Anda di halaman 1dari 24

URGENSI KEAMANAN

PANGAN DI ERA GLOBAL


Oleh : Abdul salam
Disajikan pada MK Ketahanan dan Keamanan Pangan Lanjut
S2 Kesmas Konsentrasi Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UNHAS
Keamanan pangan : tuntutan
globalisasi
 World declaration and plan of action for
nutrition  International Conference on
Nutrition, FAO and WHO 1992

 We recognize that access to


nutritionally adequate and safe
food is a right of each individual.
Keamanan pangan : tuntutan
globalisasi
 “Uruguay round” 1994  WTO terbentuk pada 1995
 Setiap anggota WTO tidak boleh menolak masuknya
produk dari negara lain kecuali melanggar : SPS (Sanitary
and Phytosanitary) agreement dan TBT agreement
 Tuntutan konsumen modern berubah
 Asean economic community  2015
Apa itu SPS agreement ?
 Kesepakatan SPS bagian dari kesepakatan WTO yang berkaitan
dengan hubungan antara kesehatan dan perdagangan
internasional.
 Perlunya negara anggota WTO untuk tidak hanya melindungi dari
resiko yang disebabkan oleh masuknya hama, penyakit, dan
gulma, tetapi juga untuk meminimalkan efek negatif dari
ketentuan SPS terhadap perdagangan  karantina
 Secara prinsip  Anggota WTO tidak seharusnya menggunakan
ketentuan SPS yang tidak diperlukan, tidak berdasarkan pada
pertimbangan ilmiah, tidak mengada-ada, atau secara
tersembunyi (tersamar) membatasi perdagangan internasional.
Apa itu TBT agreement ?

 Technical Barriers to Trade = Perjanjian tentang Hambatan


Teknis Perdagangan
 Tujuan  memastikan agar regulasi, standar, pengujian,
dan prosedur sertifikasi teknis tidak menjadi hambatan
yang tidak perlu bagi perdagangan.
 Perjanjian ini melarang penggunaan persyaratan teknis
untuk membatasi perdagangan  boleh utk hambatan
teknis yang memiliki tujuan yang sah, ex. perlindungan
konsumen atau lingkungan.
Dampak kebijakan impor bahan pangan
terhadap keamanan pangan nasional

 Sejak Indonesia ikut APEC dan menjadi anggota WTO


Indonesia dipaksa harus membuka keran impor
 Indonesia harus mengikuti aturan WTO dan perjanjian
perdagangan dunia yaitu TBT Agreement dan SPS Agreements
 Indonesia dipaksa mengeluarkan berbagai regulasi dan
deregulasi terkait impor bahan pangan seperti penghapusan
tarif, kuota dan aturan lain yang menghambat masuknya
produk dari luar
 Ketidaksiapan system pengawasan terhadap pangan yang
masuk berakibat rawannya keamanan pangan masyarakat
Sisi positif AEC / MEA
 Terbukanya lapangan pekerjaan, karena bisa bebas
bekerja di negara dalam kawasan ASEAN.
 Kerja sama ekonomi antarnegara dapat menarik para
investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia 
menambah lapangan kerja baru  pengangguran
berkurang
 Untuk dapat bersaing dengan tenaga kerja negara
lain, akan memotivasi tenaga kerja Indonesia untuk
lebih banyak lagi belajar.
 Pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar,
dorongan peningkatan efisiensi dan daya saing.
Sisi negatif AEC / MEA

 Alih teknologi memberi peluang masuknya tenaga


kerja asing ke Indonesia  tenaga kerja Indonesia
menjadi tersingkir  banyaknya pengangguran.
 Serbuan produk asing dapat mengakibatkan
kehancuran sektor-sektor ekonomi yang diserbu.
 Barang-barang produksi dalam negeri terganggu
akibat masuknya barang impor yang dijual lebih
murah dalam negeri yang menyebabkan industri
dalam negeri mengalami kerugian besar.
 Munculnya ketergantungan dengan negara maju.
Strategi menghadap AEC / MEA
 Meningkatkan ekspor dari mayoritas bahan mentah dari sumber
daya alam menjadi barang jadi, tetapi hal itu harus disertai
dengan kebijakan membangun teknologi tinggi serta industri
padat modal untuk mengolah mineral tersebut.
 Peningkatan mutu tenaga kerja terampil di sektor produk dan
jasa juga perlu mendapat perhatian serius sebab Indonesia
kalah jauh dari tenaga kerja dari negara-negara ASEAN lainnya.
 Menyokong dan memberdayakan UKM (Usaha Kecil Menengah).
 Sosialisasi yang merata kepada elemen masyarakat Indonesia
Dampak globalisasi dan MEA
terhadap risiko keamanan pangan
Bandingkan dengan pangan lokal
Aliran pangan
bebas dari
negara2 ASEAN

Sistem
Belum ada UU Risiko pengawasan tidak
keamanan keamanan equivalen antara
pangan ASEAN negara ASEAN

Belum ada UU Sistem pengawasan


perlindungan keamanan, manajemen
konsumen pengawasan, inspeksi,
informasi edukasi, lab uji
Dominasi import pangan

 Sekitar 60-80% buah yang dijual di


supermarket Indonesia adalah produk import
 Konsumen menjauhi produk local (imported
minded)
 Kebijakan impor komoditas melonjak menjadi
70% untuk seluruh komoditas pertanian dari
sebelumnya 20-30%.

VS
Ancaman keamanan pangan

 WHO 2015  masih terdapat sekitar 2 jt korban


meninggal dunia setiap tahunnya akibat makanan dan
minuman yang tidak aman
 Korban pangan tidak aman ini terutama adalah anak-
anak, yang mencapai angkat 1.5 jt anak meninggal
setiap tahunnya yang sebagian besar karena
makanan dan minuman yang tercemar.
 BPOM RI 2016  KLB keracunan pangan yang
dilporkan telah menyebabkan 5.673 terpapar, 3351
orang sakit dan 7 orang meninggal dunia.
 Selain berkaitan erat dengan kesehatan, secara lebih
umum keamanan dan mutu pangan juga erat berkaitan
dengan kualitas sumber daya manusia dan daya saing
bangsa.
 Terkait dengan kualitas SDM  anak indonesia yang harus
cerdas dan sehat.
 Langkah paling penting untuk hal ini adalah dengan
memastikan pemenuhan asupan pangan aman dan
bergizi pada anak sejak dalam kandungan atau yang
dikenal 1000 HPK
Hariadi P, 2015
 Periode 1000HPK adalah masa paling rentan dalam
perkembangan manusia,
 Bila asupan pangan yang tdk aman dan atau tidak
bergizi cukup akan memberikan konsekuensi jangka
panjang terhadap pertumbuhan, perkembangan dan
kesehatan manusia.
 Konsumsi pangan tidak aman, akan menyebabkan
berbagai masalah kesehatan seperti diare dan infeksi
yang akan semakin mempersulit pemanfaatan gizi oleh
tubuh
 Secara fisik, konsekuensi ini akan menghasilkan bayi
Langkah intervensi strategis
mencegah stunting
 Perbaikan pola makan
 Perbaikan pola asuh
 Perbaikan sanitasi dan akses air bersih

Perbaikan pala makan dilakukan antara lain untuk memperbaiki akses


terhadap makanan dari segi jumlah, kualitas gizi dan keragaman
Keamanan dan mutu pangan di rumah tangga sangat
dipengaruhi oleh rantai pasok pangan (from farm to table)
Penutup

 Penyakit yang ditularkan makanan memiliki biaya sosial


dan ekonomi yang signifikan dan dapat menimbulkan
komplikasi.
 Situasi yang terjadi dapat menyebabkan lingkaran setan;
banyak jalan untuk menanggulanginya melalui tindakan
pencegahan.
 Untuk melindungi rakyat Indonesia pemerintah perlu
semakin memantapkan sistem keamanan pangan
nasional yang terpadu mulai dari tingkat produksi sampai
konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai