Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN KAPANEN JALAN NAFAS,

PERNAFASAN DAN MEBUKA JALAN NAFAS


MENGUNKAN ALAT OPA,NPA DAN TANPA
ALAT


Kelompok 9 :
Freska rahma putri
ridwan maulana
Miza aprinaldi

Dosen pembimbing : Ns. Hendra M.kep


PEMERIKSAAN KAPATENAN JALAN NAFAS


  Saluran Nafas Bagian Atas
a.  Rongga hidung
b.  Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba
Eustachius).
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut
dengan faring,terdapat pangkal lidah).
d.  Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran
udara dan aliran makanan).
Lanjutan

Saluran Nafas Bagian Bawah
a.  Laring
b.  Trakhea
c.   Bronkhi
d.  Epiglotis
PEMERIKSAAN PERNAFASAN

A. JALAN NAPAS (AIRWAY)



Airway merupakan komponen yang penting dari sistem pernapasan adalah
hidung dan mulut, faring, epigloti, trakea, laring, bronkus dan paru. Tanda-tanda
sumbatan pada jalan nafas yaitu:
1.      Bagian atas
a.       Snoring: suara seperti orang ngorok dimana pangkal lidah yang jatuh ke
belakang.
b. Gurgling: seperti orang berkumur dimana dikarenakan adanya cairan atau darah
c.  Stridor: terjadi karena uap panas atau gas yang mengakibatkan mukosa
bengkak ataupun jalan nafanya menjadi kasar.
2.      Bagian bawah
a. Rales
b. Wheezing: seperti suara biola dimana mengalami penyempitan di bronkus.
c. Stridor
Lanjutan
B. PERNAPASAN (BREATHING)

Bernapas adalah usaha seseorang secara tidak sadar/otomatis untuk melakukan
pernafasan. Tindakan ini merupakan salah satu dari prosedur resusitasi jantung paru
(RJP).
 Pernapasan dikatakan tidak baik atau tidak normal jika terdapat keadaan berikut
ini:
1.  Ada tanda-tanda sesak napas: peningkatan frekuensi napas dalam satu menit
2.  Ada napas cuping hidung (cuping hidung ikut bergerak saat bernafas)
3.  Ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)
4.  Warna kebiruan pada sekitar bibir dan ujung-ujung jari tangan
5.  Tidak ada gerakan dada
6.  Tidak ada suara napas
7.  Tidak dirasakan hembusan napas
8.  Pasien tidak sadar dan tidak bernapas
Lanjutan

Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan bila pernapasan
seseorang terganggu:
1. Cek pernapasan dengan melihat dada pasien dan
mendekatkan pipi dan telinga ke hidung dan mulut korban
dengan mata memandang ke arah dada korban (max 10
detik)
2.  Bila korban masih bernapas namun tidak sadar maka
posisikan korban ke posisi mantap (posisikan tubuh korban
miring ke arah kiri) dan pastikan jalan napas tetap terbuka
Lanjutan

Jika korban bernapas tidak efektif (bernapas satu-satu, ngap-ngap,
atau tidak bernapas):
1.  Aktifkan sistem gawat darurat (bila ada orang lain minta orang
lain untuk mencari atau menghubungi gawat darurat)
2.  Buka jalan napas dengan menengadahkan kepala korban dan
menopang dagu korban (head tilt dan chin lift)
3.  Pastikan tidak ada sumbatan dalam mulut korban; bila ada
sumbatan dapat dibersihkan dengan sapuan jari-balut dua jari anda
dengan kain dan usap dari sudut bibir sapu ke dalam dan ke arah
luar
Lanjutan

4.      Berikan napas buatan dengan menarik napas biasa lalu
tempelkan bibir anda ke bibir korban dengan perantaraan alat
pelindung diri lalu hembuskan perlahan >1 detik sambil jari
tangan anda menutup hidung korban .
5.      Berikan nafas buatan 2x lalu periksa denyut nadi korban
(menggunakan jari telunjuk dan jari tengah raba bagian
tengah jakun
6.      Bila ada denyut nadi maka berikan napas buatan dengan
frekuensi 12x/menit/1 tiap 5 detik sampai korban sadar dan
bernapas kembali dan selalu periksa denyut nadi korban
apakah masih ada atau tidak setiap 2 menit.
MEMBUKA JALAN NAFAS DENGAN ALAT (OPA,NPA) DAN TANPA
ALAT


 OROPHARYNGEAL AIRWAY ( OPA )
Manfaat OPA : Menahan lidah dari menutupi hipofaring. Sebagai
fasilitas suction dan mencegah tergigitnya lidah dan ETT
(Endotracheal Tub). Alat ini tidak boleh digunakan pada pasien sadar
atau setengah sadar karena dapat menyebabkan batuk dan muntah.
Lanjutan

 NASOPHARYNGEAL AIRWAY ( NPA )
Manfaat NPA : alat ini biasa nya digunakan pada pasien dalam
kondisi yang tidak sepenuhnya responsif namun masih memiliki
tanda – tanda kesadaran. Alat ini di pasang melalui lubang hidung
pasien
Lanjutan

2. Mebuka jalan nafas Tanpa alat
1.     Head Tilt / Chin Lift
yaitu Tehnik ini hanya dapat digunakan pada korban tanpa cedera kepala,
leher, dan tulang belakang.
a.   Letakkan tangan pada dahi korban (gunakan tangan yang paling dekat
dengan dahi korban).
b.  Pelan-pelan tengadahkan kepala pasien dengan mendorong dahi
kearah belakang.
c. Letakkan ujung-ujung jari tangan yang satunya pada bagian tulang dari
dagu korban. Jika korban anak-anak,
d.  Angkat dagu bersamaan dengan menengadahkan kepala.
e.  Pertahankan posisi ini.
Lanjutan

2.      Jaw Trust Manuver
Yaitu Tehnik ini menguras tenaga, namun merupakan yang
paling sesuai untuk korban dengan cedera tulang belakang.
Tahap-tahap untuk melakukan tehnik ini adalah:
a.    Berlutut diatas kepala korban.
b.   Cengkeram rahang bawah korban pada kedua sisinya
c.     Gunakan gerakan mengangkat untuk mendorong rahang
bawah korban keatas
d.   Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai