Anda di halaman 1dari 16

Journal Reading Pembimbing: dr. Rahmi Adriman, M. Kes, Sp.

M
Oleh:
Framita Ainur
Rahmat Aidil Fajar Srg
Rina Dyasofia Arbie
ABSTRAK
-Pterigium sering disebabkan karena adanya disfungsi limbal stem
cell yang menyebabkan epitel tumbuh secara proliferative
dan invasive.
- Adanya epitel konjungtiva (diatas jaringan pterigium) yang norma
l selain jaringan fibrovaskular pterigium pada konjungtiva bulbi
dapat digunakan sebagai jaringan transpanstasi.
-Tingginya angka kekambuhan pada pasien pterigium post op den
gan tindakan bare sclera
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana hasil pem
bedahan dan morfologi dari teknik transplantasi conjungtiva yang
dikenal sebagai Conjungtival In Situ Auto Graft (CISAG)
Pendahuluan
Pterigium merupakan hasil dari kelainan akibat dari proses
penyembuhan luka yang digambarkan dengan pertumbuhan
epitel limbal cell yang berlebihan diikuti dengan metaplasia
skuamosa
Terapi yang banyak digunakan selama ini dalah bare sclera
namun memberikan prognosis buruk berupa angka kekambu
han yang tinggi.
Maka dari itu diperkenalkanlah transplantasi congjunftiva ( C
onjungtival autograft ) sebagai terapai
PENDAHULUAN

Contoh kasus pterigyum berat pada daerah tropis


PENDAHULUAN
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengevaluasi jenis operasi dengan
tehnik operasi yang baru, yaitu graft konjungtiva
dengan arah yang berlawanan kemudian dijahit
dengan autolog dari fibrin, disebut dengan
conjungtiva in situ autograft.
• Jenis penelitian adalah intervensi prospektif pada 1 center.
• Prosedur dilakukan oleh dokter spesialis yang sama,
dengan menggunakan anestesi peribulbar Lignocaine 2%,
kemudian dilakukan tindakan operasi
• Setelah tindakan, mata ditutup selama 24 jam dan tidak

METODE boleh menggosok mata setelah kasa dibuka.


• Diberikan loteprednol topical dan air mata buatan 4 kali
sehari selama 6 minggu
• Diikuti selama 4 minggu dengan evaluasi perminggu,
kemudian 1 bulan setelah nya, dan 1 tahun
Follow up pasien
• 10 kasus pterigyum primer, 2 kasus pterigyum rekuren, dan 4 kasus

kombinasi katarak dan CISAG. Perbandingan perempuan:laki-laki 1:1

dengan usia rerata 49 tahun

• Tidak didapatkan kejadian rekuren pada follow up selama 1 tahun


HASIL • Secara Teknik tindakan lebih sulit dibandingkan operasi katarak
PENELITIAN
• Prognosis buruk pada pasien dengan pigmentasi konjungtiva dan

terdapat garis Stocker’s, indikasi pengurangan kemampuan

kesembuhan kornea

• Kelebihan prosedur ini tidak ada jaringan yang terbuang, jaringan

normal tidak trauma, tidak dijahit dan tidak menggunakan loem external
• Hasil penilaian didapatkan adalah kekambuhan diartikan
sebagai pertumbuhan vibrovaskular baru dilimbus dan diukur
DISKUSI lebih dari 1 mm. masa follow up selama 1 tahun.
CISG VS Bare Sclera
- Angka kekambuhan bare sclera 30-80%
DISKUSI - CISG pada penelitian ini 0%
Perbedaan pengambilan jaringan transplantasi
-Flaps konjungtiva yang diambil dari inferior atau superior
bulbar konjungtiva angka kekambuhan dari 1% -5%
-Konjungtiva limbal autograft transplantasi adalah peristiwa penting
dalam manajemen pterygium, diperkenalkan oleh Kenyon pada tahun
DISKUSI 1985. Tingkat kekambuhan yang terkait berkisar antara 0% sampai 15%.
Rao et al melaporkan tingkat kekambuhan 3,8% dengan prosedur ini telah
dilakukan di 53 mata dengan 36 primer dan 17 kasus pterygia berulang
dengan rata rata follow up dari 18 ,9 hingga 12,1 bulan.
CISG VS PERFECT
operasi PERFECT (Pterygium Extended Removal
Followed by Extended
DISKUSI Conjunctival Transplant) diperkenalkan oleh Dr. Hirst
memiliki tingkat kekambuhan 0,5%. Keterbatasan
utama menjadi sangat memakan waktu dan teknis .
CISG vs radioterapi
-Strontium 90 sekarang ditinggalkan karena
peningkatan kasus nekrosi sclera.
-PenggunaanMitomycin C selama operasi pterygium
DISKUSI menurunkan tingkat kekambuhan. Tetapi memiliki
pandangan yang serius yang mengancam misalnya
scleritis infeksius, glaukoma sekunder yang parah,
edema kornea, perforasi, iritis, melumpuhkan rasa
sakit dan fotofobia.
-Tindakan CISG yang lebih fisiologis karena
menggunakan konjungtiva dari tempat yang sama
tanpa trauma pada jaringan mata yang sehat.
-Keterbatasan penelitian kami adalah jumlah kasus
yang sedikit dan tidak uji coba kontrol secara acak.
Kesimpulan Namun teori di balik prosedur ini tidak melanggar
prinsip-prinsip fisiologis normal.
-Kami merekomendasikan prosedur baru ini
dimasukkan ke dalam daftar pengobatan dan dapat
dilakukan oleh semua dokter mata
Thank You

Anda mungkin juga menyukai