Anda di halaman 1dari 9

NEFROTIK

SINDROM

DISUSUN OLEH :
RANA AULIYAH
DEWI OKTAVIA
FAJRI ALDI KORI
DEFINISI

– Sindrom nefrotik merupakan manifestasi klinik dari glomerulonefritis (GN) yang


ditandai dengan edema, proteinuria masif > 3,5 g/hari, hipoalbuminemia <3,5
g/hari, lipiduria dan hiperkolesterolemia, serta kadang-kadang terdapat
hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Nurarif, 2012).
– Sindroma nefrotik adalah gangguan klinis yang ditandai dengan peningkatan
protein, penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), edema dan
serum kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia)
(Brunner & Suddart, 2002).
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya sindrom nefrotik belum diketahui secara pasti, namun akhir-akhir ini dianggap
sebagai penyakit autoimun, yaitu penyakit yang disebabkan reaksi dari antigen dan antibodi. Penyebab
sindrom nefrotik dibagi menjadi beberapa yaitu sebagai berikut :
• Sindrom Nefrotik Bawaan
Sindrom nefrotik bawaan diturunkan sebagai autosomal atau dikarenakan reaksi maternofetal.
Resisten terhadap semua pengobatan. Biasanya prognosis buruk dan pasien meninggal dalam
bulan pertama kehidupannya.
• Sindrom Nefrotik Skunder
Sindrom nefrotik skunder disebabkan oleh malaria kuartana atau parasit lainnya, penyakit kolagen
seperti lupus eritromatosus dan purpura antifilaktoid. Penyebab lainnya adalah trombosis vena
renalis, bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam eman, dan air raksa.
• Sindrom Nefrotik Idiopatik
Tidak diketahui penyebabnya atau disebut juga sindrom nefrotik primer.
• Glomerulo Sklerosisfokal Segmental
Pada kelainan ini mencolok skleriosis glomeruls yang sering disertai atrofitubulus.
PATOFISIOLOGI
a) Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada hilangnya
protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari proteinuria
menyebabkan hipoalbuminemia.
b) Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang
prodeksi renin – angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon (ADH) dan
sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan air. Dengan retensi natrium
dan air akan menyebabkan edema.
c) Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat peningkatan dari peningkatan
stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan penurunan onkotik
plasma.
d) Adanya hiperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipoprotein dalam hati yang
timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein dan lemak akan banyak dalam urin
(lipiduria).
e) Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan kemungkinan disebabkan oleh karena
hipoalbuminemia,hipelipidemia, atau defesiensi seng. (Suriadi dan Rita yuliani, 2001 ; 217)
TANDA DAN GEJALA
– Edema anasarka (biasanya pada bagian kelopak mata, tangan, kaki, kelamin).
– Oliguria
– Proteinuria (>3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak.
– Hipoalbuminemia (<3,5 g/dL)
– Anoreksia
– Asites
– Berat badan meningkat
– hiperlidipedmia
– Hiperkolesterolemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
– Penegakan diagnosis sindrom nefrotik tidak ditentukan dengan hanya penampilan
klinis. Diagnosis sindrom nefrotik dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan
penunjang sebagai berikut:

• Urinalisis
Urinalisis adalah tes awal diagnosis sindromk nefrotik.
• Pemeriksaan Sedimen Urin
Pemeriksaan sedimen akan memberikan gambaran oval fat bodies: epitel sel yang
mengandung butir-butir lemak, kadang-kadang dijumpai eritrosit, leukosit, torak
hialin dan torak eritrosit.
• Pengukuran Protein Urin
Pengukuran protein urin dilakukan melalui timed collection atau single spot
collection. Timed collection dilakukan melalui pengumpulan urin 24 jam, mulai
dari jam 7 pagi hingga waktu yang sama keesokan harinya.
• Albumin Serum
Kualitatif : ++ sampai ++++ kuantitatif :> 50 mg/kgBB/hari (diperiksa dengan memakai
reagen ESBACH).
• USG Renal
Terdapat tanda-tanda glomerulonefritis kronik.
• Biopsi Ginjal
Biopsi ginjal diindikasikan pada anak dengan SN kongenital, onset usia> 8 tahun,
resisten steroid, dependen steroid atau frequent relaps, serta terdapat manifestasi
nefritik signifikan.
• Darah
Hb menurun adanya anemia, Ht menurun pada gagal ginjal, natrium meningkat tapi
biasanya bervariasi, kalium meningkat sehubungan dengan retensi dengan
perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah nerah).
KOMPLIKASI

– Adapun komplikasi secara umum dari sindrom nefrotik adalah :


– Penurunan volume intravaskuler (syok hipovolemik).
– Kemampuan koagulasi yang berlebihan (trombosit vena).
– Perburukan nafas (berhubungan dengan retensi cairan).
– Kerusakan kulit.
– Infeksi.
– Efek samping steroid yang tidak diinginkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai