Tanah saja biasanya tidak cukup kuat dan tahan lama, untuk itu perlu lapis
tambahan yang terletak antara tanah dan roda, atau lapis paling atas dari badan
jalan. Lapis tambahan ini terbuat dari bahan khusus dan terpilih (yang lebih baik),
yang selanjutnya disebut lapis keras/perkerasan/pavement
Konstruksi perkerasan dikelompokan menjadi perkerasan lentur (flexible pavement)
dan perkerasan kaku (rigid pavement)
Jenis USA UK
1. LAPIS PERMUKAAN
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis permukaan
meliputi:
Struktural
Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima oleh perkerasan,
baik beban verital maupun beban horizontal (gaya geser). Untuk persyaratan yang
dituntut adalah kuat, kokoh dan stabil.
Non Struktural
dalam hal ini mencakup:
Lapis kedap air
Menyediakan permukaan yang tetap rata
Membentuk permukaan yang tidak licin
Sebagai lapisan aus
FUNGSI LAPISAN PERKERASAN
Dari sejarah dapat diketahui bahwa aspal, atau asphalt (USA) atau bitumen (Inggris) telah
digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya:
1.Babilonia : digunakan sebagai perekat pada pembuatan tembok
2.Kerajaan Roma : digunakan sebagai bahan pada pekerjaan lantai
3.Mesir : digunakan untuk bahan pengawet jenazah pada raja
Data perkermbangan penggunaan aspal di beberapa kota atau Negara adalah sebagai berikut:
300 BC : Egypt/Mesir, digunakan untuk bahan pengawet jenazah raja
1802 : France, digunakan untuk bahan lantai, jembatan
1838 : Phladelphia, rock aspal mulai digunakan
1802 : New York dan New Jersey, aspal untuk pengerasan jalan
1802 : Washington, aspal untuk pengerasan jalan
1802 : USA, mulai digunakan aspal minyak
1802 : Produksi aspal minyak mulai meningkat
ASPAL
BAHAN SUSUN:
Aspal merupakan senyawa hydrogen (H) dan carbon (C) yang terdiri dari parafins,
neptene dan aromatics, bahan-bahan tersebut membentuk kelompok yang disebut:
1.Asphaltenese : kelompok ini membentuk butiran halus, berdasarkan aromatic benzene
structure serta mempunyai berat molekul tinggi
2.Oils: kelompok ini membentuk cairan yang melarutkan asphaltenese, tersusun dari
parafins (waxy), cyclo paraffins (wax-free) dan aromatics serta mempunyai berat
molekul rendah
3.Resins: kelompok ini membentuk cairan menyelubungi asphaltenese dan mempunyai
berat molekul sedang, selanjutnya gabungan resins dan ouls sering juga disebut
maltenese
ASPAL ALAM
ASPAL ALAM
Aspal jenis ini banyak terdapat di alam, contohnya:
1.Lake Asphalt, terdapat di Trinidad, Bermuda, Aspal dari Trinidad ini jika terurai akan
didapatkan bahan-bahan dengan komposisi kurang lebih sbb:
1. 40% bitumen
2. 30% bahan eteris
3. 25% bahan mineral
4. 5% bahan organic
2.Batu Aspal (rock asphalt) di pulau Buton (Sulawesi Tenggara), aspal ini juga dikenal dengan
Butas (Buton Asphalt) atau Asbuton (aspal batu buton), terdapat di dalam batu karang, sehingga
aspalnya tercampur dengan batu kapur (CaCO3), asbuton pada umumnya tersusun dari
1. 30% bahan bitumen
2. 65% bahan mineral
3. 5% bahan lain
ASPAL ALAM
Untuk mengeluarkan bitumen dari dalam butiran asbuton, perlu ditambahkan bahan
pelunak/pengencer. Bahan pelunak ini dapat berupa
1.Flux oil (dianggap mengandung bitumen 34%)
2.Bunker oil/minyak bakar (dianggap mengandung bitumen 45%)
3.Campuran solar dan aspal semen (1:1)
4.Aspal cair, slow curing 70 (SC 70)
Jumlah berat pelunak yang dibutuhkan sebanyak 3 – 5 % berat asbuton kering
Jenis Konstruksi Perkerasan Jalan
- Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
• Aspal sebagai lapisan bahan pengikat.
• Sifat lapisan memikul dan menyalurkan beban lalu lintas ketanah dasar.
• Jenis campuran AC dan HRA.
2.Terhadap Kekuatan
- Ketebalan yang cukup (mampu menyebarkan beban
lalu lintas ketanah dasar).
- Kedap air.
- Permukaan mudah mengalirkan air.
- Cukup kaku (tidak terjadi lendutan akibat adanya
beban lalu lintas).
Kreteria Perkerasan Jalan
3. Terhadap kualitas dan umur rencana
- Analisa Campuran
• Bahan yang tersedia.
• Jenis lapisan yang dipilih.
• Jenis campuran.
• Sarana laboratorium.
- Pengawasan Pekerjaan
• Perencanaan tebal perkerasan yang baik.
• ` Komposisi campuran (dari tahap persiapan, mixing dan compaction).
• Tahap pemeliharaan (umur pelayanan, sistem drainase dan jenis lalu lintas yang
melewati jalan tersebut).
Struktur Lapis Perkerasan Jalan
P1 < Po
Figure : Multi-Head Breaker with Following "Grid" Roller Used to Crush and
Compact the Resulting Rubble
Poor longitudinal joint, already patched Poor longitudinal joint, not patched
Pelaksanaan Konstruksi Jalan