Anda di halaman 1dari 23

KANTOR & LINGKUNGAN KANTOR

STIKOM – THE LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS


KANTOR
Dari pengertian tersebut, kantor bisa dipandang sebagai :

☻Satuan/Unit Organisasi
terdiri atas tempat, personalia dan operasi ketatausahaan
dalam membantu pimpinan

☻Pusat kegiatan usaha


● titik awal instruksi/perintah
● tempat menyimpan berbagai dokumen
● tempat merencanakan berbagai kegiatan
● tempat mengamati arus peredaran uan
● tempat menjalankam kegiatan administrasi

☻ Administrasi Perkantoran
segenap kegiatan yang dijalankan dalam menyelenggarakan perkantoran
guna membantu pimpinan organisasi dalam pengambilan keputusan dan
pencapaian tujuan organisasi
Prof. Prajudi Atmosudirdjo :

☻ berasal dari bahasa Belanda


kantoor yang diartikan sebagai :

a. Ruang, Kamar Kerja atau Ruang Tulis.


b. Markas atau Ruang (kompleks) tempat seorang
pengusaha beserta stafnya menjalankan aktivitas
utamaya.
c. Biro atau tempat kedudukan pimpinan administrasi,
d. Instansi, badan, jawatan, perusahaan.
☻ dalam bahasa Inggris
Office yang bisa diartikan sebagai :
a. Kewajiban, tugas, fungsi (duty, task, function).
b. Jabatan (tenure of official position).
c. Markas atau ruang di mana seorang pengusaha dan stafnya
menjalankan aktivitas utamanya (quarters or staff or collective
authority of company, government, department).
d. Jasa pelayanan (service, kind help)
e. Tugas pekerjaan, komposisi dari urusan–urusan tertentu (the
work which it is some body’s duty to do, work, and duties).
f. Tempat, gedung yang dipakai sebagai pusat tempat kerja tata
usaha (place, building, rooms, of business and clerical work).
Di Indonesia, “kantor” diartikan sebagai
TEMPAT, RUANGAN & PROSES
KEGIATAN PENANGANAN DATA/INFORMASI.
a, Tempat atau ruangan penyelenggaraan kegiatan
pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penggandaan,
penyimpanan dan pendistribusian data / informasi.

b. Proses penyelenggaraan kegiatan pengumpulan,


pencatatan, pengolahan, penyimpanan dan
pendistribusian / penyampaian data / informasi.

c. Sarana Pemusatan Kegiatan


yang bersifat Administratif
atau manajerial
PENGUMPULAN
STATIS
TEMPAT, PENCATATAN
RUANGAN SASARAN UTAMA
PENGOLAHAN
KEGIATAN PERKANTORAN
PENGGANDAAN

MANAJEMEN
FUNGSI
DINAMIS PENDISTRIBUSIAN PENANGANAN
KANTOR DATA/INFORMASI
PROSES PENYIMPANAN
KEGIATAN

FUNGSIONAL PEMUSATAN
KEGIATAN
SARANA
ADMINISTRATIF,
MANAJERIAL,
FASILITATIF
FUNGSI KANTOR

Agar karyawan dan manajemen bekerja secara efektif dan


produktif, suatu kantor, sebagai suatu lingkungan kerja
harus diciptakan dan dikondisikan menjadi
tempat yang aman dan nyaman untuk bekerja

Suatu lingkungan yang aman dan nyaman


akan menghasilkan angkatan kerja yang lebih produktif,
dengan demikian meningkatkan kinerja perusahaan

Kondisi yang aman dari suatu tempat kerja


merupakan tanggungjawab bersama, baik pekerja
maupun pemberi kerja
PERSYARATAN DASAR AREA KERJA

Kenyamanan
Mebel
Keamanan dokumen
Perabot
Efisiensi
Dekorasi
Konsentrasi

Kenyamanan
Ruangan Keamanan
KEAMANAN
Privasi KESELAMATAN
KERJA
(K3)
Pola Tradisional
Terbuka
Lanskap
Penerangan
Kehangatan Kenyamana
Ventilasi n
Kenyamanan Keamanan
Kesejahteraan Keselamatan
KESELAMATAN KERJA
Undang-undang Nomor I Tahun 1970
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas


keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional
b. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja terjamin pula
keselamatannya
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efisien
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja;
e. bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang
yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan
teknologi
KEWAJIBAN MAJIKAN & BAWAHAN

Tanggungjawab pemberi kerja :

☻ Memastikan kesehatan, keamanan, dan


kesejahteraan pekerja
☻ Mempersiapkan dan meng-update pernyataan
tertulis mengenai kebijakan kesehatan dan
keselamatan perusahaan
☻ Mengijinkan serikat buruh yang diakui untuk
menunjuk wakilnya yang telah dipilih di bidang
keamanan
Disisi yang lain, karyawan dituntut
tanggungjawabnya untuk :

☺ Mengambil langkah sewajarnya untuk kesehatan


dan keselamatan diri sendiri dan lainnya yang
dapat dipengaruhi.
Dalam pengertian ini, kepada karyawan dituntut
kesungguhan upaya untuk menghindar dari
tindakan yang dapat menimbulkan/mendatangkan
kecelakaan kerja

☺ Bekerja sama dengan pemberi kerja perihal tata


cara kesehatan dan keselamatan
BAB X
Kewajiban Pengurus
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :

a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua


syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja;

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan

kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja;

c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan


pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi
setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja.
BAB VIII
Kewajiban dan Hak Kerja
Pasal 12

Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja
untuk:

a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan;
d. Meminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.
PENATAAN KANTOR

Kantor dapat dirancang dengan 3 pola yaitu :


◙ POLA KANTOR TRADISIONAL
adalah rancangan kantor biasa yang konvensional dengan
ruangan, pintu dan jendela

◘ Keuntungan
- Aman
- Pribadi
- Memungkinkan konsentrasi yang lebih baik

◘ Kerugian
- Digunakan untuk menjadi simbol status
- Mahal untuk dibuat dan disewa
- Perlu memasang alat pengaman
Lanjutan :
◙ POLA KANTOR TERBUKA
adalah kantor yang dipartisi, dipisahkan oleh ruang atau
mebel seperti rak buku atau lemari kabinet
◘ Keuntungan
- Staf/karyawan dapat saling melihat dan berkomunikasi
- Dapat berbagi peralatan
- Dekorasi yang lebih murah
- Penggunaan ruang yang lebih efektif
- Fleksibelitas dalam mengatur ulang tata ruang kantor
◘ Kerugian
- Gangguan suara/ berisik
- Materi rahasia kurang aman
- Barang pribadi kurang aman privasi tidak ada
◙ KANTOR LANDSCAPE
adalah kantor yang didekorasi dengan tanaman, pancuran
kecil, kolam ikan, untuk menciptakan nuansa alam yang
segar yang mengelilingi lingkungan kerja
◘ Keuntungan
- Nyaman
- Lingkungan yang santai untuk bekerja
- Mengurangi suara ribut
- Meningkatkan produktifitas
◘ Kerugian
- Mahal untuk dibuat dan dipelihara
- Memerlukan rancangan interior khusus
POLA TRADISIONAL lebih memberi privasi dibanding pola lain,
o ada pintu yang bisa ditutup
o masalah rahasia dapat didiskusikan tanpa khawatir
didengar oleh orang lain

Posisi seperti : manajer sumber daya manusia,


manajer keuangan dan posisi lain yang perlu privasi,
menggunakan POLA TRADISIONAL

Posisi yang memerlukan kerjasama & peralatan bersama,


menggunakan POLA KANTOR TERBUKA
BAB III
Syarat-syarat Keselamatan Kerja
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian
lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,

uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses Kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyeseuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
(2) Dengan peraturan perundangan dapat dirobah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di
kemudian hari.
◘ Penerangan
● menghindari kelelahan mata dan sakit kepala.
● jenis lampu dipilih sesuai sifat pekerjaan

◘ Kehangatan
temperatur harus nyaman dan dapat disesuaikan dengan suhu luar

◘ Ventilasi
ventilasi yang memadai untuk sirkulasi udara yang lebih baik

◘ Kenyamanan
kenyamanan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi

◘ Kesejahteraan

Anda mungkin juga menyukai