Anda di halaman 1dari 27

Referat

DISEKSI AORTA
Kelompok VI
- Reno Hulandari 1410311069
- Rezky Fajriani 1410311059
- Septriyan Dwi Malta 1740312288
- Srikitta Danielia 1410312017
- Suci Wijayanti 1410311041

Preseptor : dr. Mefri Yanni, SpJP(K)


BAB I . Pendahuluan

Latar Belakang

Aorta adalah pembuluh darah besar yang berfungsi


membawa darah teroksigenasi ke berbagai jaringan di
tubuh untuk kebutuhan nutrisinya. Secara umum, aorta
memiliki dinding tebal yang tersusun oleh tiga lapisan
otot yang mampu menahan perubahan tekanan yang
dihasilkan pada setiap jantung berdenyut.
Ketidakmampuan lapisan dinding aorta menahan tekanan
yang tinggi sehingga timbulnya robekan pada lapisan
tersebut menimbulkan suatu keadaan yang disebut
diseksi aorta.

ESC Guidelines on the diagnosis and treatment of aortic diseases.


Diseksi aorta merupakan komplikasi serius paling
banyak dengan frekuensi dua kali lebih sering
menyebabkan ruptur dinding aorta.

Mortalitas diseksi aorta cukup tinggi pada 7 hari


pertama, dan seringkali didapati pasien
meninggal sebelum sampai ke IGD bahkan
sebelum diagnosis dibuat di IGD.

ESC Guidelines on the diagnosis and treatment of aortic diseases.


Tujuan Penulisan
Penulisan referat ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan penulis tentang diseksi aorta.

Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan informasi dan pengetahuan tentang diseksi
aorta.

Metode Penulisan

Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan


pustaka dengan mengacu pada berbagai literatur.
BAB II . Tinjauan Pustaka

ANATOMI

Segmen Aorta

ESC Guidelines on the diagnosis and treatment of aortic diseases.


Salameh MJ, Ratcford EV. Aortic dissection. Vascular Medicine 2016.
Lapisan Dinding Aorta
Tunika adventisia

Tunika media

Tunika Intima

Salameh MJ, Ratcford EV. Aortic dissection. Vascular Medicine 2016.


Braverman AC, et al. Braunwald’s Heart Disease.9th ed.
DEFINISI

Diseksi aorta merupakan gangguan pada lapisan media aorta yang


diprovokasi oleh perdarahan intramural yang menyebabkan
terpisahnya lapisan-lapisan dinding aorta, kemudian diikuti oleh
terbentuknya true lumen dan false lumen dengan atau tanpa adanya
hubungan antara kedua lumen tersebut. Robeknya tunika intima
merupakan suatu kondisi yang mengawali diseksi aorta pada sebagian
besar kasus
KLASIFIKASI

Klasifikasi De Bakey and Stanford


EPIDEMIOLOGI

 Insidensi diseksi aorta diperkirakan mencapai


6/100.000 orang per tahun.
 Kejadian lebih tinggi pada pria dibandingkan pada
wanita dan meningkat seiring usia.
 Berdasarkan ras, sekitar 79% pasien dengan diseksi
aorta berkulit putih.

Mabun JMH. Diseksi Aorta: Kegawatdaruratan Kardiovaskular.


Thrumurthy SG, et al. The diagnosis and management of aortic dissection. BMJ 2012.
ETIOLOGI

Diseksi aorta dapat disebabkan oleh suatu kondisi yang


mempengaruhi integritas normal tunika media. Salah satu yang
mendasari terjadinya diseksi aorta adalah proses degenerasi
dinding pembuluh darah aorta.

Degenerasi ini dapat disebabkan oleh hipertensi kronik,


penuaan, atau kondisi degenerasi medial sistik (seperti pada
sindrom Marfan dan sindrom Ehler-Danlos). Selain itu, trauma
tumpul dada, katup aorta bikuspid, tindakan kateterisasi arteri
atau pembedahan jantung (iatrogenik), dan pengguna kokain
menjadi faktor predisposisi.

Mabun JMH. Diseksi Aorta: Kegawatdaruratan Kardiovaskular


PATOGENESIS

Proses yang mendasari terjadinya diseksi aorta :


1. Diseksi aorta diawali dengan robekan sirkumferensial atau
transversal pada tunika intima aorta sehingga menyebabkan
darah dari lumen menembus masuk ke dalam tunika media,
menyebabkan diseksi, dan menciptakan lumen palsu (false
lumen) dan sebenarnya (true lumen).
2. Diseksi aorta diawali dengan terjadinya ruptur vasa vasorum,
diikuti terjadinya perdarahan tunika media, menyebabkan
hematoma dalam dinding aorta, tekananan didalam tunika
media akan menyebabkan robekan pada tunika intima.

Mabun JMH. Diseksi Aorta: Kegawatdaruratan Kardiovaskular


Tekanan dari darah yang mengalir di dalam dinding aorta
menyebabkan ukuran diseksi membesar. Distensi pada lumen
palsu menyebabkan intimal flap menekan dan mempersempit
ukuran lumen sebenarnya, yang kemudian menyebabkan gejala-
gejala akibat gangguan perfusi.

Mabun JMH. Diseksi Aorta: Kegawatdaruratan Kardiovaskular


MANIFESTASI KLINIS

Onset gejala dapat berupa akut (awal timbulnya klinis kurang dari 2
minggu) dan kronis (lebih dari 2 minggu).

Gejala yang timbul berupa :


 Nyeri
 Sinkop
 Sesak napas

Tanda yang ditemukan berupa :


 Tekanan darah abnormal
 Aorta insufisiensi
 Pulsus deficit
 dll
Topol, Eric J. Textbook of Cardiovascular Medicine Ed 3.
Hebbali R, Swanevelder J. Diagnosis and management of aortic dissection.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Karakteristik nyeri (95%)
 Onset seringkali akut
 Lokasi nyeri pada sisi anterior menggambarkan diseksi pars ascendens,
dan sisi posterior mengambarkan diseksi pars descendens.
 Kualitas nyeri seperti disayat
 Tingkat keparahan nyeri pada 10 dari skala 1-10

Identifikasi faktor risiko


 Hipertensi (65-75% individu kurang terkontrol)
 Penyakit aorta yang sudah ada sebelumnya
 Riwayat keluarga penyakit aorta
 Riwayat operasi jantung
 Merokok
 Trauma tumpul langsung pada dada
 Penggunaan obat intravena (misalnya kokain dan amfetamin).

E Brant William., Helms, Clyde A. Fundamentals of Diagnositic Radiology Ed 3


Pemeriksaan Fisik
 Takikardi dengan hipertensi, jika pasien sudah memiliki riwayat hipertensi primer.
 Takikardi dengan hipotensi, sebagai hasil dari ruptur aorta, tamponade jantung,
regurgitasi aorta, dan infark miokard akut.
 Sinkope sebagai akibat malperfusi otak
 Kehilangan pulsasi ekstremitas
 Murmur diastolik, yang dapat ditemukan pada regurgitasi aorta.

Pemeriksaan Radiologi
 Rhontgen thoraks
 Aortografi (gold standard)
 CT scan
 MRI
 Transthoracic echocardiography (TTE)
 Transesophageal echocardiography (TOE)

E Brant William., Helms, Clyde A. Fundamentals of Diagnositic Radiology Ed 3.


Erbel R, Victor A, Catherine B, et al. 2014 ESC Guidelines on the diagnosis and treatment of aortic disease
Gambaran Rhontgen Thoraks

 Pelebaran mediastinum (pelebaran aorta ascendens, pelebaran pangkal aorta dan


pelebaran aorta pars descendens)
 Gambaran pangkal aorta yang kabur
 Pelebaran bayangan paraspinal
 Efusi pleura (ipsilateral aorta)
 Pergeseran trakhea atau distorsi cabang utama bronkus kiri
 Kalsifikasi tunika intima yang terpisah

E Brant William., Helms, Clyde A. Fundamentals of Diagnositic Radiology Ed 3.


Gambaran Aortography

E Brant William., Helms, Clyde A. Fundamentals of Diagnositic Radiology Ed 3


Gambaran CT-Scan

E Brant William., Helms, Clyde A. Fundamentals of Diagnositic Radiology Ed 3.


Gambaran Trans-Esophageal Echography

TEE dapat digunakan untuk skrining kejadian diseksi aorta pada pasien-pasien yang
datang dalam keadaan syok atau sinkop yang tidak dijelaskan. Transesophageal
echocardiography (TEE) memberikan gambaran aorta yang sangat baik mulai dari
pangkal sampai dengan distal dari aorta pars descendens. Sebagai tambahan, adanya
color flow doppler memugkinkan penilaian aliran darah diseluruh aorta dan aliran
darah antara lumen yang sebenarnya dengan pseudolumen. Sensitivitas dan spesifitas
TEE dalam mendiagnosis diseksi aorta mencapai 99% dan 89%.

Mahon, Mc, Michelle A., FRCR • Christopher A. Squirrell, FRCR. Multidetector CT of Aortic Dissection
Pemeriksaan Laboratorium

Jika D-Dimers mengalami peningkatan, kecurigaan akan diseksi aorta meningkat.


Peningkatan kadar pada 24 jam pertama adalah 90% sensitif dan 97% spesifik
untuk diseksi aorta. Level tertinggi pada 3 jam pertama.

Mahon, Mc, Michelle A., FRCR • Christopher A. Squirrell, FRCR. Multidetector CT of Aortic Dissection
Algoritma Diagnosis
TATALAKSANA
KOMPLIKASI

 Hipotensi dan syok


 Tamponade perikardial
 Regurgitasi aorta akut
 Edema pulmonal sekunder
 Infark miokard

Ratib K, Bhatia G, Uren N, Nolan J. Acute aortic syndromes.


PROGNOSIS

 Prognosis pasien-pasien dengan diseksi aorta telah membaik secara


signifikan sebagai hasil dari diagnosa yang lebih dini dan lebih
akurat, terapi medis yang efektif dan teknik bedah yang semakin
baik.
 Tanpa pengobatan, risiko kematian selama fase inisial dari diseksi
aorta sangat tinggi.
 Beberapa faktor dapat mempengaruhi prognosis jangka panjang
pada pasien-pasien yang mendapatkan pengobatan; hal ini termasuk
usia, ada tidaknya komplikasi serius sebelum pemberian terapi,dan
ukuran diameter aorta pars descendens (> 5 cm).

Mary CM. Aortic Dissection Complications.


BAB III . Kesimpulan
Diseksi aorta merupakan gangguan pada lapisan media
aorta yang diprovokasi oleh perdarahan intramural yang
menyebabkan terpisahnya lapisan-lapisan dinding aorta,
kemudian diikuti oleh terbentuknya true lumen dan false lumen
dengan atau tanpa adanya hubungan antara kedua lumen tersebut.
Hal ini terjadi sebagai akibat dari proses degenerasi dinding
pembuluh darah aorta. Manifestasi klinis yang timbul dapat
berupa nyeri, sinkop, serta sesak napas. Diagnosis dapat
ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang berupa foto thorax, ekokardiografi, CT-
Scan, MRI serta pemeriksan laboratorium. Terapi pada diseksi
aorta terdiri atas terapi farmakologi dan non-farmakologi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai