ANTIOKSIDAN DAN
LOGAM PENGKELAT
KAPASITAS
TETRAPLEURA
TETRAPTERA
Nama 1. Andan diyah w (18650117)
kelompo 2.
3.
Desna tallia s
Erik sulistiani
(18650121)
(18650124)
k: 4.
5.
Fitri rofi’ah
Ayu rindi antika
(18650127)
(18650135)
Fitokimia adalah ilmu yang
mempelajari berbagai senyawa
Residu Filtrat
0,1 gram
ekstrak kering
Dimasukkan
tabung reaksi
Ditambah 0,5 ml
kloroform
Ditambah 1 ml asam
sulfat pekat
Endapan coklat
kemerahan (indikasi
adanya terpenoid)
d. Deteksi tanin ( Uji Ferri Klorida )
Ditambah 2
Muncul
ml asam
warna merah
sulfat pekat
f. Deteksi saponin ( Uji Foam )
Dikocok
• Volume 0,5 aliquot ml 10, 20, 40, 80 dan 100 µ g / ml gallic larutan asam
1 • Dicampur dg 2 ml Folin-Ciocalteu reagen (diencerkan 1 : 10 dengan air de-terionisasi)
• Absorbansi warna biru diukur pada 765 nm dg UV-VIS spectrophotometer (UV mini-
3 1240)
• Prosedur dilakukan berulang untuk ekstrak etanol dari pilp, biji, dan seluruh buah dari
4 T. tetraptera dan semua pengukuran dilakukan rangkap 3 u/ setiap analisis
Analisa fitokimia
Test Fitokimia Kuantitatif 5000µl air + 100 µl diosgenin
c. Penentuan total konten saponin = larutan blanko
500 µl reagen vanillin
Abrosbansi diulang untuk ekstrak
Ditambah 5 ml asam sulfat 72% etanol sampel seluruh buah dari
T.tetrapter dilakukan sebanyak
Disimpan dibak air 60 cc, 10 3x
menit
Ditambahkan 4 ml ammoniumbybdae
Menghitung absorbansi
A. TES FITOKIMIA KUALITATIF
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Menurut tabel 1. diungkapkan tentang efek dari dua pelarut (air suling dan etanol)
pada ekstraksi fitokimia dari T. tetraptera. Dimana dalam dua bentuk ekstrak, jumlah
yang lebih besar dari fitokimia yang hadir dalam ekstrak etanol dibandingkan ekstrak
air. Demikian 18 tes fitokimia yang positif dan 3 negatif dalam ekstrak etanol
sedangkan 16 fitokimia diuji positif dan 5 negatif dalam ekstrak air dari pulp, biji, dan
seluruh buah dari T. tetraptera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol lebih
besar dari pada ekstrak air, karena etanol memiliki potensi yang lebih besar untuk
menembus membran sel dan promosi penyerapan fisiologi cepat ekstrak dari bahan
tanaman atau fitokimia lebih larut dalam etanol dari air, sehingga pelarut yang cocok
digunakan untuk ekstrak fitokimia pada T.Tetraptera adalah etanol.
B. Pemulihan (%) dari analit dalam ekstrak air dan
etanol T. Tetraptera
HASIL
DAN
PEMBAH
ASAN
Menurut tablel 2. merupakan hasil penentuan akurasi dari metode yang
digunakan dan pemulihan analit (senyawa dari bunga) yang menggunakan tes
pemulihan logam. Dimana tes ini dilakukan dengan pemisahan sampel menjadi
dua (2) bagian dan jumlah yang diketahui dari larutan standar analit
ditambahkan ke dalam satu bagian. Konsentrasi analit ditentukan untuk bagian
berduri, F, dan tidak berbintik, I, dan persen pemulihan. % R dapat dihitung
sebagai berikut : %R = F – I/A * 100. Dimana A adalah konsentrasi analit
ditambahkan ke bagian berduri. Penggunaan etanol sebagai ekstraksi pelarut
memberikan pemulihan yang sangat tinggi berkisar antara 92% dan 108% dari
air suling (90% dan 102%), karena etanol memberikan hasil yang lebih tinggi
daripada air suling untuk semua analit.
C. TES FITOKIMIA KUANTITATIF
1. Fitokimia, antioksidan dan kelat logam kapasitas dalam ekstrak air T. Tetraptera.
2. Fitokimia, antioksidan dan kelat logam kapasitas dalam ekstrak etanol T. tetraptera.
Pada uji kuantitatif dilakukan untuk fitokimia (fenol, flavonoid, saponin,
alkaloid), antioksidan dan logam chelating kapasitas baik pada ekstrak air dan
etanol menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan prosedur standar.
Dimana sudah dijelaskan konsentrasi fenol, flavonoid, saponin dan alkaloid
baik dalam ekstrak air dan etanol dari pulp, biji dan seluruh buah dari T.
tetraptera pada tabel 3 dan 4. Jumlah fenol, flavonoid, saponin dan alkaloid
dikedua ekstrak semua menunjukkan bahwa yang lebih tinggi terdapat pada
pulp dari buah utuhatau biji. Dimana senyawa bioaktif sebagian besar telah
diperkaya dalam pulp dari bagian – bagian lain dari buah.
Selain itu pada tabel 3 dan 4 juga dijelaskan penentuan aktivitas antioksidan
yang dilakukan pada kedua ekstrak air dan etanol dari pulp, biji dan seluruh
buah dari T. tetraptera. Dalam kedua ekstrak , pulp dinyatakan bahwa banyak
antioksidan pada seluruh buah atau biji T. tetraptera. Dengan hasil diperoleh
lebih rendah dari 0,94 + 0,01 mg AAE / g. Selain itu pada tabel 3 dan 4 juga
dijelaskan tentang kapasitas logam pengkelat (PKS) demgan menggunakan
standar EDTA pada kedua ekstrak air dan etanol T. tetraptera. Dimana kapasitas
loga, pengkelat ditentukan lebih tinggi pada pulp dari buah utuh atau biji
dibandingkan dengan seluruh buah dan biji.
KESIMPULAN
KESIMPULAN