karbomer hidroalkohol (Anwar, 2012)
dan HPMC • Kombinasi HPMC dengan karbomer digunakan guna
menutupi kekurangan dari sifat karbomer yang mana jika
semakin tinggi konsentrasi karbomer dalam formula, maka
suasana yang dibutuhkan semakin asam untuk
membentuk gel.
• Pengunaan karbomer dengan konsentrasi 0,1-0,5% akan
membentuk gel saat pH 7,4 namun viskositasnya rendah.
Jika konsentrasi karbomer dinaikkan viskositas yang
dihasilkan meningkat namun diperlukan pH yang semakin
asam agar gel terbentuk.
• Maka dari itu, karbomer dikombinasikan dengan HPMC

Karbomer sehingga konsentrasi karbomer dapat diturunkan dan pH


yang dibutuhkan untuk pembentukan gel tidak terlalu
dan HPMC asam selain itu hasil penelitian yang telah dilakukan olh
Deshpande dan Shah yang mengkombinasi anatara
HPMC dan Karbomer memperoleh hasil berupa gel yang
dihasilkan jernih dan kemampuan pelepasan obat yang
baik sehingga dapat digunakan sebagai in situ gel untuk
meningkatkan bioavaibilitas (Deshpande dan Shah. 2012).
• Penelitian yang dilakukan oleh Tambunan dan Teuku
(2018) dengnan mengkombinasi karbomer dan HPMC
menmperoleh hasil formula optimum yaitu pada kombinasi
HPMC 4,0% dan karbopol 1,0 %
Tween 80 Tween 80 atau Polysorbate digunakan sebagai emulsifying
agent pada emulsi topikal tipe minyak dalam air,
dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi
minyak dalam air, dan untuk menaikkan kemampuan
menahan air pada salep, dengan konsentrasi 1-15% sebagai
solubilizer. Tween 80 digunakan secara luas pada kosmetik
sebagai emulsifying agent (Smolinske, 1992).
• Span 80 atau Ester sorbitan secara luas digunakan dalam kosmetik,

Span 80 produk makanan, dan formulasi sebagai surfaktan nonionik lipofilik. Ester
sorbitan secara umum dalam formulasi berfungsi sebagai emulsifying
agent dalam pembuatan krim, emulsi, dan salep untuk penggunaan
topikal. Ketika digunakan sebagai emulsifying agent tunggal, ester sorbitan
menghasilkan emulsi air dalam minyak yang stabil dan mikroemulsi,
namun ester sorbitan lebih sering digunakan dalam kombinasi bersama
bermacam-macam proporsi polysorbate untuk menghasilkan emulsi atau
krim, baik tipe M/A atau A/M (Rowe et al., 2009).
• Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah, dkk (2017) yang memvariasikan
konsentrasi emulgator span 80 tween 80 memperoleh Konsetrasi optimal
yang memiliki kestabilan fisik yang optimal sebelum dan sesudah
penyimpanan dipercepat adalah 3%.
TEA TEA berfungsi untuk menetralkan pH Carbopol sehingga membentuk struktur
kental (Lestari, A.B.S 2012)

Metil paraben Metil paraben dan Propilparaben dikombinasikan sebagai pengawet terbukti
dan pada penelitian Lestari, A.B.S (2012) dapat menjaga stabilitas sediaan hingga

Propilparaben 90 hari. metilparaben dan propilparaben adalah pengawet antimikroba yang


paling sering digunakan dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi
farmasi. Paraben efektif pada rentang pH yang luas dan memiliki spektrum
aktivitas antimikroba yang luas (Rowe et al., 2009).
Propilen glikol
Propilenglikol • Sebagai humektan yang akan mempertahankan kestabilan gel agar tidak
terjadi perpindahan cairan di dalam struktur gel yang dapat menimbulkan
gangguan keadaan seperti sineresis dan swelling (Martin dkk, 1990).
• Selain Khasiat pengawet paraben juga ditingkatkan dengan penambahan
propilen glikol (Rowe et al., 2009).
• Pada penelitian yang dilakukan oleh oleh Tambunan dan Teuku (2018)
dengan menggunakan konsentrasi propilenglikol 6% memperoleh formula
yang memenuhi syarat uji pH, Viskositas, daya sebar dan daya lekat.
Parafin • Parafin sebagai emollien berfungsi untuk memberi estetika yang baik pada
emulgel yaitu rasa lembut dan licin setelah di aplikasikan pada kulit,
mekanimse emolien dapat melembutkan kulit adalah dengan cara mengisi
ruang antara kulit dengan menggunakan butiran-butiran minyak (Maya dan
Mutakin . 2019).
• Pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari, A.B.S (2012) Parafin
berfungsi sebagai emollient dengan konsentrasi 5% memperoleh hasil
formula memenuhi syarat uji pH, Viskositas, daya sebar dan daya lekat.
Dasar pemilihan bahan Dasar pemilihan metode
kemas
Metode yang digunakan adalah metode
Tube metal-aluminium dipilih sebagai pencampuran dengan mencampurkan
bahan kemasan karena efesien dibawa Fase minyak dan Fase air lalu
kemana-mana ringan, dapat mencampurkan gel dan emulsi (Lestari,
meningkatkan kompatibilitas dan A.B.S 2012)
stabilitas produk serta tahan dari korosi,
mudah untuk dikeluarkan hingga habis
dengan adanya tekanan tertentu, harga
lebih murah, risiko untuk terkena
kontaminasi sedikit, menjaga
kelembapan produk, dapat didaur ulang,
memiliki kesan ekslusif (DMK Cargo.
2017).
Pembuatan Ekstrak daun kelor dibuat dengan maserasi sebanyak 50
gram daun kelor segar dihancurkan menggunakan blender,
Esktrak ditambahkan pelarut etanol 96%, dimasukkan ke dalam
wadah, ditutup dan dibiarkan selama dua hari terlindung dari
sinar matahari. Campuran itu disaring sehingga didapat
maserat. Ampas dimaserasi dengan etanol 96%
menggunakan prosedur yang sama. Maserasi dilakukan
sampai didapat maserat yang jernih. Maserat diuapkan
dengan menggunakan alat penguap vakum putar pada suhu
40o C.

Ekstrak daun kelor selanjutnya dilakukan skrining fitokimia


untuk mendeteksi senyawa tumbuhan berdasarkan
golongannya. Metode yang telah dikembangkan dapat
mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, fenolat,
flavonoid, tanin, saponin dan steroid/triterpenoid
Cara kerja
1. Dibuat fase minyak: Dicampurkan parafin cair dengan Span 80 pada suhu 70°C, diaduk hingga homogen.
2. Dibuat fase cair: Dicampurkan Tween 80 dan sebagian air suling pada suhu 70°C, diaduk hingga homogen
3. Ditambahkan fase minyak ke dalam fase air, tambahkan sebagian air suling diaduk menggunakan mixer
dengan kecepatan 300/400 rpm.
4. Dipanaskan air suling hingga suhu 70°C, didispersikan Carbopol dalam air suling tersebut menggunakan
stirer dengan kecepatan 70 rpm sampai homogen. Setelah busa hilang, ditambahkan TEA sedikit demi
sedikit hingga gel terbentuk
5. Didispersikan HPMC didalam air suling hingga mengembang
6. Dicampurkan carbopol dengan HPMC diaduk menggunakan mixer dengan kecepatan 400 rpm hingga
homogen dan pH dicek hingga mencapai pH 6-7.
7. Dicampurkan emulsi dengan gel tersebut sampai terbentuk emulgel,
8. Ditambahkan ekstrak daun kelor yang telah dilarutkan dalam air suling
9. Ditambahkan metilparaben dan propilparaben.
10. Dihomogenkan menggunakan mixer dengan kecepatan pengadukan sebesar 400 rpm dengan waktu 20
menit.
11. Dilakukan evaluasi sediaan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Anggota Kel. 5
1. Sarwan Hamid (1701064)
2. Mustawia (1701075)
3. Vrista Anasthasya N (1701068)

4. Christien Darwis (1701073)


5. Relzha lesti ayu pairunan (1701102)
6. Hasriani Ramadhani (17011075)
7. Alma Yulan Palembang (17010966)
8. Hutrivia sanda randa bunga (17010907)
9. Muh.arham (17011148)
10. Ermi reski Hijriah AR (1701080)
11. Sakiah drajat (1701119)
EMULGEL

Thank You

Anda mungkin juga menyukai