Anda di halaman 1dari 21

PELAPORAN SEGMEN DAN PUSAT

INVESTASI

Novita Armelisah (171011201339)


Nur Ayu Salamah (171011200194)
Nurholis (171011200253)
Rahma Maulia (171011201193)
Septi Dwi Saputri (171011201063)
PELAPORAN SEGMEN

Pelaporan segmen (segment reporting) adalah pelaporan


informasi keuangan menurut segmen operasi yang dijalankan
oleh suatu perusahaan. Informasi segmen bisa disajikan di dalam
batang tubuh laporan keuangan, sebagai catatan atas laporan
keuangan, atau di dalam skedul terpisah yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan
PUSAT INVESTASI
 Pusat investasi merupakan pusat
pertanggungjawaban yang bertugas untuk
mengatur investasi guna mencapai laba yang
seoptimal mungkin.

 Kewenangan pusat investasi adalah menyangkut


pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan
biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan
untuk memperoleh laba.

 Dengan demikian, pusat investasi diukur


prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba
yang diperoleh dengan aset (investasi) yang
dipergunakan.
Tujuan Penilaian Kinerja Pusat Investasi

 Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam


pengambilan keputusan mengenai investasi yang
digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi
mereka untuk melakukan keputusan yang tepat.

 Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha


yang berdiri sendiri.

 Menyediakan alat perbandingan prestasi antar


divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.
Metode Penilaian Kinerja Pusat Investasi
 Penilaian Kinerja Pusat Investasi menggunakan metode biaya variabel & biaya
penuh (absorption costing).

 Metode biaya variabel & biaya penuh (absorption costing) merupakan metode
perhitungan biaya yang berkaitan dengan cara menentukan biaya produk.

 Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya variabel dan biaya
tetap pabrik.

 Perhitungan biaya variabel (variable costing) disebut juga perhitungan biaya


langsung (direct costing), membebankan biaya variabel pabrik ke produk; biaya ini
meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel

 Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya


manufaktur pada produk. Biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, overhead variabel, dan overhead tetap.
Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel
dan Absorpsi, antara lain :

1. Metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat


mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda.

2. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead


tetap yang diakui sebagai beban kedua metode.

3. Beban penjualan dan administrasi selalu dikeluarkan


dari laporan laba-rugi dan tidak pernah muncul di
neraca.
Hubungan antara produksi, penjualan, dan laba, antara
lain :

 Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan


laba menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan
antara produksi dan penjualan berubah.

 Jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi, maka
laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari
laba menurut perhitungan biaya absorpsi.

 Jika produksi lebih kecil dari penjualan, maka persediaan


berkurang. Jika produksi sama dengan penjualan, maka persedian
awal sama dengan persediaan akhir.
 PENILAIAN KINERJA
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson :
Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa
baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika
dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian
mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan.
 
Menurut Utomo & Tri Widodo W :
Penilaian kinerja adalah proses untuk mengukur prestasi
kerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah
ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran dengan
persyaratan deskripsi pekerjaan, yaitu : standar pekerjaan
yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Standar
kerja tersebut dapat dibuat baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
 
 
Sedangkan secara umum Penilaian kinerja merupakan
suatu sistem penilaian secara berkala terhadap kinerja
pegawai yang mendukung kesuksesan organisasi atau
yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya.

Proses penilaian dilakukan dengan membandingkan


kinerja pegawai terhadap standar yang telah ditetapkan
atau memperbandingkan kinerja antar pegawai yang
memiliki kesamaan tugas.
Menurut Werther & Davis, tujuan & manfaat penilaian
kinerja, antara lain :

1. Performance Improvement
2. Compensation adjustment
3. Placement decision
4. Training and development needs
5. Carrer planning and development
6. Staffing process deficiencies
7. Informational inaccuracies and job-design errors :
8. Equal employment opportunity
9. External challenges
10.Feedback
Tahap penyusunan penilaian kinerja
1. Validity adalah keabsahan standar sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dinilai. Keabsahan yang dimaksud di sini
adalah standar tersebut memang benar-benar sesuai atau
relevan dengan jenis pekerjaan yang akan dinilai tersebut.

2. Agreement berarti persetujuan, yaitu standar penilaian


tersebut disetujui dan diterima oleh semua pegawai yang
akan mendapat penilaian, berkaitan dengan prinsip
validity di atas.

3. Realism berarti standar penilaian tersebut bersifat


realistis, dapat dicapai oleh para pegawai dan sesuai
dengan kemampuan pegawai.

4. Objectivity berarti standar tersebut bersifat obyektif, yaitu


adil, mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya
tanpa menambah atau mengurangi kenyataan dan sulit
untuk dipengaruhi oleh bias -bias penilai.
Metode penilaian kinerja, antara lain :

 Written Essays.
 Critical Incidents.
 Graphic Rating Scales.
 Behaviourally Anchored Rating Scales (BARS).
 Multiperson Comparison.
 Management By Objectives.
Proses Penyusunan Penilaian Kinerja, antara
lain :

1. Menggali terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai oleh


organisasi supaya lebih memudahkan dalam
menentukan desain penilaian kinerja.

2. Menetapkan standar yang diharapkan dari suatu jabatan

3. Melakukan penilaian kinerja terhadap pegawai yang


menduduki suatu jabatan. Penilaian kinerja ini dapat
dilakukan oleh atasan saja, atau dengan sistem 360o.
Penilaian dengan sistem 360o maksudnya adalah
penilaian satu pegawai dilakukan oleh atasan, rekan
kerja yang sejajar/setingkat, dan bawahannya.

4. Hasil dari penilaian kinerja, selanjutnya dianalisa dan


dikomunikasikan kembali kepada pegawai yang dinilai
agar mereka mengetahui kinerjanya selama ini serta
mengetahui kinerja yang diharapkan oleh organisasi.
METODE PENILAIAN KINERJA

Metode penilaian kinerja investasi pusat bisa dilakukan


dengan salah satunya menggunakan metode ROI.

Menurut Munawir :
ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk dari
rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Menurut Abdullah Faisal :


ROI dipergunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya.
Kelebihan ROI, antara lain :

1. Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna


untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan apabila
perusahaan akan melakukan ekspansi.

2. ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari


masing-masing produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi
yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke
dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan,
sehingga dapat dihitung masing-masing.

3. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan


dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk
dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila
perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara
benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip
akutansi yang ada.
Kelemahan ROI, antara lain :

1. Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan


seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang
dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan
rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan
lain.

2. Dengan menggunakan analisa rate of return atau


return on investment saja tidak dapat dipakai untuk
membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan
memperoleh hasil yang memuaskan.
Rumus ROI, antara lain :

ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata

ATAU

ROI = Margin x perputaran = (Laba operasi/Penjualan) x


(Penjualan /Aktiva operasi
rata-rata)
Contoh kasus :

Sebuah perusahaan bernama ABC menanamkan uang


sebesar Rp. 1 juta untuk mempromosikan produk mereka
dengan iklan. Dari kegiatan promosi ini, perusahaan ini
memperoleh feedback yaitu 150 telepon. Dari 150 telepon
tersebut, 50 diantaranya tertarik untuk membeli produk
dari perusahaan ABC yang dipromosikan. Perusahaan ABC
memperoleh total penjualan dari proses promosi tersebut
sebesar Rp. 5 juta.
Ditanya : Berapakah nilai ROI ?
Jawab :

ROI = (Return On Investment – Initial


Investment)/investment x (100) ROI = (5.000.000 –
1.000.000) : 1.000.000 x 100
ROI = 4.000.000 : 1.000.000 x 100
ROI = 4 x 100 = 400

Hasil perhitungan ROI sebesar 400 diatas menandakan


bahwa perusahaan tersebut memiliki ROI sebesar 400%.
KESIMPULA
N
Thanks For
attention

Anda mungkin juga menyukai