Anda di halaman 1dari 12

BATU GINJAL

Nama : Nurul ‘Aeni


Definisi

Batu ginjal atau Urolithiasis adalah penyakit


yang salah satu dari gejalanya adalah
pembentukan batu di dalam saluran kemih.
Penyakit ini di duga telah ada sejak peradaban
manusia yang tua karena ditemukan batu di
antara tulang panggul kerangka mumi dari
seorang berumur 11 tahun.
Manifestasi Klinis
 
 Tidak ada gejala dan tanda
 Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral
 Hematuria makroskopik atau mikroskopik
 Pielonefritis dan atau sistitis
 Pernah mengeluarkan batu kecil ketika berkemih
 Nyeri tekan kostovertebral
 Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
 Gangguan faal ginjal
Jenis-Jenis Batu Ginjal
1. Batu ureter
Anatomi ureter memiliki beberapa tempat penyempitan
yang memungkinkan batu ureter terhenti. Karena
peristalsis, akan terjadi gejala kolik yakni nyeri yang
hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa
muntah dengan nyeri khas. Selama batu bertahan
ditempat yang menyumbat selama itu kolik akan
berulang-ulang sampai batu bergeser dan memberi
kesempatan air kemih untuk lewat.
2. Batu kandung kemih
Karena batu yang menghalangi aliran kemih akibat
penutupan leher kandung kemih, aliran yang mula-mula
lancar secara tiba-tiba akan terhenti dan menetes disertai
dengan nyeri.
3. Batu Prostat
Pada umumnya batu prostat juga berasal dari kemih
yang secara retrograde terdorong kedalam saluran
prostat dan mengendap yang akhirnya menjadi bau
dan kecil.
4. Batu uretra
Pada umumnya merupakan batu yang berasal dari
ureter atau kandung kemih yang oleh aliran kemih
sewaktu miksiter bawa ke uretra, tetapi menyangkut
ditempat yang agak lebar. Tempat uretra yang lebar
adalah di pars prostatika, bagian permulaan pars
bulbosa dan di fosanafikular.
Pemeriksaan Fisik
 
1. Kemih
• Mikroskopik Endapan
• Biakan
• Sensitifitas Kuman
2. Faal Ginjal
• Ureum
• Kreatinin
• Elektrolit
3. Foto polos perut ( 90% batu kemih radiopak )
4. Foto pielogramintravena ( adanya efek obstruksi )
5. Ultrasonografi ginjal ( hidronefrosis )
6. Fotokontras special
• Retrograd
• Perkutan
7. Analisis biokimia batu
8. Pemeriksaan kelainan metabolic
Pemeriksaan Diagnostik
1. Urinalisa: warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah; secara umum
menunjukkan SDM, SDP, Kristal (sistin, asamurat, kalsium oksalat),
serpihan, mineral, bakteri, pus; pH mungkin asam (meningkatkan sistin dan
batu asam urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat ammonium,
atau batu kalsium fosfat).
2. Urine (24 jam): kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin
mungkin meningkat.
3. Culture urine: mungkin menunjukkan ISK (stapilococusaureus, proteus,
klebsiela, pseudomonas).
4. Surveibiokimia: peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat,
protein, elektrolit.
5. BUN/kreatinin serum dan urine: abnormal (tinggi pada serum/rendah pada
urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal
menyebabkan iskemia/nekrosis.
6. Kadar klorida dan bikarbonat serum: peninggi kadar klorida dan penurunan
kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulu sginjal.
7. Hitung darah lengkap: SDP mungkin meningkat menunjukkan
infeksi/septicemia.
8. SDM: biasanya normal
9. Hb/Ht: abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi
(mendorong
persipitasi pemadatan) atau anemia (perdarahan ,disfungsi/gagal ginjal).
10. Hormone paratiroid: mungkin meningkat bila ada gagal Ginjal. (PTH
merangsang Reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum
dan kalsium urine)
11. Foto rongent KUB: menunjukkan adanya kalkuli dan atau perubahan
anatomic pada area ginjal dan sepanjang ureter.
12. IVP: memberikan konfirmasi cepaturolitiasis seperti penyebab nyeri
abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur
anatomic (distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.
13. Sistoureterokopi: visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat
menunjukkan batu dan atau efek obstruksi.
14. Scan CT: mengidentifikasi/menggambarkan kalkuli dan massa lain:ginjal,
ureter, dan distensi kandung kemih.
15. Ultrasound ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.
Asuhan Keperawatan
Diagnosa
1. Nyeri akut b/d peningkatan frekuensi atau dorongan kontraksi
ureteral. Trauma jaringan, pembentukan edema,
iskemiaseluler.
 K.H :Melaporkan nyeri hilang dengan spasme terkontrol,
Tampak rileks, mampu tidur dengan tepat.
 Intervensi :

- Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran.


Perhatikan tanda nonverbal, c/ peninggian TD dan nadi,
gelisah, merintih, menggelepar.
- Berikan obat sesuai indikasi :Narkotik, c/ meperidin
(Demerol), morfin;Antispasmodik, c/ flakosat (uripas); Oksibutin
(ditropan);Korikosteroid.
2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh
batu, iritasi ginjal/ureteral.
 K.H : Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya.
Tidak mengalami tanda obstruksi.
 Intervensi :

- Tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan


variasi.
- Periksa semua urine: catat adanya keluaran batu dan kirim ke
lab untuk analisa.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d output cairan yang
berlebihan.
 K.H : Mempertahankan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda
vital stabil dan BB dalam rentang normal, nadi perifer normal,
membrane mukosa lembab, turgor kulit baik.
 Intervensi :

- Monitoring intake/output cairan.


-Monitoring TTD, evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit,
membrane mukosa.
- Berikan diet tepat, cairan jernih, makanan lembut sesuai
toleransi.
SEKIAN dan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai