Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN

KEPERAWATAN BAYI
BARU LAHIR

Oleh
Dra. Yosephin Sari Pairunan, A.Kep, M.Kes
Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam
beberapa hari pertama, bayi tampak semi
koma saat tidur ; meringis atau tersenyum
adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir,
untuk menilai status kesehatan bayi dalam
kaitannya dengan pernapasan dan peredaran
darah dapat digunakan metode APGAR Score.
Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi
denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut
jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran),
dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur)
sampai 180 kali/menit (menangis).
Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar
antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau
pada rektal.
Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan
biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada
telapak tangan, kaki dan selangkangan.
Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak
berwarna putih kekuningan terutama di
daerah lipatan dan bahu yang disebut
verniks kaseosa.
.
Keadaan dan Kelengkapan
Ekstremitas

Dilihat apakah ada cacat bawaan


berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada
semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang
anus (rektal) dan jenis kelamin
Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri
dan satu vena umbilikalis.
Keadaan tali pusat harus kering,
tidak ada perdarahan, tidak ada
kemerahan di sekitarnya.
Refleks
Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan
yang mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan
terbuka.
Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak
tangan dirangsang akan memberi reaksi seperti
menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang
akan memberi reaksi.
 Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada
bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan
menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting
susu.
Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke
dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi
mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui
10% dari berat badan lahir. Berat badan
lahir normal adalah 2500 sampai 4000
gram.
Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang
berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium
akan mulai keluar dalam 24 jam
pertama.
Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar lengan atas dan panjang badan
dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar
kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-
bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan
atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal
48-50 cm.
Diagnosa
1. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan refleks hisap tidak adekuat.
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan
jumlah lemak.
3. Resiko tinggi terjadi infeksi
berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih
basah.
4. Resiko tinggi kekurangan volume
cairan berhubungan dengan hilangnya
air (IWL), keterbatasan masukan
cairan.
5. Kurangnya pengetahuan orangtua
berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
Perencanaan
Diagnosa 1
Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.


Kriteria hasil:
• Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB
lahir.
• Intake dan output makanan seimbang.
• Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1. Timbang BB setiap hari.
2. Auskultasi bising usus, perhatikan
adanya distensi abdomen.
3. Anjurkan ibu untuk menyusui pada
payudara secara bergantian 5-10 menit.
4. Lakukan pemberian makanan tambahan.
5. Observasi bayi terhadap adanya indikasi
masalah dalm pemberian makanan
(tersedak, menolak makanan, produksi
mukosa meningkat).
Diagnosa 2
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah
lemak.
Tujuan
perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
• Suhu tubuh normal 36-370 C.
• Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak
ada tremor, sianosis dan pucat.

Rencana tindakan:
 Pertahankan suhu lingkungan.
Diagnosa 3
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan
trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali pusat
masih basah.

Tujuan :
Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil:
• Bebas dari tanda-tanda infeksi.
• TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-
60x/menit
• Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
1. Pertahankan teknik septic dan aseptic.
2. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah
mandi satu kali perhari.
3. Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari
tanda-tanda infeksi.
4. Infeksi kulit setiap hati terhadap ruam atau
kerusakan integritas kulit.
5. Ukur TTV setiap 4 jam.
6. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
Diagnosa 4
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan
cairan.

Tujuan
kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria hasil:
• Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang
ditandai
• dengan output kurang dari 1-3ml/kg/jam.
• Membran mukosa normal.
• Ubun-ubun tidak cekung.
• Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :

1. Pertahankan intake sesuai jadwal


2. Berikan minum sesuai jadwal
3. Monitor intake dan output
4. Berikan infuse sesuai program
5. Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran
mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata
Diagnosa 5
Kurangnya pengetahuan orangtua
berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.

Tujuan
Orang tua mengetahui perawatan pertumbuhan
dan perkembangan bayi

Kriteria hasil:
• Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi.
• Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi.
Rencana tindakan:
1. Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan diskusi fisiologi,
alasan perawatan dan pengobatan.
2. Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode
pertama.
3. Lakukan pemeriksaaan bayi baru lahir saat orang tua
ada.
4. Berikan informasi tentang kemampuan interaksi bayi
baru lahir.
5. Libatkan dan ajarkan orang tua dalam perawatan bayi.
6. Jelaskan komplikasi dengan mengenai tanda-tanda
hiperbilirubin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai