Anda di halaman 1dari 37

04/21/20 1

1. Inisiative Klien  Konseling dan Tes


HIV Sukarela (KTS) atau Counselling
and Testing HIV (VCT)

2. Inisiative Provider  konseling dan


Tes atas prakarsa petugas kesehatan
(PITC)
PITC
 Provider-initiatedHIV testing and counselling
Konseling dan Tes HIV atas Prakarsa Petugas Kesehatan

VCT / KTS
 Voluntary Counselling and Testing / Konseling dan
Testing HIV sukarela
 Client - Initiated HIV Testing and Counselling

04/21/20 3
Pengertian

VCT= Voluntary Counselling and Testing


KTS= Konseling dan Tes HIV Sukarela
Konseling dan pemeriksaan HIV secara sukarela
Syarat VCT:
Terdapat proses konseling sebelum (pra tes) dan
sesudah pengambilan uji darah HIV (pasca tes)
Informasi yang diperoleh bersifat rahasia
Terdapat persetujuan tertulis setelah
mendapatkan informasi cukup (informed consent)
Dilakukan secara sukarela
Halaman
Modul 7, 4
Prinsip umum
VCT

Counselling
3C Confidential
Consent

Halaman
Mazami Enterprise © 2009
Modul 7, 5
Batasan Konseling HIV

Konseling adalah dialog tertutup antara tenaga


kesehatan/ konselor dengan individu dan/ atau pasangan
untuk membantu klien memeriksa risiko mendapat atau
menularkan HIV

Konseling HIV dikhususkan terhadap perilaku


berisiko, lingkungan berisiko dan kebutuhan
khusus klien

Halaman
Modul 7, 6
Konseling
Dilakukan komunikasi langsung antara
klien dan konselor, sebelum dan
sesudah pemeriksaan darah HIV
Hasil pemeriksaan darah HIV
disampaikan hasil secara langsung
dan individual
Diberikan informasi pasca-tes yang
tepat
Ditawarkan konseling lanjutan dan/atau
rujukan Modul 7,
Halaman
7
 Pasien mempunyai hak untuk menolak menjalani
tes-HIV.

 Penolakan untuk menjalani tes-HIV tidak


mempengaruhi akses pasien terhadap layanan.

 Pasien diberi kesempatan untuk mengajukan


pertanyaan kepada petugas kesehatan.

(Pernyataan tentang inform consent merujuk


pada PITC pada TB-HIV)

04/21/20 8
 Konseling pasca-tes merupakan bagian
integral dari proses tes-HIV

 Penjelasan tentang hasil tes, termasuk


penjelasan tentang periode jendela

 Informasi dasar tentang cara mencegah


terjadinya penularan HIV

 Pemberian kondom laki-laki atau perempuan

04/21/20 9
 Nilailah kesiapan pasien menerima hasil tes.

 Sampaikan dan tafsirkan hasil tes HIV: Sampaikan hasil


tes dengan segera, dengan penjelasan mengenai makna
hasil tes tersebut.

 Beri kesempatan meledaknya reaksi emosional:


Dengan hening sejenak setelah menyampaikan hasil,
pasien diberi kesempatan untuk mengolah gejolak
emosinya

04/21/20 10
 Berikan arahan tindak lanjut/informasi medis
seperlunya

 Tawarkan rujukan dan pilihan tindak lanjut

04/21/20 11
PASIEN DENGAN HASIL TES NEGATIF

 Berikankesempatan pada pasien untuk merasa lega


atau bereaksi positif yang lain.

 Berikan konseling tentang pentingnya tetap negatif


dengan cara menggunakan kondom secara benar dan
konsisten, atau perilaku seksual yang lebih aman
lainnya.

 Buatrencana pengurangan perilaku berisiko bersama


pasien

04/21/20 12
 Terangkan kemungkinan bahwa pasien sedang dalam
masa jendela

 Mengajak pasangan seksualnya untuk melakukan tes HIV


melalui VCT

04/21/20 13
 Memberikan informasi hasil tes HIV kepada pasien
secara sederhana dan jelas, dan beri kesempatan
kepada pasien sejenak untuk mencerna informasi
tersebut

 Beri kesempatan pasien untuk bertanya

 Bantu pasien untuk mengatasi emosi yang timbul


karena hasil tes positif

04/21/20 14
Konfidensial/ Rahasia
Semua informasi klien bersifat rahasia, dicatat dalam
rekam medis, disimpan dalam tempat yang aman
Informasi hanya boleh dibagi dengan konselor/
petugas kesehatan lain dalam upaya
penatalaksanaan kasus baik secara langsung
maupun rujukan, kecuali dalam keadaan darurat
(mengancam nyawa)
Informasi yang dibagikan sebatas “Hal yang perlu
diketahui” untuk penatalaksanaan kasus
Perlu persetujuan dari klien apabila akan membagi
informasi kepada pasangan, keluarga dan orang lain
Halaman
Modul 7, 15
Informed Consent/ Persetujuan

Menjelaskan informasi dasar tentang tes HIV


Menjelaskan secara akurat tentang maksud,
tujuan, keuntungan, dan kerugian/ risiko tes
HIV
Menegaskan pemahaman mengenai proses
konseling dan tes HIV
Menghargai keputusan klien mengenai tes
HIV

Halaman
Modul 7, 16
Tolok
VCT - KTS PITC – KTP2
Perbandingan
o Datang ke klinik o Datang ke klinik karena
khusus untuk penyakit terkait HIV
konseling dan testing misalnya pasien
HIV TB/suspek TB
Pasien/Klien o Berharap dapat o Tidak bertujuan tes HIV
pemeriksaan o Tes HIV diprakarsai oleh
o Pada umumnya petugas kesehatan
asimtomatis berdasarkan indikasi
o Konselor terlatih baik o Petugas kesehatan yang
Petugas petugas kesehatan dilatih untuk memberikan
kesehatan/ maupun bukan konseling dan edukasi
Konselor petugas kesehatan
Penekanan pada Penekanan pada diagnosis
pencegahan penularan HIV untuk penatalaksanaan
HIV melalui pengkajian yang tepat bagi TB-HIV nya
Tolok
VCT - KTS PITC – KTP2
Perbandingan
o Konseling berfokus o Petugas kesehatan
klien memprakarsai tes HIV
o Secara individual kepada pasien yang
o Kedua hasil baik positif terindikasi
maupun negative sama- o Diskusi dibatasi tentang
Pertemuan Pra
sama pentingnya untuk perlunya menjalani tes HIV
tes o Perhatian khusus untuk yang
diketahui pasien karena
pentingnya upaya hasilnya HIV positif dengan
pencegahan dan fokus pada perawatan medis
peningkatan kualitas dan upaya pencegahan
hidup
o Klien dengan hasil HIV o Perawatan pasien HIV positif
positif dirujuk ke berkoordinasi dengan
Tindak lanjut layanan PDP dan petugas TB dan rujukan ke
dukungan lain yang ada layanan dukungan lain yang
di masyarakat ada di masyarakat
 Tingkat epidemi HIV yang meluas (generalized epidemic)
 Bertujuan mengidentifikasi infeksi HIV pada seluruh pasien
yang berobat ke UPK - mungkin penyakit tidak terkait dengan
HIV sekalipun.
 Di tingkat epidemi HIV yang terkonsentrasi dan rendah
(concentrated and low epidemic)
 Pasien yang mempunyai indikasi atau infeksi tertentu.
 Mengedepankan “3C 2R”
 informed consent, counseling, confidentiality, dan ”2R”
yaitu referral and recording reporting
 V (Voluntary) mendorong orang
untuk datang ke tempat layanan
yang tadinya mereka ingin hindari

 C (Counselling) lebih efektif


daripada informasi kesehatan saja
(client centered)

 T (Testing) – kualitas, tes satu hari


selesai cost effective dan
meningkatkan kunjungan serta
kebutuhan akan VCT
 Kepmenkes NO 1285/THN 2003 Tentang Pedoman
Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual

 Kepmenkes No. 832 / Thn 2006 Tentang Penetapan Rumah Sakit


Rujukan Bagi ODHA & Standar Pelayanan Rumah Sakit Rujukan
ODHA dan satelitnya

 Kepmenkes NO. 1507 / Thn 2005 Tentang Pedoman Pelayanan


Konseling & Testing HIV/AIDS Secara Sukarela

 Kepmenkes No. 1197/2007 Tentang Pokja Penanggulangan


HIV/AIDS Depkes
Mengapa Konseling HIV&AIDS penting?

• Konseling pencegahan dan perubahan perilaku


dapat mencegah penularan

• Diagnosis HIV membuat banyak implikasi –


psikologik, sosial, fisik dan spiritual

• HIV mengancam kehidupan dan berlangsung


sepanjang hidup
 Menghargai klien
 Tidak bersikap menilai Empati
 Menjaga kerahasiaan/ konfidensialitas
 Bersikap netral (tidak memihak)
 Prinsip otonomi client center
 Sukarela (Informed consent)
 Kepercayaan
 Hubungan baik
 Empati (bukan simpati)
 Kerahasiaan
 Pendekatan tidak menghakimi
 Pendekatan non-direktif (terpusat pada klien)
 VCT mengurangi perilaku berisiko, terutama
mereka yang hasil tesnya +

 VCT membantu pengambilan keputusan untuk tes


dan membantu penyesuaian diri

 VCT membantu pengungkapan status HIV kepada


anggota keluarga dan mereka yang dicintai

 VCT memfasilitasi akses dukungan masyarakat,


materi dukungan & layanan psikososial
1. Pencegahan penularan HIV

2. Promosi Layanan Dini

3. Sosialisasi
 Dari orang dengan HIV (+) kepada
mereka yang HIV (-) atau pasangan
yang tak dites

 Dari ibu dengan HIV (+) kepada


anak

 Dari orang dengan HIV (-) kepada


mereka yang (-) atau tak dites
 MEDIK
- TERAPI ARV
- TERAPI & PENCEGAHAN IO
- PMTCT

 KELUARGA BERENCANA

 DUKUNGAN EMOSI

 KONSELING ODHA

 DUKUNGAN SOSIAL

 BANTUAN HUKUM DAN RENCANA MASA DEPAN


 Normalisasi HIV

 Tantangan stigma & diskriminasi

 Promosi kewaspadaan dini

 Mendukung hak azasi


Peran VCT dalam Pencegahan dan Perawatan HIV

Penerimaan dan ‘coping’


akan serostatus

Perencanaan masa depan Promosi dan fasilitasi


(layanan yatim-piatu, perubahan perilaku
keluarga dan pembuatan (Sexual, menyuntik yang
wasiat, warisan) aman)

Normalisasi dan
destigmatisasi HIV & AIDS Pemberian layanan
kesehatan ibu (ODHA)
Dukungan sebaya, sosial & VCT
masyarakat, termasuk dan layanan
kelompok ODHA
terkait
Pencegahan, penapisan
dan terapi IMS
Akses ke Keluarga
Berencana

Manajemen dini IO
Akses akan kondom
(perempuan dan laki )

Akses layanan pengobatan ARV - antiretroviral


dini termasuk terapi ARV IO - infekasi oportunistik
pencegahan TB, & IO IMS - infeksi menular seksual

Module 1 Sub Module 3 – PPT02


 Layanan VCT berdasarkan kebutuhan klien pada
saat klien mencari pertolongan medik dan testing

 Diselenggarakan secara profesional dan konsisten.


Konselor terlatih sebagai SDM yg membantu klien.

 Testing HIV dilakukan secara sukarela tanpa


paksaan dan tekanan segera setelah klien
memahami berbagai keuntungan, konsekuensi, dan
risiko
Berbasis Institusi Kesehatan
 Terintegrasi dalam layanan kesehatan
 Di klinik/praktek dokter swasta

Berbasis Masyarakat
 Layanan Mandiri
 Layanan dengan penjangkauan dan keliling
(mobile VCT)
 Konselor sebaya (Peer counselor)

 Konselor awam (Lay counselor)

 Konselor profesional (Professional Counselor)

 Konselor senior (Senior Counselor).


 Rekomendasi Depkes RI : menggunakan Strategi 3,
dilakukan secara Serial

 Testing HIV sebaiknya dilakukan pada saat dan


tempat yang sama dengan layanan konseling
DIAGNOSIS HIV
• Infeksi HIV didiagnosis utamanya atas dasar
pemeriksaan deteksi antibodi melawan HIV
yang berada dalam darah pasien terinfeksi

• Ada 3 tipe utama tes antibodi HIV :


 ELISA
 Western Blot
 Rapid HIV tests
A1

Strategi III A1 + A1 -
Diagnosis
Laporkan
negatif
A2

Anggap
Negatif A1+A2+ A1+A2-
Anggap
indeterminate
Ulangi A1 dan A2

Risiko Risiko
tinggi rendah A1+A2+ A1+A2- A1-A2-

Laporkan
A3 negatif

A1+ A2- A3- A1+ A2+ A3- A1+ A2- A3+ A1+ A2+ A3+

Laporkan
Anggap positf
indeterminate

Anda mungkin juga menyukai