Anda di halaman 1dari 8

Kerusuhan Jakarta 22

Kelompok :
Mei
• Muhammad Fadli
• Mukri Hidayatullah
• Brenio Sahata
• Valerian Farel.M
Latar Belakang
◦ Demonstrasi dan kerusuhan terjadi di Jakarta, Indonesia, pada tanggal 21 dan 22
Mei 2019. Demonstrasi tersebut berkaitan dengan penolakan hasil penghitungan
suara pemilihan Presiden Indonesia 2019. Bentrokan massa dengan aparat dan
kerusuhan terjadi di beberapa tempat di Jakarta sejak tanggal 21 Mei malam.
Kronologis
◦ Sebanyak 108 purnawirawan TNI-Polri yang mendukung 
Prabowo Subianto-Sandiaga Unoyang tergabung dalam Front Kedaulatan Bangsa
menyatakan akan mengikuti demonstrasi ini di Komisi Pemilihan Umum. Mereka
membantah turun ke jalan karena diperintah oleh Prabowo Subianto.[3]
◦ Hingga 21 Mei, Kepolisian Republik Indonesia mencatat lebih dari 1.300 orang yang
datang dari berbagai provinsi di Indonesia yang akan mengikuti demonstrasi ini.
Mengantisipasi banyaknya peserta yang turun ke jalan mengikuti demonstrasi ini,
lalu lintas Jalan M. H. Thamrin ditutup baik dari arah Jalan Sudirman ke 
Monumen Nasionalmaupun sebaliknya. Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya
 (Polda Metro Jaya) sudah mempersiapkan rekayasa lalu lintasuntuk mengantisipasi
terjadinya penumpukan peserta yang lebih besar dibanding pada 21 Mei. Sejumlah
koridor bus Transjakarta juga turut dialihkan untuk menghindari jalan yang ditutup
itu. Dalam menghadapi peserta demonstrasi, Polri akan mengedepankan negosiasi
dalam pengamanan demonstrasi ini.
Dampak Kerusuhan 22 Mei
◦ 1. Fasilitas kepolisian rusak dan terbakar
◦ Kendaraan yang dibakar massa. Skuat Brimob berhasil memukul mundur para perusuh dari
area Bawaslu di Sarinah, menuju ke Pasar Tanah Abang, hingga ke Jalan KS Tubun, Jakarta
Barat. Meski bergerak mundur, namun tindakan saling serang masih terjadi. Massa
melempar petasan dan batu sedangkan polisi menembakkan gas air mata dengan harapan
massa perusuh membubarkan diri.
◦ Massa yang mulai beringas dan tak mau menyerah kemudian menyasar Asrama Brimob
sebagai sasaran amukan. Asrama dilempari batu hingga kaca pecah, kendaraan polisi yang
terparkir di sana juga dirusak dan dibakar.
◦ kerusuhan terus berlanjut hingga 22 Mei 2019. Gerakan pun mulai melebar ke beberapa
area di Jakarta, salah satunya di Slipi. Di sana, bus dan mobil polisi kembali menjadi sasaran
amukan perusuh. setidaknya ada enam kendaraan polisi rusak berat di dekat fly overSlipi, di
antaranya dua bus rusak dibakar, tiga bus dan satu buah mobil operasional rusak akibat
dilempari batu.
◦ 2. Toko-toko tutup, Pasar Tanah Abang rugi Rp 200 miliaran
◦ Banyak toko yang tutup dan kantor yang meliburkan karyawannya. Bentrokan yang
terjadi tanggal 22 Mei ternyata juga berdampak pada aktivitas pertokoan di Pasar
Tanah Abang. Akses jalan yang masih ditutup membuat para pedagang tidak bisa
menuju ke sana. Selain itu, kaca-kaca di beberapa blok pasar juga mengalami
kerusakan. Akhirnya pada tanggal 22 Mei para pedagang gak ada yang berjualan.
◦ Perumda Pasar Jaya menyebut kerusuhan tersebut membuat 14.000 pedagang
terdampak. Selain itu, karena tidak beroperasi, otomatis perputaran uang di sana
juga terhenti, yang membuat kerugian mencapai sekitar Rp 200 miliaran.
◦ 3. Rupiah melemah
◦ Rupiah melemah terhadap Dollar. Beberapa tahun belakangan, kondisi nilai tukar
rupiah mengalami pelemahan. Penyebabnya adalah kondisi pasar global serta
ancaman perang dagang antara AS dan China yang berdampak ke negara-negara
berkembang. Namun, dengan adanya kekacauan di Jakarta ini, membuat rupiah
semakin melemah. Bahkan nilai tukarnya terhadap dolar telah melewati angka Rp
14.500.
4. Korban luka-luka dan tewas di tanggal 21 dan 22 Mei
◦ Kerusuhan menelan 6 korban tewas. Bentrokan antara massa perusuh dan aparat
keamanan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei 2019 menimbulkan beberapa korban
tewas dan luka-luka. Disebutkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa
korban meninggal dunia mencapai 6 orang, sementara 200 orang lebih mengalami
luka-luka.
◦ Mereka dirawat di beberapa rumah sakit di pusat kota seperti di RS Tarakan, RSCM,
RS Pelni dll.
◦ 5. Sektor pariwisata dan bisnis perhotelan terdampak
◦ Petugas berjaga di titik konsentrasi massa. Kerusuhan yang terjadi pada 21 dan 22
Mei 2019 membuat bisnis hotel lesu. Jumlah pengunjung dan pemasukkan per
harinya berkurang. Hal ini dialami oleh hotel-hotel yang berada di dekat lokasi
kerusuhan di sekitar Thamrin, Sudirman. Banyak wisatawan maupun turis yang gak
berani untuk menginap di lokasi tersebut.
◦ Selain itu beberapa negara juga telah mengeluarkan travel advice atau peringatan
kewaspadaan bagi warganya yang berada atau hendak berkunjung ke Indonesia.
Negara tersebut di antaranya ada Australia, Inggris, Kanada, AS, serta negara
ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
◦ Peringatan bagi turis ini tentu bisa berdampak pada pendapatan devisa negara.
Padahal, pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar di
Indonesia setelah industri sawit.

Anda mungkin juga menyukai