Anda di halaman 1dari 16

ANALISI CURAH HUJAN

DISUSUN OLEH :
WAHYU DEVI A. 18513055
NANDA ARYA L. 18513071
Pengisian Data Curah Hujan yang
Hilang

METODE EMPIRIK METODE STOKASTIK

Rata-Rata Aritmatik (Arithmetical Average) Metode Bilangan Acak

Perbandingan Normal ( Normal Ratio ) Metode Markov

Reciprocal Method

Kantor Cuaca Nasional USA (U.S National


Weather Service)
METODE EMPIRIK
1. Rata-Rata Aritmatik
Digunakan metode rata-rata aritmatik ketika semua pos hujan memiliki
karakteristik sama dan curah hujan normal tahunan dari stasiun A,B, dan C lebih kecil
dari 10% berbeda dengan stasiun hujan X.

Rumus CHx = 1/n(CHa + CHb + CHc)

Keterangan :
CH = curah hujan setiap stasiun
n = jumlah stasiun hujan yang diketahui
2. Perbandingan Normal ( Normal Ratio )
Digunakan metode perbandingan normal ketika semua pos hujan memiliki
karakteristik sama dan curah hujan normal tahunan dari stasiun A,B, dan C berbeda
lebih dari 10% dengan stasiun hujan X.

rumus CHx = 1/n{(Nx : Na)CHa + (Nx : Nb)CHb + (Nx : Nc)CHc)

Keterangan :
CH = curah hujan setiap stasiun
n = jumlah stasiun yang diketahui
Nx = tinggi hujan pada stasiun x
N = tinggi hujan setiap tahun
3. Reciprocal Method
Pada metode ini dilakukan berdasarkan jarak antar stasiun hujan yang
berdekatan dan memiliki jarak yang relative sama.

Rumus :

Keterangan :
Px = data hujan yang hilang
Dx = jarak antara stasiun yang hilang dengan stasiun yang diketahui
4. Kantor Cuaca Nasional USA (U.S National Weather Service)
metode yang digunakan adalah menggunakan pembagian kuadran lokasi
stasiun hujan yang ada. Jadi stasiun indeks berlokasi disetiap kuadran dari garis
yang menghubungkan utara-selatan-timur-dan barat melalui stasiun hujan X.

Rumus :

Keterangan :
CHx = tinggi hujan di stasiun x yang akan diduga
Hi = tinggi hujan di stasiun A, B, C, dan D.
Li = jarak stasiun A, B, C, dan D terhadap stasiun X
METODE STOKASTIK

1. Metode Bilangan Acak


Pada metode bilangan acak tidak diperlukan stasiun pembanding. Metode bilangan acak ini, dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
A. Nilai X rata-rata : X = Xi/n
  ⅀ ( 𝑋 − 𝑋𝑟 )2
B. Nilai Standar Deviasi : S =

C. Nilai data hilang : X = Xr+ (S.(k))
(𝑛 −1)

Dimana:
Xr= Data curah hujan rata-rata
S = Standar deviasi
Xi = Data curah hujan bulan ke-i
n = Jumlah data curah hujan
2. Metode Markov
pada metode ini untuk pengisiannya harus menggunakan data acuan berupa
data hIstorik tahun sebelumnya yang lengkap. Menggunakan proses markov adalah
menggunakan model auto-regresif tahunan. Model yang paling sederhana adalah
markov-chain, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pengujian Data Hujan

A. Uji Konsistensi
Kegunaan: menguji kebenaran data
Data hujan disebut konsisten data yang terukur dan dihitung adalah teliti dan
benar serta sesuai dengan fenomena saat hujan itu terjadi
• Data tidak konsisten, disebabkan:
1. Penggantian jenis dan spesifikasi alat
2. Perkembangan lingkungan sekitar pos hujan
3. Pemindahan lokasi pos hujan
• Metode :
1. Observasi lapangan
2. Observasi ke kantor pengolahan data
3. Membandingkan data hujan dengan data untuk iklim yang sama
4. Analisis kurva massa ganda
5. Analisis statistik
Metode Aritmatik
( Rerata Aljabar)
Perhitungan Curah Hujan Metode Poligon
Kawasan Thiessen

Metode Isohyet
Perhitungan Curah Hujan Kawasan

1. Metode Aritmatik ( Rerata Aljabar)


Metode ini dapat dipakai pada daerah datar dengan jumlah stasiun hujan relatif
banyak, dengan anggapan bahwa di DAS tersebut sifat hujannya adalah merata (uniform).

Rumus :

dengan:
p = curah hujan rata-rata
p1, p2, pn = curah hujan pada setiap stasiun
n=banyaknya stasiun curah hujan
2. Metode Poligon Thiessen
Dalam metode poligon thiessen, curah hujan rata-rata didapatkan dengan membuat
poligon yang memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan.
Dengan demikian setiap stasiun penakar hujan akan terletak pada  suatu wilayah poligin
tertutup luas tertentu. Cara ini dipandang lebih baik dari cara rerata aljabar (Arimatik).

Rumus :

dengan:
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = curah hujan pada setiap stasiun,
A1,A2,...,An = luas yang dibatasi tiap poligon atau luas daerah yan mewakili
stasiun 1,2,...,n.
3. Metode Isohyet
Metode ini menggunakan pembagian DAS dengan garis-garis yang menghubungkan
tempat-tempat dengan curah hujan yang sama besar (isohyet). Curah hujan rata-rata di
daerah aliran sungai didapatkan dengan menjumlahkan perkalian antara curah hujan
rata-rata di antara garis-garis isohyet dengan luas daerah yang dibatasi oleh garis batas
DAS dan dua garis isohyet,kemudian dibagi dengan luas seluruh DAS.

Rumus :

dengan:
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn      = besaran curah hujan yang sama pada setiap garis isohyet,
At                  = luas total DAS (A1+A2+...+An)

Anda mungkin juga menyukai