Anda di halaman 1dari 12

Abdil Haq Aqimuddin Qowi

150710101419

HUKUM
PERIKATAN
KELAS C

Resume Tidak Putusnya Perikatan Karena Ada


Keadaan Memaksa; Risiko
Overmacht
Keadaan Memaksa
XXPengertian Overmacht
Overmacht artinya keadaan memaksa.
Dalam suatu perikatan jika Debitur
dikatakan dalam keadaan memaksa
sehingga tidak dapat memenuhi
prestasinya, Debitur tidak dapat
dipersalahkan / di luar kesalahan Debitur.
Dengan perkataan lain Debitur tidak dapat
memenuhi kewajibannya karena overmacht
bukan karena kesalahannya akan tetapi
karena keadaan memaksa, maka Debitur
tidak dapat dipertanggung gugatkan
kepadanya. Dengan demikian Kreditur
tidak dapat menuntut ganti rugi
sebagaimana hak yang dimiliki oleh
Kreditur dalam wanprestasi.
Overmacht Menurut KUH Perdata
Berdasarkan pasal-pasal tersebut, dapat disimpulkan
bahwa keadaan memaksa adalah keadaan dimana
Debitur terhalang dalam memenuhi prestasinya Pasal 1244 KUH Perdata
karena suatu keadaan yang tak terduga lebih dahulu “Jika ada alasan untuk itu si berhutang harus dihukum mengganti biaya, rugi, dan
dan tidak dapat dipertanggungkan kepadanya, bunga, apabila ia tidak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada waktu
debitur dibebaskan untuk membayar ganti rugi dan yang tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan karena suatu hal yang tak
bunga. terduka, pun tidak dapat dipertanggung jawabkan padanya, karenanya itu pun jika
itikad buruk tidaklah ada pada pihaknya”

Pasal 1245 KUH Perdata


“Tidaklah biaya rugi dan bunga, harus digantinya, apabila lantaran keadaan memaksa
atau lantaran suatu kejadianntak disengaja si berutang berhalangan memberikan atau
berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal yang sama telah melakukan
perbuatan yang terlarang”.
Unsur-Unsur Overmacht

Tidak
Ada halangan Halangan itu disebabkan
bagi Debitur bukan karena oleh keadaan
untuk kesalahan yang menjadi
memenuhi Debitur. resiko dari
kewajiban. Debitur.

Dengan adanya Overmacht, mengakibatkan berlakunya perikatan menjadi terhenti.


Ini berarti bahwa:

Kreditur tidak dapat Debitur tidak dapat Resiko tidak beralih


meminta lagi dinyatakan kepada Debitur.
pemenuhan lalai.
prestasi.

“Jadi, dengan adanya Overmacht tidak melenyapkan adanya perikatan, hanya menghentikan berlakunya perikatan.
Hal ini penting bagi adanya Overmacht yang bersifat sementara. Dalam suatu perjanjian timbal balik, apabila salah
satu dari pihak karena Overmacht terhalang untuk berprestasi maka lawan juga harus dibebaskan untuk berprestasi.”
01 Overmacht dapat terjadi
dengan adanya tiga
Tetapi di samping salah
satu dari ketiga hal tersebut
kemungkinan : Debitur harus memenuhi
1. Karena kehilangan. persyaratan bahwa :
2. Karena pencurian. 1. Dia tidak bersalah.
3. Karena iklim. 2. Debitur tidak

03
menanggung resiko,
Jadi di sini jelas bahwa baik karena undang-
yang membuktikan undang atau karena
adanya overmacht perjanjian.
adalah debitur dan 3. Debitur tidak dapat
kreditur tidak perlu memenuhi
membuktikan bahwa kewajibannya dengan

02 tidak ada overmacht. cara lain.


Risiko
Pengertian
Risiko ialah kewajiban memikul kerugian yang
disebabkan karena suatu kejadian diluar
kesalahan salah satu pihak. Barang yang
Risiko
diperjual belikan musnah diperjalanan karena
ada suatu kecelakaan misalnya perahu yang
mengangkut barang itu karam. Barang yang
dipersewakan habis terbakar selama waktu
dipersewakannya. Siapakah yang harus
memikul kerugian-kerugian itu? Inilah yang
disebut risiko.
Dari apa yang sudah diuraikan tentang
pengertian risiko di atas, kita lihat peristiwa risiko
berpokok pangkal pada terjadinya suatu
peristiwa diluar kesalahan satu pihak yang
mengadakan perjanjian. Dengan kata lain
berpokok pangkal pada kejadian yang dalam
hukum perjanjian dinamakan : keadaan
memaksa (overmacht).
Dalam buku ke III kitab undang-undang hukum
• Infographic Style perdata, sebenarnya kita hanya dapat
menemukan satu pasal, yaitu pasal 1237. Pasal
ini berbunyi, “Dalam hal adanya perikatan
untuk memberikan suatu barang tertentu,
maka barang itu semenjak perikatan
dilahirkan, adalah tanggungan si berpiutang”.
Perkataan tanggungan dalam pasal ini sama
dengan “risiko”. Dengan begitu, dalam perikatan
untuk memberikan suatu barang tertentu tadi,
jika barang ini sebelum diserahkan, musnah
karena suatu peristiwa diluar kesalahan salah
satu pihak, kerugian ini harus dipikul oleh “si
berpiutang”, yaitu pihak yang menerima barang
itu.  Suatu perikatan untuk memberikan suatu
barang tertentu, adalah suatu perikatan yang
timbul karena perjanjian sepihak. Dengan kata
lain, pembuat undang-undang tidak memikirkan
perjanjian timbal-balik, dimana pihak yang
berkewajiban melakukan suatu prestasi juga
berhak menuntut suatu kontraprestasi. Dia
hanya memikirkan pada suatu perikatan secara
Bagaimana soal RISIKO abstrak, dimana ada satu pihak yang wajib
melakukan suatu prestasi dan suatu pihak lain
itu diatur dalam hukum yang berhak atas prestasi tersebut. Pasal 1237
hanya dapat dipakai pada perjanjian sepihak

perjanjian? saja.
Kesimpulan
Overmacht tidak melenyapkan adanya perikatan,
hanya menghentikan berlakunya perikatan.

Pembuktian adanya overmacht dilakukan oleh


debitur dan kreditur tidak perlu membuktikan
bahwa tidak ada overmacht.

Risiko ialah kewajiban memikul kerugian yang


disebabkan karena suatu kejadian diluar
kesalahan salah satu pihak.

Persoalan risiko adalah buntut dari suatu keadaan


memaksa, sebagai mana ganti rugi adalah buntut
dari wanprestasi
Daftar Pustaka
Setiawan, R. 1999.
Satrio, J. 2002. Hukum Pokok-Pokok Hukum
Perikatan, Perikatan Perikatan. Cetakan
pada Umumnya. Keenam. Bandung:
Bandung: Alumni. Putra A. Bardin.

Kitab Undang-Undang Setiawan, R. 1994. Taryana Soenandar.


Hukum Perdata Pokok-Pokok 2001. Kompilasi
Perjanjian. Bandung: Hukum Perikatan.
Bina Cipta. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai