TERKAIT
DENGAN HIV/AIDS
Ns.Sri Yuliana.,S.Kep.M.Sc
PENDAHULUAN
Kebijakan Penanggulangan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2013 (selanjutnya disebut Permenkes No.
21/2013) adalah kerangka kebijakan yang diterbitkan Indonesia untuk menanggulangi
HIV/AIDS. Tujuan diterbitkannya peraturan ini adalah untuk mengupayakan
penanggulagan HIV dan AIDS secara terpadu, menyeluruh dan berkualitas.
Sebelumnya upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia diatur dalam kebijakan yang
cukup lama tidak diadakan pembaharuan yaitu melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1285/Menkes/SK/X/2002 tentang Pedoman Penanggulangan HIV/AIDS dan
Penyakit Menular Seksual, sehingga dinilai tidak lagi sesuai dengan kebutuhan hukum.
Dalam Permenkes 21/2013 ini, upaya Penanggulangan HIV ini meliputi pelayanan
promotif, preventif, diagnosis, kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan, angka kematian, membatasi penularan serta
penyebaran penyakit agar wabah tidak meluas ke daerah lain serta mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan
Prinsip-prinsip dalam penanggulangan
HIV/AIDS di indonesia diantaranya
Uji saring darah pendonor, pencegahan infeksi HIV pada tindakan medis atau non
medis yang melukai tubuh yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan pengurangan
dampak buruk penggunaan napza suntik.
Pencegahan penularan HIV dari
ibu ke anaknya
• Pedoman pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak
selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No. 51 tahun 2013 (Permenkes 51/2013). Latar belakang
terbitnya peraturan ini adalah dikarenakan dari tahun ke
tahun jumlah perempuan yang terinfeksi HIV semakin
banyak seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki
yang melakukan hubungan seksual tidak aman yang
selanjutnya menularkan pada pasangan seksualnya.
Pemeriksaan diagnosis
meningkat, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mencegah penularan HIV dari ibu
hamil ke bayi antara lain dengan program PMTCT. Program PMTCT dapat dilaksanakan
pada perempuan usia produktif, melibatkan para remaja pranikah dengan jalan
tentang bagaimana cara menghindari penularan HIV/AIDS dan infeksi menular seksual
(IMS), menjelaskan manfaat dari konseling dan tes HIV/AIDS secara sukarela,
melibatkan kelompok yang beresiko, petugas lapangan, kader PKK, dan bidan
Sementara menurut WHO (2010) beberapa tujuan diterapkannya
program pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi, antara lain:
Di indonesia
• Kebijakan resmi pemerintah.
• Kebijakan ini menurut depkes ri (2005) mencakup hal-hal penting dalan
tiap langkah intervensi program diantaranya dengan integrasi program:
– Konseling dan testing HIV sukarela,
– Pemberian obat ARV,
– Persalinan yang aman, serta pemberian makanan bayi.
• Langkah dini paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan hiv pada
bayi adalah mencegah perempuan usia reproduktif tertular hiv, dengan
mencegah perempuan muda di usia reproduktif, ibu hamil dan penangana
bumil agar tidak terinfeksi hiv.
Strategi yang dilakukan dalam kegiatan PMTCT,
antara lain: