Anda di halaman 1dari 15

Analisa Laju Perpindahan

Panas di Area Burning


Zone pada Rotary Kiln P7
TANSRI AYUB AL-BAYUMMY
Tujuan Penulisan
Mengetahui laju perpindahan panas yang terjadi pada burning zone, sehingga
dapat ditingkatkan isolatornya sehingga panas pada burning zone tidak banyak
yang hilang
Mengetahui perbedaan temperature dinding isolator,dalam, dan luar.
Mengetahui apakah temperatur pada daerah coating, isolator dan shell telah
melewati batas temperatur maksimal.
Material
Pembuatan
Semen

Bahan Bahan Bahan


Baku Baku Tambaha
Utama Korektif n Semen
• Limestone • Pasir Besi
• Gypsum
• Clay • Pasir Silika
• Fly Ash (abu
terbang)
Pengantonga
n Semen
(Packing
Plant)
Penggilingan
Clinker
(Cement Mill)
Proses
Pembuatan Pemanasan
Semen &
Pembakaran
(Kiln)

Raw Mill

Storage

Crusher

Quarry
Rotary Kiln
Rotary Kiln adalah sebuah perangkat pyroprocessing yang digunakan untuk
menaikkan temperatur material sampai pada suhu tinggi (kalsinasi) dalam suatu
proses berkelanjutan. Material yang biasanya diproduksi menggunakan rotary kiln
meliputi: Semen, Kapur, Refraktori, Metakaolin, Titanium dioksida, Alumina,
Daerah proses yang terjadi di dalam kiln

1. Transition Zone

2. Burning Zone

3. Sintering Zone

4. Cooling Zone
Perpindahan
Panas
Perpindahan panas adalah
ilmu yang mempelajari
perpindahan energy
karena perbedaan
temperature diantara
benda atau material.
Disamping itu,
perpindahan panas juga
meramalkan laju
perpindahan panas yang
terjadi pada kondisi
Konduksi,
Proses
Mekanisme Perpindahan Panas Perpindahan panas
ketika panas
mengalir dari
tempat yang
suhunya tinggi ke
Konveksi, tempat yang
Proses suhunya lebih
Perpindahan panas rendah dengan
yang terjadi media penghantar
antara permukaan panas tetap.
padat dengan
fluida yang
mengalir Radiasi,
disekitarnya, Proses
dengan Perpindahan
menggunakan panas yang
media penghantar terjadi karena
berupa fluida pancaran/
(cairan/gas) sinaran/ radiasi
gelombang
elektromagnetik
, tanpa
memerlukan
media perantara
Data spesifik kiln P7 di daerah burning zone :
T∞1 = 1350°C = 1623 K
T∞2 = 30 °C = 303 K
𝑟1 = 2.5 m
𝑟2 = 2.525 m
𝑟3 = 2.635 m
𝑟4 = 2.7 m
Kiln Rotation (ω) = 2.60 rpm (CW)
Panjang Kiln (L) = 25 m
Ketebalan Shell Kiln = 28.00 mm=0.028 m
Ketebalan Brick = 220.00 mm=0.22 m
Ketebalan Coating = 50.00 mm=0.05 m
k Coating = 0.73 W/m°C
k Brick (QSMJ-02) = 2.78 W/m°C
k shell (P265GH) = 50.00 W/m°C
Temperatur maksimal shell kiln = 373 °C
hdalam = 25.14 W/m2K
hluar = 22.84 W/m2K
Tahanan  

disetiap
Permukaan
 
Dimana :
r Jari-jari
L Panjang area Burning Zone
h koefisien Konveksi Perpindahan
Panas
k Konduktivitas termal material
Nilai Tahanan disetiap Permukaan
No Tahanan Nilai
1 Rkonveksi dalam

2 Rkonduksi coating

3 Rkonduksi bata

4 Rkonduksi shell

5 Rkonveksi luar
 

Laju
Perpindahan W

Panas KW

 Dimana :
: Laju Perpindahan Panas
: Jari-jari
: Panjang area Burning Zone
: koefisien Konveksi Perpindahan Panas
Temperature disetiap Permukaan

 
104,5752℃
 

N Permukaan Temperatur
O
1 Coating /
115,0217℃
  2 Refractori /
3 Shell dalam /
1008,9614
  ℃ 4 Shell luar /

443,7996
  ℃
Dari hasil perhitungan , menunjukkan
bahwa temperature pada setiap dinding
isolator dan shell tidak melebihi
temperature maksimalnya. Sehingga
akan membuat isolator dan dinding shell
Kesimpulan akan memiliki waktu pemakaian sesuai
waktu yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai