Anda di halaman 1dari 11

PENCEGAHAN

HIV-AIDS
Mengapa HIV-AIDS perlu dicegah?
 Hingga saat ini, kasus HIV dan AIDS telah ditemui di lebih
dari 100 negara di dunia, termasuk Indonesia
 Hal ini menunjukkan:
• Penyebaran HIV dan AIDS sangat cepat
• HIV dan AIDS telah menjadi epidemi. Epidemi adalah
penyakit yang menyerang beberapa daerah dalam waktu
yang bersamaan.
• HIV belum ditemukan vaksin pencegahnya
• HIV dan AIDS merupakan ancaman dunia
• Dampak HIV bagi suatu negara sangat besar terutama
terkait biaya kesehatan dan perekonomian.
Bagaimana di Indonesia?
• Jumlah kasus HIV dan AIDS cenderung terus meningkat
• Jumlah kematian karena HIV dan AIDS juga terus
meningkat
• Kasus HIV dan AIDS telah ditemukan di 33 propinsi di
Indonesia
• Jumlah kasus HIV dan AIDS yang terdata bukan jumlah
sebenarnya. Data kasus HIV dan AIDS hanya
menggambarkan “puncak gunung es” pada fenomena
Gunung Es.
• Berdasarkan data kasus, jumlah kasus tinggi pada mereka
yang berusia 15-49 tahun (usia produktif). Hal ini
menunjukkan HIV dan AIDS merupakan ancaman serius
bagi dunia kerja dengan berkurangnya angkatan kerja
yang potensial.
Tingkat Pencegahan
(menurut Leavel & Clark):
A. Primary Prevention:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
2. Perlindungan khusus (Specific Protection)
B. Scondary prevention
3. Diagnosis dini dan pengobatan sege
4. Pembatasan ketidakmampuan
C. Tertiary prevention
5. Rehabilitasi
Tingkat Pencegahan
(menurut Leavel & Clark)
A. Primary Prevention:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
a. Pendidikan kesehatan
b. Perbaikan dan peningkatan gizi (nutrisi) yang cukup dan
sesuai
c. Perhatian terhadap perkembangan pribadi, personal
hygiene, rekreasi, dan olahraga
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Konseling perkawinan dan pendidikan sex
f. Konsultasi genetic  konsultasi pra nikah
g. Pemeriksaan kesehatan berkala
2. Perlindungan khusus (Specific Protection)
a. Imunisasi  kondom
b. Isolasi penderita dengan penyakit menular
c. Perlindungan kecelakaan ditempat umum dan
tempat kerja
d. Perlindungan terhadap bahan allergen dan
carsinogen
e. Pengendalian sumber polusi (udara, tanah, dan
air)
B. Scondary prevention
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera
a. Mencari kasus
b. Pemeriksaan kesehatan
c. Pengawasan selektif
d. Pengobatan yang teratur  ARV, ART
e. Pengobatan yang tepat  ARV, ART

4. Pembatasan ketidakmampuan dan kecacatan


a. Pengobatan yang sempurna
b. Pencegahan komplikasi dan kecacatan
c. Penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai
C. Tertiary prevention
5. Rehabilitasi :
a. Penyediaan fasilitas rehabilitasi
b. Pendidikan kesehatan masyarakat untuk
menerima dan memanfaatkan yang telah
rehabilitasi
c. Penempatan selektif
d. Terafi kerja
SASARAN PENCEGAHAN HIV
KELOMPOK TINGKAT PENCEGAHAN
SASARAN PRIMER SEKUNDER TERTIER

Bayi – anak
Anak sekolah
(Remaja)
Dewasa muda –
(catin)
Dewasa – (PUS)
Dewasa tua
Tua – lansia
Pencegahan HIV-AIDS
• A = abstinace adalah tidak berhubungan seks di
luar nikah.
• B = be faithful adalah saling setia pada pasangan.
• C = condom, yaitu penggunaan kondom saat
berhubungan seksual.
• D = don't use drugs atau tidak memakai narkoba.
• E = equipment yang artinya menggunakan
peralatan steril.
STRATEGI PENANGANAN HIV
Program Prioritas Tujuan
Memastikan bahwa orang-orang mampu melindungi diri mereka sendiri dari infeksi
Pencegahan HIV/AIDS
HIV dan menghindari penularan kepada orang lain.
Perawatan, pengobatan dan Mengurangi penderitaan yang disebabkan HIV/AIDS, mencegah terrjadinya
dukungan bagi ODHA penularan HIV lebih lanjut, meningkatkan kualitas hidup ODHA
Menggali informasi mengenai besaran, sebagan, dan kecenderungan dari penularan
Serveilans HIV/AIDS dan IMS HIV.AIDS, dan IMS, yang nantinya bisa digunakan dalam merumuskan kegiatan dan
kebijakan pencegahan HIV/AIDS
Melaksanakan riset dan studi operasional untuk memeperoleh informasi yang dapat
membantu peningkatan kualiras pencegahan HIV?AIDS sekaligus untuk memperbaiki
Riset dan studi operasional
sejumlah dampak negatif infeksi HIV terhadap individu dan masyarakat, serta untuk
meningkatkan kualitas hidup para ODHA
Mendorong pengesahan perundang-undangan yang akan menciptakan lingkungan
Lingkungan yang kondusif
yang mendukung penuh penerapan program pencegahan HIV/AIDS
Mengharmoniskan dan mengintegrasikan kebijakan dan kegiatan pencegahan
Koordinasi multi pihak HIV/AIDS yagn memiliki badan-badan pemerintah, sektor swasta.komunitas bisnis,
LSM dan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Menjamin berlangsungnya tanggapan yagn berkelanjutan terhadap HIV.AIDS pada


Kesinambungan
semua tingkat pemerintahan melalui kepemimpinan yagn kuat dan komitmen
penanggulangan
mendalam, serta didukung oleh informasi dan sumberdaya yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai