Anda di halaman 1dari 15

ALZHEIMER

Dosen Pembimbing : Ns. Soviarni, M.Kep


Kelompok 3
Jeki Pernawan
Suci Elina Putri
Febri Sri Wulandari
Asyifa Fitri
DEFINISI
Alzheimer merupakan penyakit
kronik, progresif, dan
merupakan gangguan
degeneratif otak dan diketahui
mempengaruhi memori, kognitif
dan kemampuan untuk merawat
diri. (Suddart, & Brunner, 2002)
Alzheimer  merupakan penyakit degeneratif
yang ditandai dengan penurunan daya
ingat, intelektual, dan kepribadian. Tidak
dapat disembuhkan, pengobatan ditujukan
untuk menghentikan progresivitas penyakit
dan meningkatkan kemandirian
penderita. (Dr. Sofi Kumala Dewi, dkk,
2008)
ETIOLOGI
Belum ada penyebab yang pasti mengenai penyakit
ini, namun terdapat beberapa faktor presdisposisi
diantaranya :
1. Faktor genetik
2. Usia
3. Lingkungan
4. Imunologi
5. Trauma
Berlangsung lama dan bertahap, sehingga pasien dan
keluarga tidak menyadari secara pasti kapan
timbulnya penyakit.
Terjadi pada usia 40-90 tahun.
Tidak ada kelainana sistemik atau penyakit otak
lainnya.
Tidak ada gangguan kesadaran.
 Perburukan progresif fungsi bahasa, keterampilan
motorik dan persepsi.
 Riwayat keluarga Alzheimer, parkinson, diabetes
melitus, hipertensi dan kelenjar tiroid.(Dr. Sofi
Kumala Dewi, dkk, 2008 )

MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGI
mekanisme patofisiologis yang mendasari penyakit
Alzheimer adalah terputusnya hubungan antar bagian-
bagian korteks akibat hilangnya neuron pyramidal
berukuran medium yang berfungsi sebagai penghubung
bagian-bagian tersebut, dan digantikan oleh lesi-lesi
degeneratif yang bersifat toksik terhadap sel-sel neuron
terutrama pada daerah hipokampus, korteks dan ganglia
basalis. Hilangnya neuron-neuron yang bersifat kolinergik
tersebut, meneyebabkan menurunnya kadar
neurotransmitter asetilkolin di otak. Otak menjadi atropi
dengan sulkus yang melebar dan terdapat peluasan
ventrikel-ventrikel serebral.
DIAGNOSTIK TEST
a. Neuropatologi
b. Pemeriksaan Neuropsikologik
c. CT Scan dan MRI
d. Laboratorium darah
PENATALAKSANAAN MEDIS
Inhibitor kolinesterase : Untuk mencegah penurunan
kadar asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase
yang bekerja secara sentral
Thiamin: perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi
dibandingkan placebo selama periode yang sama.
Nootropik : memperbaiki fungsi kognisi dan proses
belajar.
Klonidin: Gangguan fungsi intelektual pada penderita
alzheimer dapat disebabkan kerusakan noradrenergik
kortikal.
Haloperiodol
Acetyl L-Carnitine (ALC) : meningkatkan aktivitas asetil
kolinesterase, kolin asetiltransferase. memperbaiki atau
menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif
PENGKAJIAN
1. Inspeksi: di dapatkan klien batuk atau penurunan
kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan
produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot
Bantu nafas.
2. Palpasi : Traktil premitus seimbang kanan dan kiri
3. Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh
lapangan paru
4. Auskultasi : bunyi nafas tambahan seperti nafas
berbunyi, stridor, ronkhi, pada klien dengan
peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk
yang menurun yang sering didapatkan pada klien
dengan inaktivitas.
Saraf I. Biasanya pada klien penyakit alzherimer tidak
ada kelaianan fungsi penciuman
Saraf II. Tes ketajaman penglihatan mengalami
perubahan, yaitu sesuai dengan keadaan usia lanjut
biasanya klien dengan alzheimer mengalami keturunan
ketajaman penglihatan
Saraf III, IV dan VI. Biasanya tidak ditemukan adanya
kelainan pada saraf ini
Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada
saraf ini.

PENGKAJIAN SARAF KRANIAL


Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas
normal
Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
berhubungan proses senilis serta penurunan aliran
darah regional
Saraf IX dan X. Kesulitan dalam menelan makanan
yang berhubungan dengan perubahan status
kognitif
Saraf XI. Tidak atrofi otot strenokleidomastoideus
dan trapezius.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada
satu sisi dan tidak ada vasikulasi dan indera
pengecapan normal
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan asupan nutrisi
tidak adekuat, perubahan proses pikir
2. Kurang perawatan diri (makan, minum,
berpakaian, Hygine) yang berhubungan dalam
perubahan proses berfikir
3. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan
dengan perubahan proses fikir
A S I H 
I M A K
TER

Anda mungkin juga menyukai