Anda di halaman 1dari 18

METODE PENGUMPULAN DATA

1
OBSERVASI (PENGAMATAN)
 Pengamatan adalah suatu prosedur
berencana, meliputi melihat, mendengar
dan mencatat sejumlah dan taraf
aktivitas atau situasi tertentu yg ada
hubungannya dgn masalah yg diteliti.
 Teknik pengumpulan data dgn observasi
digunakan bila data yang dikumpulkan
berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala alam, dan bila
responden tidak besar. 2
OBSERVASI (PENGAMATAN)
 Dari pelaksanaannya, observasi
dibedakan menjadi :
1) observasi berperan serta (participant
observation),
2) observasi tidak berperan aktif (non
participant observation)
 Dari instrumen dibedakan menjadi :
1) Observasi terstruktur
2) Observasi tidak terstruktur. 3
OBSERVASI (PENGAMATAN)
1. Observasi berperan serta : Peneliti terlibat
dgn kegiatan sehari-hari orang yg sedang
diamati atau yg digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil mengamati peneliti juga ikut
melakukan apa yg dikerjakan sumber data. Data
yg diperoleh lebih lengkap, tajam, dan sampai
tingkat makna perilaku yg tampak. Misal ingin
meneliti perilaku karyawan, semangat kerja,
hubungan sesama karyawan, hubungan
bawahan dan atasan.
4
OBSERVASI (PENGAMATAN)
2. Observasi non partisipan : peneliti tidak
terlibat dan sebagai pengamat independen.
Misal : pada pemungutan suara, peneliti
mengamati perilaku pemilih dalam memberikan
hak suaranya. Peneliti dapat menarik
kesimpulan ttg perilaku masyarakat dalam
pemilihan umum. Peneliti dapat mendapatkan
data mendalam dan tidak sampai pada tingkat
makna.

5
OBSERVASI (PENGAMATAN)
3. Observasi terstruktur : adalah observasi yg
telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yg diamati, kapan, dan dimana tempatnya.
Peneliti telah tahu apa akan diteliti. Pedoman
wawancara terstruktur atau kuisioner dapat
digunakan sebagai pedoman melakukan
observasi.
4. Observasi tidak terstruktur : observasi yg tidak
dipersiapkan secara sistematis ttg apa yang
diobservasi. Pengamatan bebas, misalnya
pengamatan pada saat pameran.
6
Kuisioner (Angket)
Kuisioner adl teknik pengumpulan data yg
dilakukan dgn cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Penggunaan
kuisioner sangat efisien karena jumlah
responden bisa banyak dan cakupan wilayah
luas. Kuisioner ini bisa dengan diantar langsung
atau dpt dikirim melalui pos.

7
Kuisioner (Angket)
Prinsip yg harus diperhatikan dalam penulisan
angket :
1.Isi dan tujuan pertanyaan; setiap pertanyaan
harus punya skala pengukuran yang jelas, dan
jumlah itemnya cukup untuk variabel yg diteliti.
2.Bahasa yg digunakan; bahasa yg digunakan
harus sesuai dgn kemampuan berbahasa
responden.
3.Tipe kuisioner : terbuka atau tertutup, bentuk
pertanyaan bisa positif atau negatif
8
Kuisioner (Angket)
 Contoh pertanyaan terbuka : bagaimana
tanggapan anda tentang pelayanan rumah
sakit.
 Pertanyaan tertutup : jawaban singkat atau
responden memilih satu alternatif jawaban yg
telah disediakan.
 Pertanyaan tertutup akan membantu
responden menjawab dgn cepat, dan
memudahkan peneliti dlm melakukan analisis
data terhadap seluruh angket yg terkumpul
9
Kuisioner (Angket)
Prinsip yg harus diperhatikan dalam penulisan
angket :
4. Pertanyaan berisi jawaban tunggal. Misal
bagaimana pendapat tentang kecepatan
pelayanan di Puskesmas A
5. Pertanyaan harus menanyakan terkini (tidak
dilupakan) oleh responden.
6. Pertanyaan tidak menggiring. Misal : Apakah
jasa pelayanan perlu ditingkatkan; apakah
kinerja anda baik dalam setahun terakhir?
10
Kuisioner (Angket)
Prinsip yg harus diperhatikan dalam penulisan
angket :
7. Panjang pertanyaan dan jumlah pertanyaan.
Pertanyaan sebaiknya tidak boleh panjang, dan
pertanyaan antara 20 s/d 30 pertanyaan.
8. Urutan pertanyaan; harus mulai dari hal
umum, kemudian ke hal yang detail.
9. Penampilan fisik angket; harus baik supaya
mendapat perhatian/menarik bagi responden.

11
Interview (Wawancara)
Wawancara dpt dilakukan secara terstruktur dan tidak
terstruktur. Dapat dilakukan dengan tatap muka atau
lewat telepon.
1. Wawancara terstruktur; digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data
telah mengetahui dgn pasti ttg informasi yg akan
diperoleh. Peneliti telah menyiapkan pertanyaan2 dan
menyiapkan alternatif jawabannya. Pewawancara dapat
dilakukan beberapa orang, tetapi sebelumnya perlu
training supaya mempunyai keterampilan yg sama dalam
wawancara. Pewawancara juga bisa menggunakan Tape
recorder sebagai alat bantu.
12
Interview (Wawancara)
Contoh wawancara terstruktur ttg tanggapan masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah kabupaten A :
Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan
kesehatan di kabupaten ini :
a. Sangat bagus, b. Bagus,
c. Tidak bagus d. Sangat jelek
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yg
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yg telah tersusun sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Contoh pertanyaan :
Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang pelayanan
pasien peserta Jamkesmas di rumah sakit ini?
13
Interview (Wawancara)
 Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
tahu pasti data apa yg akan diperoleh, sehingga
peneliti lebih banyak mendengarkan apa yg
diceritakan oleh responden. Dgn jawaban responden
tersebut, peneliti dpt dapat melanjutkan pertanyaan
lebih terarah lagi sesuai data yg kita inginkan.

 Suasana responden pada saat wawancara harus


diperhatikan. Misal : tidak boleh dalam sedang sibuk,
marah dsb.

14
Etika Wawancara
1. Wajib menghormati norma sosial dan adat setempat.
2. Berpakaian sopan dan sederhana
3. Memohon kesediaan informan untuk diwawancarai
4. Saat wawancara:
a. Ciptakan kesan dan suasana yang baik dan nyaman,
b. bersikap penuh perhatian dan netral
c. Menjadi pendengar yang baik, tidak mengarahkan dan hindari
percakapan menyimpang yang berlarut-larut
d. Tidak memberi kesan memaksa dan tidak emosi
e. Tidak menanyakan hal-hal sensitif.
5. Bersikap rendah hati dan ramah dalam bertindak dan bertutur
kata
6. Buat janji jika akan melakukan kunjungan berikutnya.

15
Teknik Wawancara
1. Bukalah pembicaraan dengan salam dan bersikap sopan.
2. Perkenalkan semua anggota tim, dengan menyebutkan nama,
asal, dan keterangan lain yang dapat mendukung kelancaran
wawancara
3. Jelaskan maksud dan tujuan kedatangan sesuai dengan
NASKAH PENJELASAN, jika perlu, tim peneliti dapat
menyampaikan dalam bahasa lokal.
4. Mengobservasi kondisi/suasana lingkungan untuk memperkaya
bahan pembicaraan
5. Jika informan terkesan enggan diwawancarai, lakukan
pendekatan persuasif
6. Jika informan sudah terlihat kooperatif, mohon ijin untuk
mengambil foto dan merekam wawancara

16
Teknik Wawancara....

7. Pastikan informan menandatangani


PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN/PSP
9. Catat semua informasi dengan teliti, lengkap, jelas
dan apa adanya
10. Jika informasi yang diperoleh kurang lengkap,
maka dilakukan kunjungan ulang
NOTE  Setiap hari setelah pengumpulan data, pindahkan
hasil setiap catatan harian (verbatim) tim peneliti ke
dalam catatan lapangan (fieldnote). Jika terdapat catatan,
rekaman suara dan video yang tidak jelas, catat dan
segera konfirmasikan kepada informan. Selanjutnya
pindahkan catatan lapangan ke dalam kuesioner

17
Pengendalian Mutu Wawancara
1. Tim/Peneliti harus segera melakukan
pengalihan data catatan harian (verbatim)
ke catatan lapangan (fieldnote) dan
kuesioner. Jika masih ada informasi yang
belum di tuangkan dalam verbatim, maka
segera tuliskan dalam fieldnote
2. Konfirmasi kembali pada informan jika
terdapat keterangan yang tidak jelas
(triangulasi).

18

Anda mungkin juga menyukai