Anda di halaman 1dari 19

ASKEP SEHAT JIWA

LANSIA
KELOMPOK 8
Definisi Lansia

Usia lanjut adalah seseorang yang World Health Organization


usianya beranjak tua yang merupakan (WHO) memberikan klasifikasi
tahap selanjutnya dari proses sebagai berikut.
kehidupan. 1. Usia pertengahan : 45–59 tahun
Ada beberapa kriteria umur bagi 2. Lanjut usia: 60–74 tahun
seseorang yang dikatakan tua. Menurut 3. Lanjut usia tu : 75–90 tahun
UU No 13 Tahun 1998 lanjut usia yaitu 4. Usia sangat tua : di atas 90 tahun
seseorang yang mencapai usia 60
tahun ke atas.
Tugas Perkembangan Lansia
Dalam perkembangan dimasa lansia yang memiliki tugas perkembangan harus
dilaksanakan oleh para individu yang telah menginjak usia lanjut usia. Menurut
Hurlock terdapat 7 tugas perkembangan selama masih hidup yang harus
dilaksanakan yaitu:
1. Penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik serta psikis
2. Penyesuaian terhadap pensiun serta penurunan pendapatan
3. Menemukan makna dalam kehidupan
4. Mempertahankan pengaturan hidup yang dapat memuaskan
5. Menemukan kepuasan dalam kehidupan berkeluarga
6. Penyesuaian diri terhadap kenyataan yang akan meninggal
dunia
7. Menerima dirinya sebagai seorang lanjut usia.
Menurut Erikson kesiapan lanjut usia untuk menyesuaikan diri terhadap tugas dalamsuatu perkembangan
usia lanjut dipengaruhi oleh suatu proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Apabila dalam tahap
tumbuh kembang yang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta bisa
membina hubungan yang sangat serasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, otomatis di usia lanjut
seseorang akan tetap melakukan kegiatan yang bisadilakukan pada tahap perkembangan sebelumnya, seperti
olahraga, mengembangkan hobi, bercocok tanam dan lain-lain. Tugas perkembangan lansia adalah sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
2. Mempersiapkan diri untuk pensiun
3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
4. Mempersiapkan kehidupan baru
5. Melakukakn penyesuaian terhadap kehidupan
sosial/masyarakat secara santai
6. Mempersiapkan diri untu kematiannya dan kematian
pasangannya.
Masalah Kejiwaan
Perubahan psikologis pada lanjut usia dapat sering terjadi karena perubahan fisik, dan mengakibatkan
berbagai masalah kesehatan jiwa pada usia lanjut. Beberapa masalah psikologis lanjut usia sebagai
berikut:
1. Paranoid
2. Gangguan tingkah laku
3. Gangguan tidur
4. Keluyuran (wandering)
5. Sun downing
6. Depresi

7. Demensia

8. Sindrom pascakekuasaan (postpower syndrom)


Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Lansia

Pengkajian Pasien Lansia


• Wawancara: pada wawancara meliputi riwayat: • Status Afektif: merupakan pengkajian geropsikiatrik yang
pernah mengalami perubahan fungsi mental penting termasuk dalam skala depresi.
sebelumnya? Kaji adanya demensia, dengan alat-alat • Respon perilaku: pengkajian perilaku merupakan salah satu
yang sudahdistandardisasi dasar yang terpenting dalam perencanaan keperawatan
• Keterampilan komunikasi terapeutik: perawat lansia. Perubahan dalam perilaku merupakan suatu gejala
melakukan wawancara dengan memperkenalkan diri, utama dalam beberapa gangguan fisik dan mental
menjelaskan tujuan serta lama wawancara. • Kemampuan fungsional: dalam pengkajian ini pada pasien
• Seting wawancara: tempat yang baru dan asing yang lansia bukan indikator dalam kesehatan jiwa
akan membuat pasien merasa cemas dan takut. • Mobilisasi: pergerakan serta kebebasan merupakan
Lingkungan yang harus di siapkan yaitu lingkungan terpenting untuk persepsi kesehatan pribadi lansia
harus dibuat nyama. • Fungsi fisiolog: merupakan pengkajian penting pada lansia
• Fungsi kognitif: status mental menjadi salah satu karena interaksi dari beberapa kondisi kronis.
pengkajian kesehatan jiwa.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas
2. Gangguan proses pikir b.d. kehilangan motori, degenerasi neuron irreversible
3. Risiko cedera d.d penurunan fungsi fisiologis dan kognitif
4. Perubahan persepsi sensori b.d. perubahan persepsi, transmisi atau integrasi
sensori
5. Kurang perawatan dirib.d ketergantungan fisiolosi atau psikologis
6. Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga b.d pengaruh
penyimpangan jangka panjang dari proses penyakit
Intervensi Keperawatan

Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan kunjungan klien memiliki pola tiduryang
teratur. Kriteria hasil:
• Klien mampu memahami factor penyebab gangguan pola tidur.
• Klien mampu menentukan penyebab tidur inadekuat.
• Klien mampu memahami rencana khusus untuk menangani atau
 mengoreksi penyebab tidur tidak adekuat.
• Klien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan penurunan
 terhadap pikiran yang melamun
• Klien tampak atau melaporkan dapat beristirahat yang cukup.
Intervensi:
• Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila berakibat efek negatif terhadap tidur pada
malam hari. Rasional: irama sikardian yang tersinkronisasidisebabkan oleh tidur siang yang singkat.
• Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur. Rasional: derangement psikis terjadi bila terdapat
penggunaankortikosteroid termasuik perubahan mood, insomnia.
• Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam dengan kebiasaan klien Rasional: mengubah
pola yang sudah terbiasa dari asupan makan klien pada malam hari terbukti mengganggu tidur.
• Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur. Rasional: hambatan kortikal pada
formasi retikuler akan berkurang selamatidur, meningkatkan respon otomatik, karenanya respon
kardiovaskuler terhadap suara meningkat selama tidur.
Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori, degenerasi neuron irreversible.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan kunjungan klien dapat berpikir rasional.


Kriteria hasil :
• Klien mampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalanikonsekuensi kejadian yang
menegangkan terhadap emosi dan pikirantentang diri
• Klien mampu mengembangkan strategi untuk mengatasi anggapan diri yang negatif
• Klien mampu mengenali perubahan dalam berfikir atau tingkah laku danfactor penyebab
• Klien mampu memperlihatkan penurunan tingkah laku yang tidak diinginkan, ancaman, dan
kebingungan.
Intervensi:
• Kembangkan lingkungan yang mendukung dan hubungan klien-perawatyang terapeutik  Rasional:
mengurangi kecemasan dan emosional, seperti kemarahan, meningkatkan pengembanagan evaluasi diri yang
positif dan mengurangikonflik psikologis.
• Kaji derajat gangguan kognitif, seperti perubahan orientasi, rentang perhatian, kemampuan berfikir.
Bicarakan dengan keluarga mengenai perubahan perilaku. Rasional: memberikan dasar perbandingan yang
akan datang danmemengaruhi rencana intervensi. catatan: evaluasi orientasi secara berulang dapat
meningkatkan risiko yang negati4e atau tingkat frustasi.
• Pertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang. Rasional: kebisingan merupakan sensori berlebihan
yang meningkatkangangguan neuron
• Tatap wajah klien ketika sedang berbicara dengan klien Rasional: menimbulkan perhatian, terutama pada
klien dengan gangguan perceptual.
Risiko cedera ditandai dengan penurunan fungsi fisiologis dan kognitif.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan kunjungan klien tidak mengalami cedera.
Kriteria hasil :
• Klien mampu meningkatkan tingkat aktivitas.
• Klien dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk mengurangi risikotrauma atau cedera
• Klien tidak mengalami trauma atau cedera
• Keluarga mampu mengenali potensial di lingkungan dan mengidentifikasitahap-tahap untuk
memperbaikinya.
Intervensi:
• Kaji derajat gangguan kemampuan, tingkah laku impulsive dan penurunan persepsi visual. Bantu keluarga
mengidentifkasi risiko terjadinya bahayayang mungkin timbul. Rasional: mengidentifikasi risiko di
lingkungan dan mempertinggikesadaran perawat akan bahaya. Klien dengan tingkah laku impulsive berisiko
trauma karena kurang mampu mengendalikan perilaku. Penurunan persepsi visual berisiko terjatuh
• Hilangkan sumber bahaya lingkungan. Rasional: klien dengan gangguan kognitif, gangguan persepsi adalah
awalterjadi trauma akibat tidak bertanggung jawab terhadap kebutuhankeamanan dasar.
• Alihkan perhatian saat perilaku teragitasi atau berbahaya, seperti memanjat pagar tempat tidur. Rasional:
mempertahankan keamanan dengan menghindari konfrontasiyang meningkatkan risiko terjadinya trauma.
• Gunakan pakaian sesuai dengan lingkungan fisik atau kebutuhan klien. Rasional: perlambatan proses
metabolism mengakibatkan hipotermia. hipotalamus dipengaruhi proses penyakit yang menyebabkan
rasakedinginan.
• Kaji efek samping obat, tanda keracuna (tanda ekstrapiramidal, hipotensiortostatik, gangguan penglihatan,
gangguan gastrointestinal). Rasional: klien yang tidak dapat melaporkan tanda/gejala obat dapatmenimbulkan
kadar tolsisitas pada lansia. Ukuran dosis/penggantian obatdiperlukan untuk mengurangi gangguan.
Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi dan atau integrasi
sensori (defisit neurologis)

Tujuan: Setelah dilakukan dilakukan keperawatan kunjungan tidak terjadi penurunan lebih lanjut
pada persepsi sensori klien. Kriteria hasil :
• Klien mengalami penurunan halusinasi.
• Klien mampu mengembangkan strategi psikososial untuk mengurangistress atau mengatur
perilaku.
• Klien mampu mendemonstrasikan respon yang sesuai stimulasi.
Intervensi:

• Kaji derajat sensori atau gangguan persepsi dan bagaimana hal tersebutmempengaruhi klien termasuk penurunan
penglihatan atau pendengaran. Rasional : keterlibatan otak memperlihatkan masalah yang bersifatasimetris
menyebabkan klien kehilangan kemampuan pada salah satu sisitubuh. Klien tidak dapat mengenali rasa lapar atau
haus.
• Anjurkan memakai kacamata atau alat bantu dengar sesuai kebutuhan Rasional : meningkatkan masukan sensori,
membatasi atau menurunkankesalahan intepretasi stimulasi.
• Pertahankan hubungan orientasi realita. memberikan petunjuk padaorientasi realita dengan kalender, jam, atau
catatan. Rasional : menurunkan kekacauan mental dan meningkatkan kopingterhadap frustasi karena salah persepsi
dan disorientasi. Klien menjadikehilangan kemampuan mengenali keadaan sekitar.
• Ajarkan strategi mengatasi stress. Rasional : menurunkan kebutuhan akan halusinasi
• Libatkan dalam akti4itas sesuai indikasi dengan keadaan tertentu, sepertisatu ke satu pengunjung, kelompok
sosialisasi pada pusat demensia, terapiokupasi. Rasional : memberi kesempatan terhadap stimulasi partisipasi
denganorang lain.
Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungandengan ketergantungan
fisiologis dan atau psikologis.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatankunjungan klien mampu melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan.

Kriteria hasil :
• Klien mampu mengidentifikasi dan menggunakan sumber pribadi ataun komunitas yang dapat
memberikan bantuan.
Intervensi:
• Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/ perawatan diri. Rasional: memahami penyebab
yang mempengaruhi intervensi. Masalahdapat diminimalkan dengan menyesuaikan atau
memerlukan konsultasidari ahli.
• Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuaikebutuhan. Rasional:
seiring perkembangan penyakit kebutuhan kebersihan dasar mungkin dilupakan.
• Lakukan pengawasan dan berikan kesempatan untuk melakukan sendirisesuai kemampuan.
Rasional: mudah sekali terjadi frustasi jika kehilangan kemandirian.
• Beri banyak waktu untuk melakukan tugas Rasional: pekerjaan yang tadinya mudah
sekarang menjadi terhambatkarena penurunan motorik dan perubahan kognitif.
• Bantu mengenakan pakaian yang rapi dan indah. Rasional: meningkatkan kepercayaan
hidup.
Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan denganpengaruh penyimpngan jangka
panjang dari proses penyakit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x kunjungan koping keluargaefektif. Kriteria hasil :
• Klien mampu mengidentifikasi atau mengungkapkan sendiri untuk 
• mengatasi keadaan.
• Keluarga mampu menerima kondisi orang yang dicintai dan
• mendemonstrasikan tingkah laku koping positif dalam mengatasi keadaan.
• Klien mampu menggunakan system pendukung yang ada secara efektif.
Intervensi:
• Bantu keluarga mengungkapkan persepsinya tentang mekanisme kopingyang digunakan. Rasional:
keluarga dengan keterbatasan pemahaman tentang strategikoping memerlukan informasi akibat
konflik.
• Libatkan keluarga dalam pendidikan dan perencanaan perawatan dirumah. Rasional: memudahkan
beban terhadap penanganan dan adaptasi dirumah.
• Fokuskan pada masalah spesifik sesuai dengan yang terjadai pada klien. Rasional: penurunan
penyakit mengikuti perkembangan yang tidak menentu
• Realistis dan tulus dalam mengatasi semua permasalahan. Rasional: menurunkan stress yang
menyelimuti harapan yang keliru.
• Anjurkan untuk tidak membatasi pengunjung.Rasional: kontak kekeluargaan merupakan dasar dari
realitas, terbebas darikesepian.
• Rujuk pada sumber pendukung seperti perawatan lansia, pelayanandirumah, berhubungan dengan
asosiasi penyakit demensia.Rasional: memberikan tanggung jawab pada tempat
perawatan,mengurangi kejenuhan dan resiko terjadinya isolasi social dan mencegahkemarahan
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai