Anda di halaman 1dari 90

Fraktur

Futhri Rifa Zaimsyah, S.Tr.Ft., M.Physio


DIII Fisioterapi
Universitas Abdurrab Pekanbaru
Fraktur
• Fraktrur adalah suatu
keadaan dimana terjadi
pemutusan hubungan
antara elemen-elemen
tulang (discontiunitas),
baik secara komplit
maupun tidak komplit.
• Fraktur dapat disebabkan
oleh trauma atau tenaga
fisik .
Proses Fraktur

1. Trauma langsung
– Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada
tulang dan terjadi pada daerah tekanan.
– Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jar
lunak ikut mengalami kerusakan
2. Trauma tidak langsung
– Kondisi trauma yang dihantarkan ke daerah yang lebih jauh
dari daerah fraktur.
– Cth; jatuh dengan posisi tangan ekstensi dapat
menyebabkan fraktur klavikula
– Pada keadaan ini biasanya jar lunak tetap utuh
Klasifikasi Fraktur
1. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan)
2. Berdasarkan komplit atau tidak komplit fraktur
3. Berdasarkan bentuk garis patah
4. Berdasarkan jumlah garis patah
5. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang
6. Berdasarkan posisi fraktur
1. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang
ditimbulkan)
• Fraktur tertutup (closed fraktur):
Fraktur dimana kulit tidak ditembus
oleh fragmen tulang sehingga lokasi
fraktur tidak tercemar oleh
lingkungan atau tidak kontak
dengan bagian luar
• Fraktur terbuka (open fracture):
Fraktur yang mempunyai hubungan
dengan dunia luar melalui luka
pada kulit dan jaringan lunak, dapat
berbentuk dari dalam (from within)
atau dari luar (from without)
2. Berdasarkan komplit atau tidak komplit fraktur

• Fraktur komplit: bila garis • Fraktur inkomplit: bila garis


patah melalui seluruh patah tidak melalui seluruh
penampang tulang atau penampang tulang
melalui kedua korteks tulang a. Hair line fraktur (retak
rambut)
b. Buck/ Torus (lipatan dari
satu korteks dgn kompresi
tulang spongiosa
dibawahnya
Komplit Buck Green Stick c. Green stick (angulus,
pada tulang panjang)
3. Berdasarkan bentuk garis patah

• Fraktur Tranversal: arahnya melintang pada tulang


• Fraktur Oblik: arah garis patah membentuk sudut
• Fraktur Spiral: garis patah berbentuk spiral
• Fraktur Kompresi
• Fraktur Avulsi: akibat trauma tarikan
4. Berdasarkan jumlah garis patah

• Fraktur komunitif: garis patah lebih dari satu &


saling berhubungan
• Fraktur segmental: garis patah lebih dari satu
& tidak berhubungan
• Fraktur multiple: garis patah lebih dari satu &
tidak pada tulang yang sama
5. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang
• Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis
patah lengkap tetapi kedua fragmen tidak
bergeser
• Fraktur Displaced (bergeser): terjadi
pergeseran fragmen tulang
6. Berdasarkan posisi fraktur

• 1/3 Proksimal
• 1/3 Medial
• 1/3 Distal
Penyebab Fraktur
1. Fraktur traumatic
• Disebabkan oleh trauma yg tiba2 mengenai tulang dengan
kekuatan yang besar. Tulang tidak mampu menahan
trauma tersebut sehingga terjadi fraktur
2. Fraktur patologis
• Disebabkan oleh kelemahan tulang sebelumnya akibat
kelainan patologis didalam tulang.
• Fraktur patologis tjd pada daerah2 tulang yang telah
menjadi lemah karena tumor atau proses patologis lainnya
3. Fraktur stress
• Disebabkan oleh trauma yg terus menerus pada suatu
daerah tertentu
• Faktor2 penyembuhan fraktur;
1. Umur penderita
2. Lokasi dan konfigurasi fraktur
3. Pergeseran awal fraktur
4. Vaskularisasi pada kedua fragmen
5. Reduksi serta imobilisasi
6. Waktu imobilisasi
7. Ruang diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan
lunak
8. Adanya infeksi dan keganasan local
9. Cairan sinuvial
10. Gerak aktif dan pasif pada anggota gerak
11. Nutrisi
12. Vitamin D
• Komplikasi Fraktur;
A. Komplikasi Awal
1) Syok
• Tjd karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler
yang bisa menyebabkan penurunan oksigenasi
2) Kerusakan arteri
3) Sindrom Kompartemen
• Terjebaknya otot tulang saraf dan pembuluh darah dalam jar parut akibat
pembengkakan dr edema atau perdarahan yang menekan otot saraf dan
pembuluh darah
• Jarang tjd pada fraktur bagian tengah tulang, biasanya pada fraktur yang
berdekatan dengan persendian.
4) Infeksi
5) Avaskular nekrosis (AVN)
• Aliran darah ke tulang rusak  nekrosis jar tulang
6) Sindrom emboli lemak (FES)
• Sel2 lemak yang dihasilkan sumsum tulang kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah.
B. Komplikasi Lama;
1) Delayed Union
• Gagal berkonsolidasi
sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan tulang
untuk sembuh
• Tidak sembuh dalam 3-
5 bulan (3 AGA, 5 AGB)
2) Non Union
• Fraktur tidak sembuh 6-
8 bulan
• Tidak tjd konsolidasi
3) Mal Union
• Fraktur sembuh pada
saatnya
• Terdapat deformitas 
angulasi, varus/valgus,
pemendekan dll
Fase Penyembuhan Tulang

1. Fase 1 Inflamasi: segera setelah terjadi patah tulang,


terbentuk bekuan darah dalam subperiostenum &
jaringan lunak. Terjadi 2 – 3 minggu.
2. Fase 2 Proliferasi: pembentukan benang fibrin dalam
darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, serta
invasi fibroblas dan osteoblas. Dimulai pada minggu ke
2 – 3 setelah terjadinya fraktur dan berakhir pada
minggu ke 4 – 8
3. Fase 3 Osifikasi: pembentukan kalus kartilago &jaringan
4. Fase 4 Remodeling: korteks mengalami revitalisasi
Gejala klinis yang tampak adanya fraktur
- Adanya riwayat trauma
- Nyeri, oedem, tenderness
- Perubahan bentuk/deformity
- Hilangnya fungsi sendi terdekat
- Adanya gerak abnormal
- Adanya krepitasi

Pemeriksaan fraktur
• Radiologi
• Inspeksi
• Kondisi umum pasien
Pemeriksaan & Pengukuran

• Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan gerak


Vital sign • Pemeriksaan
Inspeksi isometric
Palpasi • Pengukuran nyeri
Perkusi • Pengukuran LGS
Auskultasi
• Pengukuran
Kemampuan
Fungsional
• Kekuatan otot
Penanganan medis fraktur
• Konservatif
Gips & Spalk
Traksi (skin traksi dan skeletal traksi)
Splinting (balutan)
• Operatif
Open Reduksi Internal Fiksasi (ORIF)
Open Reduksi Externak Fiksasi (OREF)
Arthroplasty
Ampute
Tendon lengthening
Arthodesis
Corection
Remofal of implan
Spalk & Gips
• Spalk dapat digunakan pada pertolongan pertama
saan terjadi fraktur, tujuannya adalah memberikan
fiksasi pada lokasi fraktur sehingga kondisi bisa dijaga
untuk tidak menjadi lebih parah, pada prinsipnya
pemasangan spalk harus melewati persendian yang
berada di bagian proksimal dan bagian distal lokasi
fraktur.
• Prinsip gips:
 Hanya untuk kondisi fraktur ringan (simple dan
kondisi kontra indikasi bedah)
 Awali observasi luka terbuka (separuh gips kemudian
sirkuler)
 Harus melewati satu sendi di sisi proksimal dan satu
sendi di sisi distal
 Tidak untuk aktivitas selama proses penyambungan
 Untuk mengurangi nyeri dan mencegah adanya
komplikasi
Traksi (skin traksi dan skeletal traksi)
Open Reduksi Internal Fiksasi (ORIF) &
Open Reduksi Externak Fiksasi (OREF)
• Open Reduksi Internal • Open Reduksi Externak
Fiksasi (ORIF) Fiksasi (OREF)
• Adalah penganan fraktur • Adalah penganan fraktur
dengan melakukan tindakan dengan melakukan tindakan
operasi dan fiksasi yang operasi dan fiksasi yang
digunakan berada di dalam digunakan berada di luar
tubuh, seperti plate, screw, tubuh, seperti ilizarov.
wire, dan intramedula nail.
Jenis-jenis alat bantu
1
2 4 5

Kursi Roda Lumbal korset Walker


Tripod Monopod

6
8 9
7
10

Mitela
Kolar
Kruk TLSO Deker
• Diagnosa fisioterapi pada fraktur
- Impairment
Nyeri (sifat dan lokasi)
Keterbatasan lingkup gerak sendi
Penurunan kekuatan otot
Potensi atrofi otot
Petensi kontraktur
- Functional limitation
Keterbatasan aktivitas

• Program fisioterapi
- Jangka pendek
Ditujukan untuk menangani impairment
- Jangka panjang
Ditujukan untuk functional limitation

• Teknologi intervensi fisioterapi


- Pemilihan/penentuna modalitas: Anternatif terpilih (praktis, aplikatif dan evaluatif)
- Pemilihan/penentuan teknik pelaksanaan: Tingkat derajat aktualitas patologis pasien
- Penentuan dosis latihan: Kondisi umum saat intervensi
- Penentuan pengulangan terapi dan home pragram
- Evaluasi hasil terapi
Fractures of The Upper Limb
1. F# Clavicula
• During Immobilization
 Sling/strapping/ bandage
 Shoulder held in ABD,IR,
90 Fleksi elbow
 No ROM/strengthening exc
to shoulder
 Unaffected arm used for
ADL
 Px is advised initially to
sleep on a reclining chair &
in later stages to roll over
the unaffected side to
come to upright position
 Weight bearing not
permitted
 Full ROM exc to wrist,
hand and digits
• 2nd week
Gentle pendulum exc to shoulder in sling
and gentle isometrics to deltoid
• During mobile
4th week gradual shoulder mobile
6th week gentle active shoulder move gravity
eliminated pendulum exc, isometric to deltoid
and rotator cuff
Non weight bearing
Px is permitted use affected hand for ADL
• 8th week
 Passive to active assisted exc in all planes
 Resisted exercise
 Gradual weight bearing is allowed
 8th-12th full active motion, isometric, isotonic,
resisted, full weight bearing normal use of
hand
2. F# scapula
• During immobile (limb is support in
sling – 2week)
1-2 week; thermotherapy to reduce pain
Isometric to shoulder muscle
During mobile (after 2 week) similar to
clavicle management
3. F# greater tuberosity of humerus
• During immobile ;
Limb is support in a sling for 1-2 weeks
Active move for elbow wrist and finger
• During mobilization
Sloulder mobilization started as soon as pain
diminished
Full movement can be regained in a few weeks
4. F# shaft Humerus
• During immobile (POP U-Slab)
 First 6-8 week ; cek the limb for presence Radial nerve
injury
 Strong wrist and finger movement
 Isometric deltoid trieps, biceps
• During mobile
 8 week onward ; longer period of immobile
results in stiff and painfull shoulder
 Be4 shoulder mobile, a pain relieve by using
TENS mWd US
 1st day ; self assisted or passive ROM axc in
small range
 Progress to codman’s pendular exce
 Relax passive self stretching of abd-elevasi &
fleksi-elevasi in supine lying
 Active  self resisted resisted exc ( weight
dumbels, weight belt, pulley)
 Use of shoulder wheel
5. Supracondilar F# humerus
• During immobile
 Managed either by
manipulation w/ close
reduction or dunlop
traction
 Vigorous, strong full rom
free joint
• During mobile
 3 week onwards
 Accurate evaluation of
rom at elbow and
forearm
 Thermotherapy
 Active assisted
 Relax swinging of elbow
flexion w/ supine & elbow
eks w/ prone
• Caution !
Vigorous passive move and passive stretching at
the end of the limitation or any kind of massage
should be forbidden to prevent Myositis
Ossificant
6. F# colles
Is a distal fracture of the radius in the forearm w/
dorsal (posterior) displacement of wrist and hand
• During immobile in below elbow cast (4-6 week)
First 3 week ; elevasi hand above elbow & elbow above
shoulder
Full rom elbow and shoulder
Adjuncts like moist het pack, ir, ice massage tens
• During mobile
3-6 week ; thermotherapy to induce rtelax  paraffin,
hoy packs
Small range wrist mobilization
Exc to improve wrist flek eks
Exc to improve pron sup
7. F# smith’s
• Same as in colles fracture
Fractures of Lower Limbs
1. Fracture of Pelvis
A. Isolated Fractures of Ilium, Pubis Rami and Sacroiliac
Subluxation
– These are closed, stable injuries (don’t need specific
physiotherapy)
– During bed rest, Full range ankle toe movements, isometrics
( Quadriceps, Hamstring, Glutei)
– Active/resisted exc upper limbs
– Gradual weight bearing (After Immobilization period)
– If pain still persist  Heat therapy
B. Fracture of Pelvis with disruption of pelvic ring
– During immobilization it is as same like isolated fracture of ilium, public rami
and sacroiliac subluxation
– During mobilization, iniatially mobility and strengthening exc to lower limbs
– Progress to sitting and assisted standing
– Weight bearing and walking in parallel bar
– Postural training for functional movements like sitting, getting up, turning to
be taught
– Patient should attain full function within 8-10 weeks
2. Fracture Neck of Femur

conservative
Plaster of Paris boot and
Skin traction 4-6 weeks
Bar

a. During Immobilization;
– Adequate chest Physiotherapy to avoid respiratory complications
– Checks to assure correct positioning of the limbs (avoid Rotation)
– Ankle toe movement and resisted exc to other joint
– Strong isometric to quadriceps, hamstring, hip ekstensor, hip adductor
– Initiate early knee mobilization
– Initiate sitting in the bed at earliest
– Site of skeletal traction pin should often be inspected for infection/lossening
b. During mobilization
– Weight transfer and brief period of FWB on affected leg ( when
FWB allowed)
– Kneel standing to be progressed to kneel walking
– PRE exc to quad, hams, glutei
– By 8-12 weeks, patient should be functionally independent
Post
A. During
Surgicalimmobilization (1-10 day)
– Deep breathing and coughing techniques
– Vigorous ankle - toe movements with isometrics
to quad,hams,glutei
– Proper positioning of the limb on the bed (knee
straight or slightly bent & limb in neutral rotation)
B. During mobilization (After 10 days)
– Relaxed Passive Movement
– CPM to initiate gradual hip and knee ROM
– Progressive active assisted flexion ROM (Heel drag)
– Assisted abduction
– Assisted SLR
– Knee swinging (knee at the edge of the bed)
– FWB is deffered till 12th weeks
3. Intertrochantric Fracture of Femur

• Conservative
and Post
Surgical
rehabilitation is
same as in
fracture neck of
femur
4. Fracture Shaft of Femur
• During
immobilization
is same as in
fracture neck of
femur
• During mobilization
– Early knee mobilization & isometrics to quad,
hams,
– Mobilization of hip and knee by 2-3 weeks
(Intermedulary nailing)
– Strengthening quad to achieve SLR by 2-3 weeks
– PWB to be initiated within 6-8 weeks & FWB by 12
weeks
5. Supracondilar Fracture of Femur

• During immobilization (1 week)


– Thomas splint
– Limb elevation, pressure
bandage (for swelling) isometrics
quad and hams
– Strong ankle-toe movements
• During mobilization ( after 1 week)
– Gradual, relaxed passive knee mobilization
– Thermo/cryotherapy  reduce pain
– Control mobilization using CPM
– Self assisted relax knee swings
– NWB Crutch walking
– Comfortable knee flexion beyond 90 degrees (by 4-6 weeks)
– All programmes made vigorous to gain maximum ROM and strength
– PWB is initiated after 9 weeks
– FWB is permitted by 8-12 weeks
6. Fracture of Patella

A. Undisplaced fracture (plaster cast for 3-4 weeks)


– Static quadriceps within Plester of Paris (POP) with assisted
SLR initiated immediately
– Weight bearing with crutch walking started from 2nd day
– POP is removed after 4-6 weeks & knee flexion initiated
using CPM
– Thermo/cryotherapy  reduce pain
– Correct weight bearing and gait to avoid limp
B. Displacement fracture
• During Immobilization (1-10 days)
• Limb in POP should be elevated by using pillow
• Vigorous ankle- toe movements and relaxed passive
movement to hip
• Static quadriceps to be deferred till 3-4 day
• Gradual SLR to begin by 3-4 day
• NWB crutch walking as pain subsides
• During Mobilization (10th days onwards)
– Strong isometric quad
– Passive movements
– Gradual WB after 6 weeks
– Patient must gain adequate knee ROM and strength
by 6-8 weeks
– Full ROM by 8-12 weeks
Fractures of the spine

Yose Rizal
Normal Spinal Anatomy
Cervical
• Badan
(Corpus)
vertebra kecil
 ringan
• Permukaan
sendi yang
luas  ROM
Thoracal

• Bantalan atau
tempat
menumpunya
tulang costae
• Dirancang agar
tetap kaku dan
lurus
Lumbar Vertebrae

• Weight bearing
vertebrae
• Lamina, facets,
prosesus
spinosus adalah
bagian umum di
posterior
Spinal ligaments
• Intrasegmental
1. Ligamentum flavum
2. Intertransverse
ligament
3. Interspinous ligament
• Intersegmental
1. ALL
2. PLL
3. Supraspinous ligament
Epidemiology
• Incidence: 10,000 kasus baru/tahun
• Prevalence: 191,000 kasus dan semakin
meningkat
• Kejadian utama: laki2, masa produktif
• Biaya : $ 5.6 billion/tahun di AS
Common Mechanisms
1. Compression
2. Flexion
3. Extension
4. Rotation
5. Lateral bending
6. Distraction
7. Penetration
Hal2 yang dicurigai trauma/fraktur
spinal
1. Deselerasi mendadak jatuh
2. Cedera kompresi (menyelam, jatuh dgn landing atas
kaki / pantat)
3. Trauma tumpul yang signifikan  (sepak bola, hoki,
snowboarding, jet ski)
4. Mekanisme yang sangat keras (ledakan,
runtuhan,Sambaran Petir)
5. Pasien tidak sadar
6. Defisit neurologis
7. Nyeri spinal
Penanganan
1. Immobilisasi
2. Evakuasi
3. Pemeriksaan
4. Tindakan
5. Rehabilitasi
Fisoterapi
• PROTECTION 
PRIORITY
• DETECTION 
SECONDARY
Diagnosis
1. Inspeksi dan palpasi :
Occiput s/d Coccygis
– Tenderness  nyeri
– dislokasi vertebra
– bengkak, memar
– Spasme
2. Neurological
assessment;
– Sensation
– Motor function
– Reflexes
Klasifikasi pada Spinal Cord Injury
• Menurut American Spinal Injury Association:
1. Frenkle A : Hilangnya seluruh fungsi motorik dan
sensorik hingga level terbawah.
2. Frenkle B : Hilangnya seluruh fungsi motorik dan
sebagian fungsi sensorik di bawah tingkat lesi.
3. Frenkle C : jika lebih dari separuh kekuatan otot yang di
tes dengan MMT memilki nilai kurang dari 3.
4. Frenkle D : jika lebih dari separuh kekuatan otot yang di
tes dengan MMT memiliki nilai lebih atau sama dengan
3.
5. Frenkle E : Fungsi motorik dan sensorik normal (tidak
ada defisit neurologis).
Frankel Grading
Pemeriksaan Radiography
Komplikasi
1. Skin Breakdown  disebabkan karena penekanan (posisi statis), gangguan sensori dan
gangguan vaskularisasi,
2. Osteoporosis disebabkan karena tidak ada aktivitas otot dan penumpuan berat badan,
3. Pneumonia,
4. Heteropic Ossification yaitu penulangan pada sekitar sendi, biasa terjadi pada sendi besar
seperti hip, knee atau shoulder, resiko terjadi kaku sendi dan penyatuan sendi,
5. Spasticity,
6. Autonomic dysreflexia yaitu dapat terjadi pada pasien dengan lesi di atas level T6 atau T7,
diduga karena terputusnya otonom yang mengontrol tekanan darah dan fungsi jantung
dapat berakibat hipertensi,
7. Deep Vein Thrombosis (DVT) atau emboli paru,
8. Cardiovascular disease,
9. Syringomyela merupakan pembesaran canalis centralis dari med spinalis pasca trauma,
terjadi pada 1-3% pasien SCI,
10.Respiratory Dysfunction and Infection,
11.Neuropatic/Spinal Cord Pain yaitu kerusakan dari tulang vertebra, medulla spinalis, saraf
tepi, dan jaringan di sekitarnya bias menyebabkan hal ini. Bisa berupa nyeri pada akar saraf
yang tajam seperti teriris dan menjalar sepanjang prjalanan saraf tepinya, bahkan terjadi
phantom limb pain.
Fisioterapi

1. Exercise therapy • Avoid


– Latihan pernapasan – Bending
(Breathing Exercise) – Lifting  lebih 5 pound
– Latihan gerak pasif – Twisting
– Latihan gerak aktif – Kurangi aktifitas
2. Perubahan posisi mendorong dan menarik
( change position)  – Duduk 45-60 menit
Log Roll
3. Bladder training
4. Latihan fungsional
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai